Sifat Fir'aun dalam Al Qur'an yang Melekat dalam diri Kita, Habib Ja'far: Seberepa Fir'aunkah Kita

27 Desember 2022, 08:00 WIB
Ilustrasi: Habib Ja'far sebaiknya bersyukur atau insecure /Instagram.com/husen_hadar/

Portal Pekalongan - Dalam Al-Qur’an terdapat banyak cerita dan kisah umat terdahulu. Allah bercerita dan mengisahkan umat – umat terdahulu  bukan bertujuan agar manusia sebagai penikmat semata  namun agar manusia bisa mengambil pelajaran darinya.dan itu sudah di tegaskan dalam QS Yusuf ayat 111

لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِّأُوْلِي الأَلْبَابِ

Artinya: “Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang yang mempunyai akal. (QS Yusuf 111)

Cerita dan kisah umat terdahulu yang diceritakan Allah melalui Al Quran, agar manusia mengikuti mereka yang telah berbuat kebaikan dan menjauh dari mereka yang mendapat siksa Tuhan karena kedurhakaan.

Baca Juga: Gus Baha: Cara Agar Hidup Berkecukupan untuk Menggapai Kebahagiaan

Namun pilihan ada ditangan kita. Apakah mau ikut bersama mereka yang binasa terkena azab atau hidup bersama mereka yang memilih kehidupan sebenarnya.

Dilansir dari unggahan Youtube Jeda Nulis, Habib Ja’far menyampaikan tentang sifat – sifat Firaun yang terdapat dan Al Quran serta sudah melakat pada diri kita.

“Kisah Firaun yang diabadikan dalam Al-Quran. Kisah dan jasadnya diabadikan karena memiliki pelajaran yang begitu besar bagi manusia setelahnya,” papar Habib Ja’far

Kisah Firuan telah diabadikan dalam Al Quran Surah Yunus ayat 92 yang berbunyi:

فَالْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ آيَةً وَإِنَّ كَثِيراً مِّنَ النَّاسِ عَنْ آيَاتِنَا لَغَافِلُونَ

Artinya: “Maka pada hari ini Kami Selamatkan  jasadmu agar engkau dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang setelahmu, tetapi kebanyakan manusia tidak mengindahkan tanda-tanda (kekuasaan) Kami.” (QS Yunus 92)

Baca Juga: Miskin Takut Menikah, Gus Baha: Jika Seseorang Berani Menikah, Pasti Diberi Kecukupan

Yang perlu dipahamai adalah Fir’aun bukanlah nama seseorang, tetapi Fir’aun adalah sebutan bagi Raja Mesir di zaman itu. Jadi, kita akan menemukan banyak Fir’aun dengan orang-orang yang berbeda.

Hal itu pun dijelaskan oleh Habib Ja’far, “Fir’aun adalah symbol kebiadaban yang secara detail dijelaskan sifat – sifat kebiadabannya dalam Al Quran untuk kita waspadai,” Tegas Habib Ja’far

Lalu, apa saja sifat – sifat Fir’aun dalam Alquran?  Mari kita simak sifat-sifat Fir’aun dalam Al Quran Menurut Habib Husain Ja’far Al hadar.

Sombong

  1. Ad - Dukhan ayat 32 menyebutkan bahwa

إِنَّهُ كَانَ عَالِياً مِّنَ الْمُسْرِفِينَ

Artinya: “Sungguh, dia itu orang yang sombong, termasuk orang-orang yang melampaui batas.” (Ad-Dukhan 31)

 Baca Juga: Permasalahan Kompleks pada Wanita Adalah Haid dan Istihadhah, Apa Bedanya? Begini Penjelasan Gus Baha

Begitu kentalnya sifat sombong ini dalam diri Fir’aun, sehingga dalam bahasa arab kata Tafar’ana yang berarti memFir’aunkan diri atau ke Fir’aun - Fir’aunnan disinonimkan dengan kata Takabbaro. Yang artinya menyombongkan diri.

Orang sombong bukan hanya orang yang tak kenal Tuhannya. Bahwa, hanya Allah yang pantas dan berhak sombong karena dia yang Maha Kuasa tapi dirinya juga tak mengenali bahwa dirinya sangat lemah.

Memperbudak

Dalam surah Az Zukhruf ayat 54 menyebutkan bahwa

فَاسْتَخَفَّ قَوْمَهٗ فَاَطَاعُوْهُ ۗاِنَّهُمْ كَانُوْا قَوْمًا فٰسِقِيْنَ

Artinya: “Maka (Fir‘aun) dengan perkataan itu telah mempengaruhi kaumnya, sehingga mereka patuh kepadanya. Sungguh, mereka adalah kaum yang fasik.” (QS. Az Zukhruf :54)

Allah menyebut sifat Fir’aun yang lain adalah memperbudak. Maka sebagai hamba Allah kita janganlah mewarisi sifat yang on dalam bentuk apapun berupa senioritas yang memperbudak juniornya, bos yang menindas karyawannya, kakak yang merundung adiknya, suami yang menjajah istrinya, dan lain sebagainya. Yang boleh diperbudak hanyalah nafsu oleh akal kita.

