PORTAL PEKALONGAN - Islam mengajarkan tentang keyakinan bahwa ada hari pembalasan setelah kehidupan dunia. Nantinya, manusia akan menghuni dua tempat yang telah disediakan Allah Swt, yakni antara menjadi penghuni surga atau terpenjara di neraka.
Masuk surga atau terjerembab di jurang neraka bukan hasil intervensi manusia. Itu semua hak prerogatif Allah Swt. Dia memasukkan siapa saja yang dikehendaki-Nya ke dalam surga atau neraka.
Sebagai muslim, tentunya memiliki sikap optimisme untuk menjadi penghuni surga, sebuah tempat yang di dalamnya penuh kenikmatan tidak terbatas. Sehingga muncul sebuah pertanyaan, kelak di surga, apakah pekerjaan atau aktivitas para penghuninya? Apakah masih harus beribadah sebagaimana di dunia, atau duduk santai seperti di pantai saat liburan sekolah?
Baca Juga: Bukan Tahajud atau Haji Mabrur, Ustadz Abdul Somad Beberkan Amalan yang Paling Hebat
Atas hal itu, Ustadz Abdul Somad memberikan jawabannya di Youtube DVL Channel, seperti yang dilansir Portal Pekalongan.
Menurut UAS, di surga kelak manusia tidak perlu lagi beribadah, sebab surga merupakan buah dari jerih payah ibadah manusia ketika masa hidup di dunia.
"Orang di surga itu kenikmatannya tidak pernah dilihat mata, tidak pernah didengar telinga, tidak pernah terlintas di hati manusia," ujar ustadz berdarah Melayu ini.
Kenikmatan surga itu tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Tidak hanya sampai disitu, surga memiliki nikmat yang tidak pernah terpikirkan oleh manusia sebelumnya. Sehingga nikmatnya pasti berbeda dengan segala keindahan dunia dan isinya.
"Main game lima jam saja tidak terasa, apalagi di dalam surga," lanjut UAS.
Baca Juga: Anak Berbuat Salah, Ustadz Abdul Somad: Jangan Disumpah
Kenikmatan yang ada di surga akan membuat manusia terbuai di dalamnya. Tidak akan merasa bosan atau kesepian, semua penghuninya mendapatkan apa saja yang diinginkan.
Sehingga pekerjaan atau aktivitas manusia yang menjadi penghuni surga adalah menikmati apa saja yang tersedia di sana sebagai hadiah hamba yang beriman kepada Allah Swt sebagai Tuhan semesta alam.
Jadi di surga tidak perlu mencari costumer, berdagang ataupun mengemban jabatan tinggi untuk mendapatkan kebahagiaan, sebab di surga itulah sumber kebahagiaan yang kekal abadi tanpa batasan ruang, waktu dan transisi.***