Panas! Korut dan Korsel Saling Lepas Tembakan Peringatan, Sejarahnya Dimulai dari Perang Dingin

25 Oktober 2022, 20:41 WIB
Korut dan Korsel memanas, saling melepas tembakan peringatan /KCNA via Reuters/

 

PORTAL PEKALONGAN - Perang antara Korea Utara dan Korea Selatan (Korut vs Korsel) kembali memanas.

Kedua belah pihak, Korut dan Korsel, saling melepaskan tembakan peringatan.

Ini sejarah mengapa Korea terbagi dua menjadi Korea Selatan dan Korea Utara.

Awal tahun 1947 adalah dimulainya Perang Dingin antara Blok Barat (AS dan sekutunya) dan Blok Timur (Uni Soviet dan sekutunya).

Baca Juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP MTs Halaman 88 Kurikulum Merdeka:Membuat Sorbet Buah

Nah, Perang Korea adalah konflik fisik bersenjata pertama di masa Perang Dingin dari tahun 1947 hingga 1991.

Jadi, setelah Perang Dunia II (1939-1945) terjadilah Perang Dingin antara Blok Barat dan Blok Timur.

Tanggal 25 Juni 1950, sekitar 75.000 orang Tentara Rakyat Korea Utara (Korut) yang berideologi komunis menyerang Korea Selatan (Korsel).

Baca Juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP MTs Halaman 84 Kurikulum Merdeka:Kalimat Ajakan, Kalimat Larangan

Tentara Korea Utara didukung Uni Soviet dan negara-negara Blok Timur yang berambisi menyebarkan ideologi komunisme ke banyak negara di dunia.

Amerika Serikat (AS) kemudian mendapatkan resolusi dari Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk membantu Korsel menghadapi agresi militer Korut.

Sebanyak 75.000 pasukan Korut didukung Uni Sovyet dan sekutunya berhasil dipukul mundur oleh pasukan Angkatan Darat, Laut dan Udara Amerika Serikat atau AS.

Pasukan Korut dipukul mundur hingga perbatasan Korut - China.

Melihat situasi tersebut, pemimpin China (Negeri Tirai Bambu) pun merespons dengan mengirim ratusan ribu tentara mendukung Korut.

Kondisi itu berlangsung November - Desember 1951.

Perang kemudian melambat alias secara sporadis, namun kondisi itu berlangsung terus menerus.

Baca Juga: WhatsApp Down, Ini Penyebabnya...

 

Saat itu juga dibentuk komite perwakilan negara-negara netral yang bertemu untuk memutuskan nasib ribuan tawanan perang di kedua pihak.

Keputusan itu memberikan kebebasan kepada masing-masing tawanan untuk menjadi warga di mana dia sedang ditahan atau kembali ke negara asalnya dulu.

Perbatasan baru antara Korut dan Korsel pun ditetapkan, yang membuat wilayah Korsel bertambah, serta memutuskan demiliterisasi wilayah perbatasan dan sekitarnya.

Baca Juga: Saksi Sebut Ada Orang Ketiga hingga Bisnis Gelap, Sidang Lanjutan Pembunuhan Brigadir J

Sekitar 40.000 pasukan AS mati karena perang Korea.

Jutaan pasukan dari Korut dan Korsel serta China juga tewas.

Terbaru, Korut dan Korsel terlihat saling melepaskan tembakan peringatan sehingga ketegangan kedua negara makin memanas.

Pada Senin 24 Oktober 2022, Korut melepaskan tembakan 10 proyektil artileri di pantai barat wilayahnya sebagai peringatan untuk Korsel.

Baca Juga: WhatsApp Down Total, Pengguna Beralih ke Telegram

Dilansir Portalpekalongan.com dari Antaranews.com bersumber dari kantor berita resmi Korut, KCNA, tembakan itu disebut sebagai tanggapan atas tembakan peringatan yang dilakukan Korsel terhadap sebuah kapal Korut yang melintasi perbatasan maritim Korut-Korsel.

Diketahui, Korut menembakkan 10 proyektil peluncur roket ganda sekitar pukul 05.15 waktu setempat setelah militer Korsel mengeluarkan tembakan peringatan pada sekitar pukul 03.50.

Menurut juru bicara Staf Umum Tentara Rakyat Korut, tembakan itu disebut sebagai bagian dari patroli mengamankan wilayah negaranya.

Baca Juga: Perempuan Bercadar Diduga Todong Paspampres, Begini Kronologi dan Jenis Senjata Api yang Dibawa

Sementara itu, Kepala Staf Gabungan Korut mengatakan pihaknya telah mendorong keluar sebuah kapal dagang yang melintasi Garis Batas Utara (NLL), yang secara de facto merupakan pembatas maritim kedua Korea.

"Staf Umum Tentara Rakyat Korea... diperintahkan untuk melepaskan 10 tembakan dari beberapa peluncur roket ganda untuk dengan tegas mendorong kapal musuh," kata juru bicara Korut seperti dikutip KCNA.***

Editor: Ali A

Sumber: AntaraNews

Tags

Terkini

Terpopuler