Ramadhan Jangan Kau Beranjak Pergi

- 18 April 2023, 21:14 WIB
Prof Ahmad Rofiq
Prof Ahmad Rofiq /Dwi Widiyastuti/

PORTAL PEKALONGAN – Ramadhan jangan kau beranjak pergi. Begitulah suara hati orang – orang yang selalu merindukan bulan Ramadhan. Bulan yang penuh rahmat, berkah dan maghfiroh. Rasa sedih jika bulan Ramadhan akan segera berlalu.

Renungan ini ditulis saat kumandang ayat suci Al Quran sedang dilantunkan secara apik, memberi sinyal akan segera masuk waktu shalat Ashar, 27 Ramadhan 1444 H. Berarti malam 28 Ramadhan tinggal tiga jam kurang.

Idul Fitri 1444 H bagi saudara kita yang berafiliasi ke Muhammadiyah, akan dirayakan Jumat, 21/4/2023 M, sementara pemerintah dan warga Nahdlatul Ulama dan masyarakat lainnya, akan dengan setia menunggu pengumuman pemerintah setelah sidang itsbat yang dipimpin secara langsung oleh Menteri Agama RI, Gus Yaqut Cholil Qoumas usai.

Baca Juga: Puasa dan Kesalehan Sosial, Prof Ahmad Rofiq: Allah Meningkatkan Pahalanya selama 40 Tahun

Tulisan ini tidak hendak menyoal tentang perbedaan pelaksanaan shalat Idul Fitri apakah Jumat, 21/4/2023 ataukah 22/4/2023? Yang jelas, semuanya melaksanakan shalat Id pada 1 Syawal 1444 H. Mari kita simak secara seksama, pesan Rasulullah saw: “Sekiranya umatku mengetahui — dengan baik — sesuatu — rahasia, hikmah, atau keutamaan — yang ada di dalam bulan Ramadhan, sungguh mereka akan berharap seluruh tahun menjadi Ramadhan semua” (Riwayat Ibnu Hajar al-‘Asqalani dari Ibnu Masud al-Ghifary).

Pesan tersebut menggambarkan betapa sangat mulia, agung, dan luar biasanya keberadaan bulan suci Ramadhan. Di dalamnya berlimpah kasih sayang dan keberkahan yang Allah limpahkan kepada hamba-hamba-Nya, yang merindukan akan surga dan perjumpaan dengan Allah yang kenikmatannya tidak bisa dibayangkan dengan apapun. Ampunan-Nya mengalahkan semua sikap benci, dosa, salah, dan segala macam sifat dan sikap negatif lainnya.

Di dalam bulan Ramadhan, Allah ‘Azza wa Jalla menyiramkan samudera maghfirah dan mengabulkan doa-doa hamba-Nya, yang mau berdoa dengan rendah hati dan memohon kepada-Nya, dan senantiasa menjaga kualitas iman dan taqwanya. Keutamaan dan pahala dilipatgandakan. Pada bulan Ramadhan, Allah Ta’ala mengirim para malaikat pembawa kasih sayang dari malam hingga terbit fajar. Dalam kaitan inilah, Al Quran menyebutnya sebagai malam lailatul qadar atau malam penentuan, yang lebih mulia dari seribu bulan (83,3 tahun).

Terasa begitu berat, kala bulan Ramadhan beringsut segera akan meninggalkan kita. Namun itu tak bisa dibendung, karena bulan Syawal 1444 H juga segera hadir menyambut dengan penuh kegembiraan, karena hamba-hamba Allah yang boleh jadi banyak berlumuran dosa, telah lahir laksana manusia baru yang tanpa noda dan dosa, laksana lembaran kertas putih yang tak bertuliskan apapun. Itulah gambaran sederhana tentang fitrah manusia.

Halaman:

Editor: Ali A

Sumber: Prof Ahmad Rofiq


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x