Artinya: “Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang bulan sabit. Katakanlah, “Itu adalah (penunjuk) waktu bagi manusia dan (ibadah) haji.”
Baca Juga: Gus Baha: Tiga Nasihat yang Tak Lekang Oleh Waktu
Melihat hilal biasa dilakukan setelah matahari terbenam pada malam ke-30 dari bulan yang sedang berjalan. Artinya, jika malam ini hilal terlihat, besok adalah tanggal 1 bulan baru. Namun ada saat-saat ketika hilal tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, bahkan meski sudah menggunakan bantuan alat optik. Itu terjadi bisa karena cuaca sedang mendung. Kalau hilal tidak terlihat, maka bulan Syaban digenapkan menjadi 30 hari.
Metode Hisab
Metode menentukan awal Ramadan 1444 H yang lain adalah dengan metode hisab hakiki wujudul hilal atau yang lebih familiar disebut metode hisab. Jadi dengan menggunakan metode ini penentuan awal Ramadan menggunakan perhitungan astronomi dan matematis untuk menghitung posisi bulan guna mengetahui awal bulan Hijriah.
Adapun metode hisab ini berdasarkan arahan untuk melakukan perhitungan gerak matahari dan bulan di surat Ar Rahman ayat 5 serta surat Yunus ayat 5.
Baca Juga: Gus Baha: 4 Pilar Menjaga Agama dan Dunia agar Tetap Berdiri Tegak
Surat Ar Rahman ayat 5
اَلشَّمۡسُ وَالۡقَمَرُ بِحُسۡبَانٍ
Ashshamsu walqamaru bihusbaan