Rasulullah saw: "Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Alquran dan mengajarkannya (kepada) orang lain" (Riwayat Al-Bukhari).
Ini karena Alquran adalah kitab yang tidak ada keraguan di dalamnya, yang menjadi petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa (QS. Al-Baqarah (2): 2).
Al-Quran juga diturunkan sebagai obat dan kasih sayang Allah kepada hamba-hamba-Nya yang beriman, dan kerugian besar bagi orang-orang yang berbuat aniaya (QS. Al-Isra’ (17): 82).
Adalah sangat tepat jika di tengah-tengah era industri 4.0.
Di mana membawa implikasi disrupsi perdaban, di mana hedonisme, materialisme, liberalisme, dan sekularisme merangsek dan bahkan memasuki ruang-ruang yang tak lagi bisa dibatasi (borderless) apabila nilai-nilai Alquran yang sarat dengan dasar-dasar pembangunan sumber daya manusia (SDM) unggul, berkarakter, dan berjiwa patriotisme, nasionalisme, dan keberagamaan yang moderat (tawasuth), berimbang (tawazun), keadilan (ta’adul/justice), persaudaraan (ukhuwwah), dan toleransi (tasamuh) yang penuh kasih sayang bagi seluruh penghuni alam raya (QS. Al-Anbiya’ (21): 107).
Bisa mengisi ruang-ruang hati, fikiran, dan orientasi ibadah di dalam para generasi muda millennial tumbuh dan berkembang menjadi generasi andal masa depan yang akan siap memimpin bangsa ini, yang memiliki integritas pribadi dan tidak silau terhadap godaan materi apalagi korupsi.
Hafidh-hafidhah atau hammalat Alquran dan rumah tahfidh pertumbuhannya cukup menggembirakan.
Penghafal Alquran di Indonesia, laman republika.co.id 25 Juli 2010 menyebutkan, adalah yang tertinggi di dunia.
Baca Juga: Keluarga Merasa Janggal, Autopsi Ulang Jenazah Brigadir J segera Dilaksanakan