مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَتَزَوَّجَ امْرَ أَةً مِنْ أَهْلِ الْحَنَّةِ فَلْيَتَزَوًجْ أُمً أَيْمَنٍ
“Barang siapa yang ingin menikah dengan wanita ahli surga maka hendaklah menikahi Ummu Aiman.”
Pada saat terbunuhnya Umar bin Khaththab, Ummu Aiman menangis sambil berkata, "Pada hari ini, Islam menjadi lemah." Ummu Aiman wafat pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan, tepatnya dua puluh hari setelah terbunuhnya Umar.
Semoga Allah merahmati Ummu Aiman, pengasuh pemimpin anak Adam. Beliau adalah seorang wanita yang rajin puasa dan tahan lapar, berhijrah dengan berjalan, diberi minum yang tidak diketahui asal-usulnya, minuman dari langit sebagai penyembuh bagi beliau.
Ketika Rasulullah Saw wafat, Abu Bakar berkata kepada Umar, "Pergilah bersama kami menemui Ummu Aiman, kita akan mengunjunginya sebagaimana Rasulullah Saw telah mengunjunginya."
Tatkala mereka sampai di rumah Ummu Aiman, ternyata ia sedang menangis, keduanya berkata, "Apa yang membuat Anda menangis? Bukankah apa yang di sisi Allah lebih baik bagi Rasul-Nya?" Ummu Aiman menjawab, "Bukanlah saya menangis karena tidak tahu bahwa apa yang di sisi Allah lebih baik bagi Rasul-Nya, hanya saja saya menangis karena telah terputusnya wahyu dari langit." Hal itu membuat Abu Bakar dan Umar menangis, sehingga keduanya menangis bersama Ummu Aiman.
Ummu Aiman adalah seorang wanita yang cadel suaranya. Suatu ketika, beliau ingin menyeru kaum muslimin pada perang Hunain dan berkata, "Sabbatallahu aqdamakum (semoga Allah mengistirahatkan kaki kalian)." (Padahal mungkin yang dimaksud adalah "tsabbatallahu aqdamakum (semoga Allah mengokohkan kaki kalian)," Karenanya, Nabi bersabda, "Diamlah, wahai Ummu Aiman, karena Anda adalah seseorang yang cadel lisannya."
Di samping itu, Ummu Aiman memiliki sifat-sifat yang terpuji, ditambah lagi pada usianya sudah tua, beliau ingin menyertai para pahlawan Islam dalam menghancurkan musuh-musuh Allah subhanahu wa ta'ala. Oleh sebab itu, ia ikut dalam perang Uhud dan ikut andil dengan kemampuan yang ia miliki, ia memberikan minum bagi pasukan muslim dan mengobati yang terluka.
la juga menyertai perang Khaibar bersama Rasulullah shallallahu sallam. Akhirnya, Zaid bin Haritsah menikahinya pada malam ketika ia diutus oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Dengannya, akhirnya Ummu Aiman melahirkan Usamah bin Zaid.