Secara terminologi, rida berarti kerelaan yang tinggi terhadap apa pun yang diberikan oleh Sang Khalik, baik sesuatu yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, sebagai sebuah anugerah yang istimewa.
Dalam dunia tasawuf, makam rida disebut sebagai makam (kedudukan) terakhir dari berbagai makam yang dijalani seorang sufi, karena setelah mencapai kedudukan tersebut, sang sufi akan memperoleh berbagai kondisi kejiwaan (ahwal) sebagai anugerah Allah Swt.
Pada makam tersebut sang sufi juga akan menerima berbagai anugerah, seperti terkuaknya berbagai alam rahasia dan hakikat segala sesuatu.
Baca Juga: Ustadz Adi Hidayat: Baca Doa Ini di Sela – Sela Sholat Tarawih, Seketika Dosanya Diampuni
Pada kedudukan tersebut seseorang akan melaksanakan berbagai ketentuan-Nya (qadha dan qadar) sebagai kemanisan sebuah ibadah (pengabdian).
Maka tak heran jika seseorang yang sudah mencapai makam rida akan memandang segala yang ada dalam kehidupan di dunia ini sebagai sebuah kebahagiaan semata. Tidak pernah merasa kecewa, tidak pula merasa sedih terhadap segala yang terjadi. Sebab, yang dilihatnya, semua adalah ketentuan Allah Swt yang harus diterima dengan rida.
Jangan Sibuk Meminta Rida
Dalam sebuah video yang diunggah di kanal Youtube/@SPASI, Cak Nun mengungkapkan, "Janganlah kamu sibuk meminta rida Allah tapi kamu sendiri tidak pernah rida terhadap apa pun yang Allah tentukan atas dirimu."
Baca Juga: Kajian Ramadhan, Manfaat Puasa dalam Perjalanan Menuju Surga
Jadi, menurut Cak Nun, rida itu pasti akan diberikan oleh Allah asalkan seseorang itu memenuhi syaratnya, yaitu rida terlebih dahulu kepada apa pun yang ditentukan Allah.