Sebagai pendaki, sekaligus pecinta alam, sebaiknya memiliki sudut pandang bahwa pendaki adalah tamu ke alam. Babi memang habitatnya sudah di sana. Jadi pendaki, sebagai pendatanglah yang menyesuaikan dengan budaya hutan.
Baca Juga: Dukung Hari Lada Internasional, Karantina Semarang Dorong Ekspor Lada Asal Jateng
Bertandang ke alam memang berbeda dengan mengunjungi tempat wisata pada umumnya. Jika di tempat wisata tidak ada penekanan peraturan, ini berbeda saat mendaki gunung. Petugas basecamp Patakbanteng pasti selalu menanyakan tentang tisu basah. Tisu basah salah satu bahan sukar terurai di alam.
Apabila merasa resah terhadap keberadaan babi di gunung Prau, sebaiknya dipertimbangkan lagi untuk wisata ke alam. Pertimbangkan juga posisi sebagai pendaki dan pecinta alam. Namun bila bertemu babi menjadi sebuah keseruan dan petualangan, silahkan naik. Tetaplah waspada karena terkadang alam tidak bisa diduga. ***