Ini Terbalik, Bagaimana jika Orang Tua yang Durhaka? Simak Kata Ustadz Abdul Somad

27 November 2022, 09:57 WIB
Tiba-tiba Para Ulama Sepakat Boikot Ustadz Abdul Somad alias UAS untuk Ceramah, Faktanya Bikin Ngelus Dada /Tangkapan layar Youtube Pilar Istana/

 

PORTAL PEKALONGAN - Jangan durhaka kepada orang tua.

Jangan durhaka kepada ayah ibumu.

Jangan Durhaka kepada Ibumu

Jangan durhaka kepada ibumu, sebab dia yang mengandungmu selama 9 bulan 10 hari.

Baca Juga: Orang Tua Durhaka, UAS: Ada 3 Hak Anak

Jangan durhaka dengan ibumu, sebab dia berani bertaruh nyawa agar kamu bisa lahir di dunia ini.

Jangan durhaka dengan ibumu, sebab, sejak kamu dilahirkan di dunia, dialah yang menyusuimu sampai dua tahun lamanya.

Jangan durhaka kepada ibumu, karena dialah madarasotul ula, pendidikan pertama bagimu mengenal hidup dan kehidupan di dunia ini.

Jangan durhaka kepada ayah kandungmu, sebab dia yang menjadi asbab dari kelahiranmu di dunia ini.

Baca Juga: Gus Baha: Saling Mengenal untuk Menasihati Bukan Menghakimi

Jangan Durhaka kepada Ayahmu

Jangan durhaka kepada ayahmu, sebab tetesan keringat dan kerja kerasnyalah sehingga ibumu bisa makan sehingga bisa menyusui kamu.

Jangan durhakan kepada ayahmu, sebab dia yang menjagamu dari kejahatan apapun di dunia ini yang bisa mengancam nyawamu.

Jangan durhaka kepada ayahmu, sebab dialah yang memberi kenyamanan hidupmu selama di dalam dan di luar rumah serta yang membiayaimu untuk bisa sekolah mencari ilmu dunia dan akhirat.

Baca Juga: Jika Saudara Kandung Murtad, UAS: Lakukan Tiga Hal Ini

Nah, persoalannya bagaimana jika yang durhaka itu justru orang tua kita, lalu bagaimana kita harus bersikap?

Istilah anak durhaka kepada orang tua sudah lumrah didengar oleh masyarakat, yakni seorang anak yang bersikap tidak baik atau kurang ajar kepada orang tuanya, ayah ibunya.

Tetapi, bagaimana jika ada orang tua yang durhaka?

Namanya manusia pasti punya kekurangan dan kelebihan.

Orang tua pun demikian, tidak selamanya mereka benar.

Baca Juga: Gus Baha: Jangan Pernah Mengabaikan Hal Kecil!

Selagi orang tua meminta kepada anaknya sesuatu yang tidak bertentangan dengan nilai agama, tentu hal tersebut wajib dipatuhi oleh anak-anaknya.

Dan itu pun berlaku untuk sebaliknya.

Istilah orang tua durhaka sebenarnya menjadi refleksi atas kealpaan mereka terhadap anak-anaknya.

Sebagian orang tua sering menganggap memenuhi kebutuhan anak berupa jajan, sekolah dan sejenisnya adalah kewajiban mereka semata.

Atas dasar itulah, seringkali para orang tua abai terhadap hak-hak anak.

Ustadz Abdul Somad atau UAS, sebagaimana yang dikutip Portal Pekalongan dari Channel I'mualaf menjelaskan ada tiga hak anak terhadap orang tuanya.

Baca Juga: Dijamin Masuk Surga, Ustadz Abdul Somad Bocorkan Amalan Bilal bin Rabah

"Ada tiga hak anak dari ayah. Mendapatkan ibu yang baik. Mendapatkan nama yang baik. Mendapatkan makanan yang baik," tutur UAS.

Kata UAS, Hak anak yang wajib diberikan oleh orang tuanya (baca: ayahnya) mencakup tiga hal.

Pertama, diberikan ibu yang baik.

Peran ibu dalam hidup anak bukan sekadar mengandung dan melahirkan.

Nabi sendiri mengatakan bahwa ibu adalah madrasah pertama untuk anaknya.

Baca Juga: 15 Contoh Soal PAS Matematika K13 SMP MTs Kelas 7 Semester 1 Disertai Kunci Jawaban dan Pembahasan

Maka dari itu, ibu yang baik adalah ibu yang dapat memberikan contoh dan bimbingan yang baik kepada anaknya selaknya madrasah.

Kedua, diberikan nama yang baik.

Tidak dipungkiri, dewasa ini banyak orang tua memberikan nama yang tidak mengandung arti apapun, yakni sekadar mengikuti tren belaka.

Kata orang dulu, apalah arti sebuah nama. Padahal nama adalah doa dan harapan orang tua.

Nama anak melambangkan harapan dan cita-cita, karenanya jangan memberikan nama sembarang nama.

Berilah nama sesuai dengan wujud anak, berharap kelak akan memberikan manfaat untuk bangsa dan umat.

Baca Juga: Ini Hasil Pospenas IX Solo: Jabar Juara Umum Disusul Jateng dan Jatim, Ditutup dengan Habib Syech Bersholawat

Ketiga, hak anak adalah mendapatkan makanan yang baik.

Anak harus diberikan asupan yang sehat, bergizi dan tidak kalah penting halal, baik wujud, zat dan cara mendapatkannya.

Makanan yang baik dan halal sering dianggap sepele orang tua.

Contohnya ayam sebagai makanan halal, tetapi didapat dengan cara yang batil, seperti uang hasil haram, atau ayam dipotong tidak sesuai syariat.

Perkara tersebut sebenarnya ringan, namun karena menganggap ringan akhirnya terabaikan oleh orang tua.

Baca Juga: Jadwal Acara RCTI Minggu 27 November 2022, Saksikan Doraemon Spesial Hingga Takut Ga Sih

Apabila hak-hak anak tersebut tidak terpenuhi oleh orang tua, maka sedari awal orang tua tersebut sudah durhaka kepada anaknya.

Mereka zalim terhadap hak anak sendiri.***

Editor: Ali A

Sumber: I'Mualaf

Tags

Terkini

Terpopuler