Nyatanya, di Indonesia saja, masih banyak muslim yang sering terjebak dalam hal-hal yang mudarat. Mereka terlena dengan kenikmatan dunia tanpa memikirkan apa manfaat yang bisa diraih dari hal tersebut.
Misalnya saja nongkrong di warung kopi berjam-jam. Jika duduk di sana ada tujuannya tentu tidak masalah, seperti mengerjakan tugas kuliah, menyelesaikan pekerjaan, menyambung silaturahmi atau mencari ilmu pengetahuan melalui media online, tentu hal tersebut dibenarkan dan dimaklumi.
Baca Juga: Ingin Dapat Jaminan Surga, Begini Kata Ustadz Abdul Somad
Tetapi jika di warung kopi dari pagi hingga menjelang maghrib belum juga pulang hanya karena bermain game, merokok sepanjang hari, bergosip tiada henti atau sekadar duduk tanpa makna, tentu saja hal tersebut sia-sia.
Mereka menghabiskan waktu yang mahal tanpa menambah manfaat, seperti bertambahnya ilmu, ekonomi atau kesehatan. Wajar saja jika kualitas muslim dilihat dari seberapa intens-nya dia meninggalkan hal yang tidak berguna, karena muslim berkualitas selalu meng-upgrade dirinya.***