Penanggalan ini dianggap istimewa karena memadukan sistem penanggalan Islam, penanggalan Hindu, dan sedikit penanggalan Julian yang merupakan bagian dari budaya Barat.
Baca Juga: Wong Jawa Harus Tahu Ini: Kakang Kawah Adi Ari-ari Sedulur Papat Lima Pancer, Apaan Tuh!
Sistem kalender Jawa memiliki 2 siklus hari yaitu siklus mingguan yang terdiri dari 7 hari (Ahad sampai Sabtu, saptawara) dan siklus pekan pancawara yang terdiri atas 5 harian pasaran (Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon).
Kemudian, di tahun 1633, Sultan Agung dari Mataram berusaha menanamkan agama Islam di Jawa.
Salah satu upayanya adalah mengeluarkan dekret yang mengganti penanggalan Saka, yang berdasarkan perputaran Matahari, ke sistem kalender qomariah atau lunar (berbasis perputaran bulan).
Keputusan Sultan Agung ini berlaku di seluruh wilayah Kesultanan Mataram, seperti seluruh pulau Jawa dan Madura. Kecuali Banten, Jakarta, dan Banyuwangi.
Sebab ketiga daerah terakhir ini tidak termasuk wilayah kekuasaan Sultan Agung.
Sementara, Pulau Bali dan Sumatera yang mendapatkan pengaruh budaya Jawa, tidak ikut mengambil alih kalender karangan Sultan Agung.
Baca Juga: Simak Mengapa Wong Jawa Nylameti Weton Kelahiran, Ini Alasan Beserta Doanya
Silakan simak kalender Jawa Mei 2023 di bawah ini dilansir portal pekalongan dari orami.co.id: