Hikmah Ramadhan Prof. Ahmad Rofiq: Pahala Puasa Hilang Tanpa Bayar Zakat Fitrah

- 10 April 2022, 08:10 WIB
Prof Ahmad Rofiq
Prof Ahmad Rofiq /Dokumen pribadi

Tentu ini tidak mudah, karena di dalam diri manusia terdapat sifat-sifat bakhil dan kikir yang boleh jadi karena salah dalam mempersepsikan dan menempatkan harta dalam hidup dan kehidupannya. 

Sebagian manusia ada yang mempunyai karakter bakhil. Seperti digambarkan QS. Ali ‘Imran (3): 180: “Sekali-kali janganlah orang-orang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”. Juga “(yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka dan Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang menghinakan” (QS. An-Nisa’ (4): 37, QS. Al-Hadid (57): 24).

Imam Al-Munawi dalam Faidl al-Qadir menyebutkan bahwa “Puasa Ramadhan (pahalanya) digantungkan di antara langit dan bumi, dan tidak dinaikkan kepada Allah, kecuali (ditunaikan) zakat fitrahnya, dengan cara menunaikannya dan diserahkan kepada orang-orang yang berhak menerimanya”.

Meskipun menurut Al-Albani hadits ini lemah, akan tetapi di dalamnya ada spirit pentingnya adanya keseimbangan antara ibadah fardiyah berupa puasa seabagai wujud dari keshalihan ritual-vertikal dan ibadah maliyah ijtima’iyah yang berdimensi keshalihan sosial-horizontal.

Baca Juga: 

Dalam redaksi lain, “Jangan Harapkan Pahala Puasa Tanpa BBaca Juga: Cuti Bersama Lebaran 2022 sudah Ditetapkan, Jokowi Umumkan secara Langsungayar Zakat Fitrah”. Karena ibadah puasa juga mengandung pesan agar memahami dan merasakan betapa saudara-saudara kita yang lapar itu sangat membutuhkan pertolongan dari saudaranya yang berkecukupan. Sementara orang yang berpuasa, akan memiliki makna shalih sosial, jika membayar zakat fitrah. Zakat fitrah itu untuk mensucikan orang yang berpuasa dari tutur kata yang sia-sia dan kotor (rafats) dan memberi makan pada orang-orang miskin, itupun harus dikeluarkan paling lanbat sebelum shalat Idul Fitri. Jika melewati deadline waktunya, akan bermakna sedekah biasa (Riwayat Abu Dawud).  

Semoga kita semua sudah memiliki keikhlasan hati untuk menyelesaikan ibadah puasa, membayar zakat fitrah seluruh anggota keluarga, dan juga membayar zakat mal, secara umum 2,5 persen dari total harta, agar tidak lagi tercampur dengan hak fakir miskin dan mustahik lainnya, dan kita menjadi manusia yang fitri dan muttaqin. Amin. Allah a’lam bi sh-shawab. ***    

Halaman:

Editor: Sumarsi

Sumber: Wawancara Eksklusif


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah