Cak Nun Ungkap Cara Mudah Menggapai Rida Allah, Simak Penjelasannya

- 24 Maret 2023, 02:09 WIB
budayawan Emha Ainun Najib atau Cak Nun dalam  acara Undip Sinau Bareng bersama Cak Nun dan KiaiKanjeng bertempat di Stadion Undip Tembalang Semarang, Kamis 22 Desember 2022.
budayawan Emha Ainun Najib atau Cak Nun dalam acara Undip Sinau Bareng bersama Cak Nun dan KiaiKanjeng bertempat di Stadion Undip Tembalang Semarang, Kamis 22 Desember 2022. /Ali A/

PORTAL PEKALONGAN - Semua umat Islam pasti ingin menggapai makam tertinggi di hadapan Sang Khalik, yakni rida Allah atau diridai Allah. Namun perjalanan menuju makam (kedudukan) tersebut tidaklah mudah. Bahkan sampai habis umur pun belum tentu seseorang bisa menggapainya.

Namun budayawan yang juga dikenal sebagai Kiai Mbeling, Emha Ainun Najib (Cak Nun) mengungkapkan sebuah cara mudah menggapai rida Allah, tapi ada satu syarat yang harus dipenuhi.

Sebelum sampai pada cara yang diungkapkan Cak Nun, ada baiknya diperjelas terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan rida Allah itu? Bagaimana gambaran tentang rida Allah tersebut?

Baca Juga: Mau Rezekimu Lapang, Salat Dhuha Adalah Jawabannya, Ini Tata Cara dan Waktu Terbaik untuk Mengerjakannya

Dari segi etimologi (asal usul), kata rida merupakan ism masdar dari kata radhiya-yardha yang berarti puas, rela hati, menerima dengan lapang dada atau pasrah terhadap segala ketentuan Allah.

Jadi bisa dikatakan, yang dimaksud dengan rida secara harfiah adalah rela,
suka, senang atau berkenan.

Kata al-ridha (bahasa Arab) merupakan sebuah kata dari bahasa Arab yang sudah diserap dan menjadi kosakata bahasa Indonesia menjadi rida atau rela.

Baca Juga: Plt Bupati Pemalang Jadwalkan Tarhim di 14 Kecamatan, Ajak Masyarakat Lakukan Hal Ini selama Ramadan

Secara terminologi, rida berarti kerelaan yang tinggi terhadap apa pun yang diberikan oleh Sang Khalik, baik sesuatu yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, sebagai sebuah anugerah yang istimewa.

Dalam dunia tasawuf, makam rida disebut sebagai makam (kedudukan) terakhir dari berbagai makam yang dijalani seorang sufi, karena setelah mencapai kedudukan tersebut, sang sufi akan memperoleh berbagai kondisi kejiwaan (ahwal) sebagai anugerah Allah Swt.

Pada makam tersebut sang sufi juga akan menerima berbagai anugerah, seperti terkuaknya berbagai alam rahasia dan hakikat segala sesuatu.

Baca Juga: Ustadz Adi Hidayat: Baca Doa Ini di Sela – Sela Sholat Tarawih, Seketika Dosanya Diampuni

Pada kedudukan tersebut seseorang akan melaksanakan berbagai ketentuan-Nya (qadha dan qadar) sebagai kemanisan sebuah ibadah (pengabdian).

Maka tak heran jika seseorang yang sudah mencapai makam rida akan memandang segala yang ada dalam kehidupan di dunia ini sebagai sebuah kebahagiaan semata. Tidak pernah merasa kecewa, tidak pula merasa sedih terhadap segala yang terjadi. Sebab, yang dilihatnya, semua adalah ketentuan Allah Swt yang harus diterima dengan rida.

Jangan Sibuk Meminta Rida

Dalam sebuah video yang diunggah di kanal Youtube/@SPASI, Cak Nun mengungkapkan, "Janganlah kamu sibuk meminta rida Allah tapi kamu sendiri tidak pernah rida terhadap apa pun yang Allah tentukan atas dirimu."

Baca Juga: Kajian Ramadhan, Manfaat Puasa dalam Perjalanan Menuju Surga

Jadi, menurut Cak Nun, rida itu pasti akan diberikan oleh Allah asalkan seseorang itu memenuhi syaratnya, yaitu rida terlebih dahulu kepada apa pun yang ditentukan Allah.

"Bagaiman mungkin Allah rida kepadamu kalau kamu tidak pernah rida kepada semua keputusan dan ketentuannya," ujarnya.

Cak Nun pun mengutip ayat 28 dari Surah Al-Fajr: ارْجِعِيْٓ اِلٰى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً ۚ
Atinya: Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya.

"Jadi jelaslah di sini, untuk mendapatkan rida dari Allah, syaratnya kamu harus rida dulu terhadap Allah dan semua ketentuannya, karena sudah jelas dalam firman-Nya, rodhiyatan atau rida dulu, baru akan mendapat mardhiyah atau diridai Allah, bukan mardhiyah dulu, tapi rodhiyatan dulu," tandas Cak Nun.

Jadi, lanjutnya, nggak usah sibuk meminta rida Allah, sibuklah meridai atau rida atas semua ketentuan-ketentuan Allah.

"Dikasih sulit, rida. Dikasih sakit, rida. Dikasih sedih, rida. Dikasih kurang, pun rida," tegasnya.

Baca Juga: Anda Merasa Dosa Anda Sebanyak Buih di Lautan? Hapus dan Bersihkan dengan Amalan Penghapus Dosa Ini

Baca Juga: Punya Seabrek Masalah dan Dalam Keadaan Darurat, Al Habib Abdurrahman: Amalkan Sholawat Ini!

Seperti itulah yang semestinya dilakukan seorang hamba kepada Tuhannya. Sebagai bukti seseorang telah rida Allah menjadi Tuhannya, maka orang itu harus rida apa pun yang dilakukan, diputuskan, dan ditentukan Tuhannya atas dirinya.

"Setelah kamu rida dan rida terus-menerus atas semua yang Allah tentukan dan putuskan, pasti Allah akan balik meridaimu. Kalau kamu sudah rida dengan seluruhnya, nanti pasti Allah rida untuk menerimamu dan memudahkanmu. Allah rida untuk membuatmu bahagia. Allah rida untuk memberimu kesehatan. Allah rida untuk memberimu yang lebih dari apa yang kamu minta," tandasnya. ***

Editor: Ali A

Sumber: YouTube/@SPASI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x