Network
PORTALPEKALONGAN.COM - Apakah Anda pernah merasakan sakit kepala atau migrain yang lebih sering muncul saat hujan turun? Jika ya, Anda tidak sendiri.
Fenomena ini tidak jarang terjadi dan memiliki dasar ilmiah yang cukup kuat untuk dijelaskan. Istilah yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara cuaca, khususnya hujan, dengan munculnya migrain atau sakit kepala adalah "barometric pressure".
Dilansir Portalpekalongan.com dari akun media sosial Instagram @duniakesehatan.co.id., Barometric pressure, atau tekanan atmosfer, merujuk pada tekanan udara yang dipersepsikan oleh tubuh.
Baca Juga: Masih Suka Pakai Sepatu yang Sempit? Waspada, Bisa Sebabkan Mata Ikan, Lho!
Ketika hujan turun, terjadi perubahan pada tekanan udara di sekitar kita. Hal ini dapat memengaruhi tekanan udara di dalam dan di luar rongga sinus, yang pada gilirannya dapat memicu rasa nyeri atau migrain.
Fenomena serupa juga terjadi saat kita naik pesawat. Saat pesawat lepas landas atau mendarat, perubahan tekanan udara dapat memengaruhi keseimbangan tekanan di telinga dan sinus. Akibatnya, beberapa orang mungkin mengalami ketidaknyamanan seperti nyeri di telinga dan sakit kepala.
Bagi sebagian orang, sensitivitas terhadap perubahan tekanan atmosfer ini lebih tinggi, yang membuat mereka rentan terhadap migrain atau sakit kepala saat hujan turun. Hal ini bisa menjadi masalah yang cukup mengganggu, terutama jika terjadi secara rutin.
Baca Juga: Sindrom Kepala Meledak: Gangguan Tidur yang Menakutkan, Apa Itu?
Namun, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi dampak negatif dari perubahan tekanan atmosfer saat hujan:
