Pembangunan MAJT Magelang, Istajib: Harus Ada Perbedaan Nama dengan MAJT Semarang

- 1 Februari 2023, 12:49 WIB
Drs H Istajib AS
Drs H Istajib AS /Dok MAJT Semarang/

Baca Juga: Dua Sesepuh Yanbu’ul Qur’an Kudus Restui Pendirian Pesantren Tahfidz Al-Quran MAJT-Baznas

Sepengetahuan saya, lanjut Istajib penamaan masjid agung itu untuk masjid level kabupatan dan kota. Maka Isttajib usul agar yang sedang dibangun di Kabupaten Magelang dapat dinamakan Masjid Raya Baiturrahman 2 Magelang, mengingat saat ini sudah ada Masjid Raya Baiturrahman, di Kawasan Simpanglima, Semarang. Kenapa layak disebut masjid raya, kata Istajib, karena yang membangun Pemprov Jawa Tengah bekerja sama dengan Pemkab Magelang, sehingga layak disebut masjid provinsi.

Bila misi membangun MAJT oleh Pemprov Jawa Tengah akan terus dilaksanakan di seluruh kabupaten dan kota, maka selanjutnya tinggal menamai Masjid Raya Baiturrahman 3, 4 dan seterusnya. Namun bila Gubernur lebih menyukai nama MAJT, maka tinggal mengurutkan MAJT 1 Semarang, MAJT 2 Magelang dan seterusnya.

”Saya kira dengan pola ini akan lebih tertib dan tidak membingungkan masyarakat. Apalagi reputasi MAJT di Semarang, kini sudah menginternasional, kerap mendapatkan kunjungan dari wisatawan nusantara hingga mancanegara, antara lain dari Eropa, Timur Tengah, Asia dan lainnya. Jangan sampai mereka salah sasaran karena nama sama,” tegas Istajib.

Diketahui, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo telah melakukan ground breaking pembangunan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) di Kabupaten Magelang, Selasa 31 Januari 2023. Ditarget rampung pada akhir tahun, masjid ini tidak hanya megah, juga mengambil unsur tradisional, selaras dengan pengembangan wisata superprioritas Borobudur.

Baca Juga: PP MAJT Segera Berangkatkan 2 Imam Sholat ke Amsterdam Belanda

Ganjar mengatakan, pembangunan MAJT di Magelang sebagai simbol kerukunan antarumat beragama. Ia berharap, dengan adanya MAJT di Magelang, ikut menarik wisata religi yang bermuara pada peningkatan perekonomian warga.

“Sehingga, nanti ketika wisatawan datang ke sini, mau salat, ada masjid yang bagus, umat Budha bisa beribadah di Borobudur, yang Konghucu bisa ibadah di Kelenteng Muntilan. Sehingga orang akan guyub rukun di sini,” paparnya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya (DPU BMCK) Jateng Hanung Triyono mengatakan, MAJT Jateng berdiri pada lahan seluas lebih kurang 4,9 hektare. Untuk pembangunan masjid tersebut, dianggarkan sekitar Rp118 miliar.

Baca Juga: Relokasi Pasar MAJT, Harus Diselesaikan dengan Duduk Berdamai

Halaman:

Editor: Arbian T


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah