5 Alasan Kaum Quraisy Tolak Ajaran Nabi Muhammad Saw di Mekah

24 November 2022, 11:00 WIB
Ilustrasi kabah. Temukan Arah Kiblat Online Tanpa Unduh Aplikasi Menggunakan QiblaFinder With Google untuk Tentukan Arah Kiblat /Pixabay.com/@Konevi

 

PORTAL PEKALONGAN - Kisah dakwah Nabi Muhammad Saw di Mekah sudah menjadi santapan wajib bagi siswa di bangku sekolah.

Perjalanan nabi terakhir itu penuh suka duka dalam berdakwah di kota kelahiran.

Kaum kafir Quraisy, yang merupakan penduduk asli Kota Mekah, menolak ajakan Nabi Muhammad Saw untuk masuk Islam.

Penolakan itu direfleksikan dengan berbagai bentuk, mulai dari cara-cara verbal hingga yang brutal, seperti percobaan pembunuhan.

Baca Juga: LUAR BIASA! Anak 5 Tahun Ditemukan Masih Hidup, Tiga Hari Tertimbun Reruntuhan Gempa

Padahal, Nabi Muhammad Saw sendiri berkebangsaan Quraisy.

Namun, penolakan demi penolakan terus dirasakan nabi dalam mengemban misi mulia dari Allah Swt.

Sebenarnya, apa penyebab kerasnya kaum Quraisy dalam menolak dakwah Nabi Muhammad Saw?

Bukankah Nabi Muhammad dikenal sebagai orang paling jujur di antara mereka?

Mengapa kaum Quraisy tetap menolak ajaran Islam?

Ahmad Syalabi, sebagaimana yang dikutip Portal Pekalongan dari buku Sejarah Peradaban Islam karangan Dr. Badri Yatim, MA, mengatakan setidaknya ada lima alasan orang-orang kafir Quraisy itu menolak dakwah nabi, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Kaum Kafir Quraisy tidak dapat membedakan antara kenabian dan kekuasaan

Alasan pertama mengatakan bahwa kaum Quraisy itu tidak bisa membedakan maksud dari Nabi Muhammad yang mengajarkan Islam.

Mereka berdalih bahwa anak Sayyid Abdullah itu akan merebut kekuasaan dengan menghimpun masa melalui ajaran-ajaran Islam.

Di masa awal dakwah, gerakan yang dibangun nabi tidak ditanggapi.

Namun begitu melihat perkembangan jumlah pengikut yang semakin ramai, ada kekhawatiran dari pemimpin-pemimpin berbagai kabilah.

Baca Juga: Contoh Soal Penilaian Akhir Semester PAS IPA Biologi Kelas 9 SMP MTs Lengkap Terbaru Part 1 dan Kunci Jawaban

Mereka mengira akan ada kudeta dan perebutan kekuasaan di Mekah.

Maklum saja, situasi politik disana pada masanya tidak stabil. Siapa saja yang punya kekuatan bisa mengambil alih kekuasaan.

Kalau sudah kekuasaan diraih, akan berdampak panjang pada aspek ekonomi, khususnya jalur perdagangan dan penjaga Kakbah.

Itu yang dikhawatirkan dan dicegah oleh pimpinan kaum Quraisy.

2. Agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad Saw mengajarkan tentang kesetaraan hak antara kaum bangsawan dan hamba sahaya

Dalam perjalanan dakwah, ada saja orang yang sekadar bertanya perihal Islam.

Hal itu bisa menjadi perantara luasnya penyebaran Islam di wilayah Arab.

Di masa awal, Islam didominasi oleh kaum terjajah.

Baca Juga: Rubicon dan Land Cruiser Adu Mulut Vs Petugas, Ini Pintu Masuk ke Bromo dan Catat Waktu Berkunjung yang Tepat!

Para budak, hamba sahaya dan orang-orang lemah lebih mudah masuk ajaran Islam.

Penyebabnya karena ajaran Islam memuliakan mereka, dan berkomitmen untuk menghilangkan strata sosial yang sudah mendarah daging di kalangan Bangsa Arab.

Melihat tujuan Islam ini, tentu saja membuat pimpinan Quraisy berang.

Mereka akan mati-matian menolak dakwah Nabi Muhammad saw karena output-nya kelak akan melahirkan generasi yang tidak membeda-bedakan ras dan antargolongan.

Di masa depan, pikir mereka, ketika ajaran ini telah mendunia, tidak akan ada lagi perbudakan.

Kaum bangsawan dan hamba sahaya akan memiliki hak setara.

Padahal dalam tradisi Arab Jahiliyah, status sosial sangat dijaga.

Baca Juga: BNPB Update Korban Gempa Cianjur, 271 Orang Meninggal Dunia dan 2.043 Orang Luka-Luka

Mereka tidak akan sudi jika harus makan bersama orang-orang miskin, atau berinteraksi dengan golongan fakir.