Baca Juga: Pesantren Liburan Sekolah, Ajak Anak Kenalkan Lingkungan Pesantren dan Nyantri

Memecah Belah

Sifat Fur’aun yang selanjutnya disebutkan dalam Al Quran yaitu pada surah Al Qasas ayat 4 yang berbuyi:

اِنَّ فِرْعَوْنَ عَلَا فِى الْاَرْضِ وَجَعَلَ اَهْلَهَا شِيَعًا يَّسْتَضْعِفُ طَاۤىِٕفَةً مِّنْهُمْ يُذَبِّحُ اَبْنَاۤءَهُمْ وَيَسْتَحْيٖ نِسَاۤءَهُمْ ۗاِنَّهٗ كَانَ مِنَ الْمُفْسِدِيْنَ

Artinya: “Sungguh, Fir‘aun telah berbuat sewenang-wenang di bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dia menindas segolongan dari mereka (Bani Israil), dia menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak perempuan mereka. Sungguh, dia (Fir‘aun) termasuk orang yang berbuat kerusakan” (QS. Al Qasas :4)

Sebagaiman politik penjajah dahulu yakni politik devide at impera atau politik pecah belah. Maka muslim yang suka memcah belah berarti sejatinya Ia mewarisi akhlak Fir’aun.

Adapun akhlak Nabi Muhammad Saw. adalah mempersatukan yang terbelah.

Tidak Mau Mendengar Pendapat Orang Lain

Dalam surah Gafir ayat 29 yang berbunyi


وَقِهِمُ السَّيِّاٰتِۗ وَمَنْ تَقِ السَّيِّاٰتِ يَوْمَىِٕذٍ فَقَدْ رَحِمْتَهٗ ۗوَذٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ ࣖ

Artinya: “Dan peliharalah mereka dari (bencana) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari (bencana) kejahatan pada hari itu, maka sungguh, Engkau telah menganugerahkan rahmat kepadanya dan demikian itulah kemenangan yang agung.”

Baca Juga: Buya Yahya: Lima Bacaan Wajib dalam Sholat yang Perlu Diketahui

Allah menyebut sifat yang lain adalah tidak mau mendengarkan pendapat orang lain. Dia hanya memandang dirinya yang paling benar.

Apa yang menurutnya benar, itulah kebenaran yang sejati. Menurut selain dirinya pasti salah. Sifat yang kadang ada dalam diri kita seperti TwitWor dalam medsos, dan lain – lain.

Percaya Kepada Sihir

Sifat Fir’aun yang berikutnya adalah percaya kepada sihir. Seperti yang dijelaskan Al Quran Surah Al – A’raf ayat 113 - 114

 {وَجَاءَ السَّحَرَةُ فِرْعَوْنَ قَالُوا إِنَّ لَنَا لأجْرًا إِنْ كُنَّا نَحْنُ الْغَالِبِينَ (113) قَالَ نَعَمْ وَإِنَّكُمْ لَمِنَ الْمُقَرَّبِينَ (114) }

Artinya; “Dan beberapa ahli sihir itu datang kepada Fir'aun mengatakan, "(Apakah) sesungguhnya kami akan mendapat upah jika kamilah yang menang?" Fir'aun menjawab, "Ya, dan sesungguhnya kalian benar-benar akan termasuk orang-orang yang dekat (kepadaku)." (QS Al – A’raf :113 – 114)

Allah menyebutkan sifat Fira’aun itu percaya kepada sihir. Sesutu yang aneh, dia mengaku sebagai tuhan tapi percaya kepada sihir. Maka siapapun muslim yang percaya dan berlindung kepada selain Allah apalagi sihir sungguh dia sedang keFir’aun – Fir’aunan. Yang patut kita bertaubat atasnya.

Untuk itu, jangan jadi Fir’aun tetapi Nabi Muhammad. Karena dia adalah teladan kita yang hanya percaya kepada Allah buakn yang lainnya.

Baca Juga: Ijazah Doa Gus Baha ketika Bertemu Teman dan Keluarga, Amalkan

Payahnya, kita mengaku umatnya Nabi Muhammad, tetapi tidak meneladani sifat – sifatnya. Tetapi justru sifat sifat Fir’aun yang menjadi teladan atau bahkan menjadi contoh yang akhirnya melekat pada diri kita. Seperti sifat sombong, memperbudak orang lain, tidak mau mendengar perkataan orang lain atau ego dengan pendapat kita, terkadang juga memecah belah hubungan orang lain apalagi terkadang berceloteh di media sosial yang mebuat pertikaian orang lain, dan terkadang kita masih percaya kepada sihir. Jadi kita akhirnya sudah kaya Fir’aun 4.0.

Itulah sifat – sifat Fir’aun dalam Al Quran yang tanpa kita sadari melekat pada diri kita. Semoga kita tidak menjadi generasi baru Fir’aun, tetapi kita diakui menjadi umatnya Nabi Muahmmad Saw.***

 

 

Editor: Alvin Arifin

Sumber: Youtube Jeda Nulis

Tags

Terkini

Terpopuler