Oleh: Ahmad Rofiq*)
PORTAL PEKALONGAN - Tidak terasa puasa kita sudah memasuki hari Ke-26 Ramadhan. Bagi yang melaksanakan shalat tarawih pada malam ke-26, dalam Riwayat dari ‘Ali bin Abi Thalib karramaLlahu wajhahu, bahwa Nabi saw ditanya tentang keutamaan tarawih di bulan Ramadhan?
Beliau Rosulullah Saw menjawab: “Pada malam kedua puluh enam, Allah akan meningkatkan pahalanya selama empat puluh tahun” (Durratun Nashihin).
Rasulullah Saw juga bersabda: “Man yaqum lailata l-qadri îmânan wa ihtisâbân ghufira lahû mâ taqaddama min dzanbihi” (Muttafaqun ‘alaih). Artinya: “Barang siapa menghidukan malam lailatul qadar (dengan melaksanakan ibadah-ibadah seperti berdoa, melaksanakan shalat sunnah, dan membaca Al-Qur’an) dengan meyakini keutamaannya dan mengharapkan pahala dari Allah SWT, niscaya dosa-dosanya yang telah lalu diampuni” (Muttafaqun ‘alaih).
Untuk muhasabah, apakah puasa kita sudah sampai pada tingkatan taqwa atau dalam bahasa sederhana pada tahapan shaleh individual atau sosial, tentu kita sendiri yang bisa mengukur dan merasakannya.
Puasa yang merupakan ibadah unik, dan khusus untuk Allah, karena Allah yang akan langsung membalasnya, adalah merupakan prosesi ritual dengan meninggalkan makan, minum, hubungan cinta dengan pasangan halalnya, untuk membersihkan dosa-dosa individual, dan juga membangun keshalehan sosial.
Baca Juga: Ibu Mengaji Perkuat kebahagian Keluarga untuk Perkokoh Negeri