Sedangkan Islam mengajarkan kesamaan hak, tidak ada yang berbeda selain iman dan amal.

3. Para pemimpin Quraisy menolak ajaran kebangkitan dan pembalasan hari akhirat

Ajaran Islam bagi kaum Quraisy adalah sesuatu yang tabu dan baru.

Mereka tidak diajarkan oleh tetua sebelumnya mengenai hari pembalasan.

Tidak ada surga dan neraka, sehingga kehidupan mereka sangat keras dan penuh perjuangan.

Bagi mereka yang kaya, tentu saja kehidupan itu harus dimaksimalkan dengan foya-foya. Kapan lagi, hidup hanya sekali. Nikmati saja.

Sementara bagi mereka yang susah, kehidupan bagai neraka, walau mereka belum mengenal istilah itu. Penindasan dan perbudakan merajalela.

Tidak ada kebebasan yang ditawarkan oleh dunia.

Baca Juga: Contoh Soal Penilaian Akhir Semester PAS IPA Kelas 9 SMP MTs Lengkap Terbaru Part 2 dan Kunci Jawaban

Ketika Islam datang dengan ajaran yang membawa perdamaian dan janji kehidupan yang kekal di akhirat, mereka menolaknya.

Hal tersebut tidak sesuai dengan pemahaman kaum Quraisy terhadap dunia.

Dalam pandangan Islam, dunia adalah tempat berladang.

Siapa yang hendak menuai kebaikan, maka kebaikan itulah yang harus ditanam.

Berlaku pula sebaliknya.

Kerasnya hati dan kebiasaan yang salah menjadikan ajaran Islam ditolak.

Kaum Quraisy lebih memilih hidup yang mereka jalani sebelumnya tanpa harus memikirkan hari kebangkitan, pembalasan ataupun surga dan neraka.

Baca Juga: Contoh Soal Penilaian Akhir Semester PAS IPA Kelas 9 SMP MTs Lengkap Terbaru Part 3 dan Kunci Jawaban

4. Menganut ajaran nenek moyang

Ajaran nenek moyang sudah melekat dan diwariskan secara turun-temurun.

Kaum Quraisy biasa meminta perlindungan, atau mengundi nasib mereka kepada berhala, yakni patung yang dipahat dan disembah.

Islam tidak mengajarkan manusia untuk meminta dan berharap kepada patung. Selain Allah, tidak ada yang mampu memberikan perlindungan atau nasib yang baik.

Namun, kecintaan kaum Quraisy terhadap ajaran nenek moyang ini membuat ajaran yang mulia terlihat seperti buih di pantai. Tidak ada apa-apanya. Hanya sekadar berlari-lari di tepian, kemudian pergi dan menghilang.

Baca Juga: Peduli Korban Gempa Cianjur, Ketua Parlemen Turki Sampaikan Akan Kirim Bantuan Kemanusiaan

Kaum Quraisy telah taklid buta dengan meyakini ajaran nenek moyang tanpa ada langkah validasi terlebih dahulu.

Sebab, sebuah ajaran yang benar dapat dibuktikan baik secara iman maupun perspektif logika.

Sementara ajaran nenek moyang yang mereka anut jauh panggang daripada api.

5. Penghalang rezeki bagi pemahat dan penjual patung

Puncak dari penolakan kaum Quraisy tidak jauh dari soal ekonomi.

Baca Juga: Jadwal Acara RCTI Kamis 24 November 2022, Saksikan Kompleks Pengabdi Istri Hingga Cinta Alesha

Siapa yang tidak marah jika urusan dapur seseorang itu diintervensi atau bahkan dimatikan.

Ajaran Islam yang berkiblat pada ketauhidan serta menolak menyembah patung sangat mengganggu nilai jual patung.

Para pemahat dan penjual patung akan mengalami penurunan omset, jika Islamisasi telah sempurna di wilayah Arab.

Masyarakat tidak akan membeli patung lagi karena Tuhan mereka bukan berhala yang disembah, melainkan Allah Swt.

Kaum kafir Quraisy tentu menolak habis-habisan agar usaha mereka tetap berjalan, ajaran nenek moyang juga dapat diwariskan serta menjaga tradisi perbudakan yang telah berlangsung lama.

Baca Juga: Jadwal Acara NET TV Kamis 24 November 2022, Saksikan Shinbi's House Hingga Biar Viral

Demikian 5 alasan kaum kafir Quraisy menolak ajaran Nabi Muhammad Saw di Mekah.

Sekuat apapun kebatilan itu dipertahankan, pada akhirnya akan hancur juga.***

Editor: Ali A

Sumber: Sejarah Peradaban Islam

Tags

Terkini

Terpopuler