Network
Terjadinya keburukan-keburukan yang menimpa manusia, seperti bencana, kejahatan dan sejenisnya adalah sesuatu yang dihasilkan dari perbuatan manusia itu sendiri.
Sederhananya, jika Allah menjanjikan surga bagi yang mengucapkan dua kalimat syahadat dengan segala konsekuensinya. Tetapi jika dalam perjalanan hidup manusia sering bertentangan dengan makna syahadat, tentu saja itu merupakan pilihan dia menolak surga.
Baca Juga: Wajib Baca! Ini 5 Nasihat Ustadz Abdul Somad
Baca Juga: Jangan Saling Menyalahkan, Ustadz Abdul Somad Sebut Ini Profesi Utama Seorang Muslim
“Sebetulnya Allah sudah menakdirkan hari ini kita mendapatkan satu kilo beras, lalu kemudian karena perbuatan kita tidak diberikan, sebagai hukuman. Itu yang dimaksud kebaikan dari Allah, keburukan dari diri sendiri,” terang Ustadz Abdul Somad memberikan contoh.
Jika hari ini seseorang diberikan hadiah berupa beras satu kilo dengan cara mengambilnya di sebuah tempat, tetapi dia tidak datang dan memilih diam di rumah, itu adalah pilihannya.
Seharusnya dia kenyang karena rezeki berupa hadiah beras satu kilo, namun dia menolaknya dan lapar pun melanda. Itu yang disebut bahwa kebaikan dari Allah Swt, sementara keburukan terjadi karena perbuatan manusia.
“Sebetulnya nikmat itu ada. Kenapa nikmat itu berubah menjadi azab? Gara-gara perbuatan manusia,” tutup UAS.
Kalau manusia itu taat dan mengerjakan apa yang diperintahkan, maka nikmatnya mewujud dalam dunia. Berlaku pula hukum sebaliknya, jika yang dikerjakan itu adalah hal yang terlarang. Tentu nikmat yang seharusnya diterima bertransformasi menjadi azab yang pedih.***
