Gempa 6,8 Skala Richter di Maroko, Korban Tewas Bertambah Jadi 2.122 Orang, Korban Luka 2.122 Orang

11 September 2023, 05:35 WIB
Tim darurat bantuan bekerja mengevakuasi para korban selamat maupun meninggal setelah gempa berkekuatan 6,8 Skala Richter mengguncang Amizmiz, Maroko. /REUTERS/Nacho Doce/

 

PORTAL PEKALONGAN - Gempa paling mematikan berkekuatan 6,8 skala Richter di Maroko yang terjadi pada Jumat 8 September 2023 malam, jumlah korban tewas terus bertambah.

Hingga Minggu 10 September 2023, dilaporkan korban tewas mencapai 2.122 orang orang lebih. Bahkan kemungkinan akan terus bertambah karena masih ada 2.421 orang korban terluka yang masih menjalani perawatan di rumah sakit.

Banyak orang korban selamat menghabiskan malam ketiga di tempat terbuka setelah gempa terjadi pada Jumat malam. Mereka berjuang untuk mendapatkan makanan, air, dan tempat berlindung.

Baca Juga: Asyik! Bank Indonesia Buka Lowongan Kerja, Simak Syarat, Cara Melamar dan Jadwal Pendaftarannya

Sementara itu, tim darurat bantuan terus bekerja melakukan pencarian orang hilang berlanjut di desa-desa terpencil. Mereka menghadapi tantangan untuk menjangkau desa-desa yang terkena dampak paling parah di High Atlas, sebuah wilayah pegunungan terjal yang pemukimannya seringkali terpencil dan banyak rumah yang hancur.

TV pemerintah pada Minggu 10 September 2023 melaporkan jumlah korban tewas meningkat menjadi 2.122 orang dan 2.421 orang terluka. Pemerintah Maroko mengatakan menerima tawaran bantuan dari negara lain dan akan berupaya mengoordinasikannya jika diperlukan.

Gempa paling dahsyat sejak lebih dari enam dekade terakhir itu juga menghancurkan sejumlah warisan budaya Maroko, di antaranya menghancurkan sebuah masjid bersejarah penting pada abad ke-12 . Gempa itu juga merusak sebagian kota tua Marrakesh, yang merupakan situs Warisan Dunia UNESCO.

Di Moulay Brahim, sebuah desa 40 km (25 mil) selatan Marrakesh, warga menggambarkan bagaimana mereka menggali mayat dari reruntuhan menggunakan tangan kosong. Di lereng bukit yang menghadap ke desa, warga menguburkan seorang perempuan berusia 45 tahun yang meninggal bersama putranya yang berusia 18 tahun, seorang perempuan menangis tersedu-sedu saat jenazah diturunkan ke dalam kuburan.

Baca Juga: 410 Peserta Akan Ikuti Jambore Bhakti Guru Banjarnegara 2023 di Kompleks Monumen Dr Sulistiyo

Saat ia mengambil barang-barang dari rumahnya yang rusak, Hussein Adnaie mengatakan ia yakin masih ada orang-orang yang terkubur di reruntuhan di dekatnya.

“Mereka tidak mendapatkan pertolongan yang mereka perlukan sehingga mereka meninggal. Saya menyelamatkan anak-anak saya dan saya berusaha mendapatkan selimut untuk mereka dan pakaian apa pun yang bisa mereka pakai dari rumah,” kata Adnaie, dilansir Portalpekalongan.com dari Reuters, Senin 8 September 2023.

Yassin Noumghar, 36, mengeluhkan kekurangan air, makanan dan listrik, dan mengatakan sejauh ini dia hanya menerima sedikit bantuan pemerintah.

“Kami kehilangan segalanya, kami kehilangan seluruh rumah. Kami hanya ingin pemerintah membantu kami," harap Noumghar.

Kemudian, karung-karung makanan diturunkan dari sebuah truk yang menurut pejabat setempat Mouhamad al-Hayyan diorganisir oleh pemerintah dan organisasi masyarakat sipil.

Baca Juga: Ini 5 Doa untuk Kedua Orang Tua, Catat Waktu Mustajab Berdoa

Dengan banyaknya rumah yang dibangun dari batu bata lumpur dan kayu atau semen dan balok angin, struktur bangunan mudah runtuh. Ini adalah gempa bumi paling mematikan di Maroko sejak tahun 1960 ketika gempa tersebut diperkirakan menewaskan sedikitnya 12.000 orang.***

Editor: Ali A

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler