Jaga Kemabruran Waspadai Kebangkrutan, Prof Ahmad Rofiq: Ini Indikator Mabrur dan Tidak Berpredikat Muflis

25 Juli 2022, 13:12 WIB
Prof Ahmad Rofiq : Bagaimana menjaga kemabrurar dan tidak berpredikat muflih, ini ... /Dwi Widiyastuti/


      
PORTAL PEKALONGAN - Sebanyak 110.000 jamaah haji Indonesia 2022, kloter 1 sudah tiba di Tanah Air 15 Juli 2022.

Meskipun secara fisik boleh jadi mereka "sangat lelah", akan tetapi hati para jamaah haji berbunga-bunga berbalur kebahagiaan membawa spirit kemabruran ibadah haji.

Setiap haji mengharapkan, pelaksanaan ibadah hajinya mabrur, karena tidak ada balasan bagi haji mabrur, kecuali surga (Riwayat Al-Bukhari dan Muslim).

Baca Juga: Kasus Penembakan Istri TNI di Semarang, Motif Perselingkuhan, Suami Korban Punya Pacar

Bagaimana indikator kemabruran ibadah hajinya?

Berikut ini pernyataan Ketua Pengurus Wilayah Dewan Masjid Indonesia Prof Ahmad Rofiq.

Rasulullah saw bersabda: "Menebar keselamatan (kedamaian, ketenteraman, kesentausaan) dan baik tutur kata atau kalimatnya".

Dalam riwayat lain, Rasulullah saw menjelaskan tanda-tanda kemabruran ibadah haji: "Wahai manusia, tebarkanlah keselamatan (kesejahteraan, kedamaian, ketenteraman, kesentausaan), berilah makan (orang yang membutuhkan), sambunglah kasih sayang (silaturrahim), dan shalatlah kamu sekalian di saat manusia (kebanyakan) sedang tidur (nyenyak)" (Riwayat Ahmad).

"Haji merupakan amaliah yang bermakna wujud kasih sayang Allah kepada hamba-hamba-Nya, karena tidak mampu menghindari perbuatan dosa," kata Prof Ahmad Rofiq.

Baca Juga: Simak Kunci Jawaban Kurikulum Merdeka PAI untuk SD Kelas 1 Halaman 13 Al Quran

Rasulullah saw bersabda; "Setiap anak cucu Nabi Adam as adalah sering melakukan kekeliruan, dan sebaik-baik orang yang sering melakukan kesalahan, adalah mereka yang bertaubat" (Riwayat At-Tirmidzi dan Ahmad).

Pada saat wuquflah Allah mengampuni dosa-dosa mereka.

Dari ‘Aisyah ra, Rasulullah saw bersabda: "Tiada hari yang Allah lebih banyak membebaskan hamba-hamba-Nya dari api neraka (melebihi) hari Arafah" (Riwayat Muslim). 

Seseorang yang dibersihkan dari semua dosanya, maka ia kembali pada potensi baik atau positifnya, atau fitrah.

Ibnu Sina menyebutkan, orang yang berada dalam keadaan fitrah, maka ia hanya hanya mengangankan, merindukan, dan bertekad bertututr kta atau berbuat yang baik, benar, dan indah.

"Itulah sesungguhnya karunia terbesar yang diberikan oleh Allah kepada manusia sebagai hamba-Nya yang sejak dari diciptakan-Nya di muka bumi tujuannya hanya untuk beribadah kepada-Nya."

Rasulullah saw menggambarkan seseorang yang kualitas keberagamaannya baik adalah mereka yang keberadaannya menjadikan kenyamanan dan ketenteraman bagi orang lain, baik dari tutur kata lisannya -- baca tulisannya termasuk di media sosial – dan tangan (kekuasaan)-nya (Riwayat Al-Bukhari dan Muslim).

Baca Juga: Iwan Fals Bongkar Kisah Lampau Dengan Kamruddin Simanjuntak, Pengacara Brigadir J: Ini yang Nuduh Istri Saya

"Dengan kata lain, orang yang tutur katanya cenderung emosional, membuat orang lain, tersinggung, marah, dan atau bahkan merasa menjadi kurban fitnah, maka itu pertanda keberagamaannya tidak atau belum berkualitas," ujarnya.

Demikian juga orang yang pada saat berkuasa, di organisasi apapun, ia justru tampil menjadi diktator, sewenang-wenang, dan menimbulkan kegaduhan dan ketidaknyamanan orang banyak, adalah pertanda kualitas keberagamaannya belum baik, dan perlu mendapatkan perhatian.

"Guna menjaga dan melestarikan kemabruran ibadha haji, tentu selain harus menebar kedamaian, meningkatkan kedermawanan, memperkuat persaudaraan (silaturrahim), dan melestarikan shalat malam, juga harus mewaspadai berbagai macam perbuatan yang bisa berakibat kebangkrutan (muflis)," jelasnya.

Abu Hurairah ra meriwayatkan, bahwa Rasulullah saw bertanya: "Tahukah kalian, siapa orang yang bangkrut itu?"

Baca Juga: Simak Kunci Jawaban Kurikulum Merdeka Agama dan Budi Pekerti untuk SD Kelas 1 Halaman 12 Surat Al Fatihah

Para Sahabat menjawab: "Orang yang bangkrut di antara kami adalah orang yang tidak memiliki uang dan harta kekayaan".

Beliau bersabda: "Sesungguhnya umatku yang bangkrut adalah orang yang pada hari kiamat dating dengan shalat, puasa, dan zakat, tetapi ia selalu mencaci maki, menuduh, dan makan harta orang lain serta ,e,nunuh dan menyakiti orang lain. Setelah itu pahalanya diambil untuk diberikan kepada setiap orang dari mereka hingga pahalanya habis, sementara tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi. Selanjutnya Sebagian dosa dari setiap orang dari mereka diambil untuk dibebankan kepada orang tersebut, hingga akhirnya ia dilemparkan ke neraka" (Riwayat Muslim, 4678, At-Tirmidzi, 2342).

"Meskipun dalam teks hadits kata-kata haji tidak disebutkan, namun pada hakikatnya, semua pahala ibadah akan tegerus habis, dan bahkan mendapat tambahan beban dari dosa orang lain, apabila seseorang tidak bisa mengendalikan diri, untuk melakukan ghibah, tajassus, fitnah, dan menebar kejelekan orang lain, apalagi jika orang lain tersebut, tidak melakukannya. Na’udzu biLlah."

Baca Juga: Simak Kunci Jawaban Kurikulum Merdeka Agama dan Budi Pekerti untuk SD Kelas 1 Halaman 5 Al Quran

Selamat kembali ke Tanah Air, laksana bayi yang baru saja dilahirkan dari rahim ibu, saudaralu para jamaah Haji 2022, semoga mendapatkan haji mabrur, mampu menjaganya, dan sekaligus mewaspadai jangan sampai kita terjebak dalam kebangkrutan.

Karena kita melakukan berbagai kesalahan pada saudara kita dan bahkan mengulangi perbuatan dosa-dosa vertical dan sosial lainnya.

"Di sinilah relevansi pesan Rasulullah saw, bahwa sebaik-baik manusia adalah manusia yang paling memberi manfaat kepada orang lain."

Dalam riwayat yang lain, Rasulullah saw berpesan: "Sebaik-baik manusia adalah orang yang panjang usianya dan baik amal perbuatannya, dan seburuk-buruk manusia adalah orang yang panjang usianya dan buruk amal perbuatannya".

Baca Juga: Simak Kunci Jawaban Kurikulum Merdeka Bahasa Indonesia untuk SD Kelas 1 Halaman 14 Suara Binatang

Kepada saudara kita yang sedang mendapat amanat menjadi pejabat, kita doakan bisa menjaganya dengan baik dan adil, tidak memanfaatkan kekuasaannya untuk berbuat sewenang-wenang, apalagi cenderung menggunakan cara-cara kekerasan, hanya demi mempertahankan kekuasaannya semata.

Kekuatan moral jauh lebih dahsyat dari pada kekuatan senjata apapun.

Mari kita jaga katakteristik bangsa kita yang santun, bertutur kata yang baik, yang oleh petuah leluhur kita dinyatakan, "menang tanpo ngasorake, ngluruk tanpo bolo" atau "menang tanpa merendahkan dan bernyerang tanpa bala tentara".

Kualitas dan kesempurnaan manusia adalah karena akhlak mulianya, yakni melalui tutur kata yang menyejukkan dan kekuasaannya  dari amal sosialnya. Semoga.

Baca Juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 1 SD MI Kurikulum Merdeka Halaman 22,23 : Kata Baruku
    
Allah a’lam bi sh-shawab. Kiswah Hotel, Mekah, 25/7/2022.
   
Prof Dr H Ahmad Rofiq MA adalah Ketua PW Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Jawa Tengah, Direktur LPPOM-MUI Jawa Tengah, Guru Besar Pascasarjana UIN Walisongo Semarang, Koordinator Wilayah Indonesia Tengah MES Pusat, Ketua DPS Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang, Ketua II YPKPI Masjid Raya Baiturrahman Semarang, dan Ketua Rombongan 1 Kloter 16/SOC Kota Semarang.***

Editor: Ali A

Sumber: Prof Ahmad Rofiq

Tags

Terkini

Terpopuler