"Terutama di Jawa yang kala itu sudah ada negara yang bernama Mataram dengan Sultan Agung Hanyokrokusumo menjadi raja yang ketiga dari Mataram. Beliau jugalah yang menetapkan Mataram itu adalah Kerajaan Islam (Mataram Islam, sebelumnya Mataram Hindu). Beliau yang membikin penanggalan Jawa yang disesuaikan dengan tahun atau penanggalan Hijriyah."
Sebagaimana kita tahu, Gusti Kanjeng Ratu Wandansari, lebih akrab dengan nama panggilan Gusti Moeng, merupakan putri dari pasangan Sri Susuhunan Pakubuwana XII dengan Kanjeng Raden Ayu Pradapaningrum dari Kasunanan Surakarta.
Baca Juga: Hasil Lengkap MotoGP Austria, Bagnaia Sempurna, Marq Raih Poin Pertamanya
Gusti Moeng juga anggota DPR RI 2009-2014 dari Partai Demokrat mewakili Jawa tengah (Sukoharjo, Boyolali, Surakarta, dan Klaten) ini menambahkan bahwa untuk kali ini, bersamaan dengan upacara ini Keraton Surakarta memberikan ganjaran pangkat dari Mas Ngabehi hingga KRAT kepada 180 abdi dalem di seluruh Jawa Tengah dan Jawa Timur yang sudah menunjukkan gowo gawe.
"Gowo gawe itu bagaimana mereka selama ini sudah meladeni selalu sowan dalam upacara-upacara keraton juga selalu kita datang ke tempat kabupaten mereka ada itu selalu bersama-sama mengadakan upacara adatnya. Terutama untuk membersihkan makam-makam yang ada kaitannya dengan Keraton Surakarta."
Baca Juga: Jangan Dilakukan! Kebiasaan Buruk Setelah Subuh, Rezeki Akan Sempit, Ini Penjelasan Buya Yahya
Acara dimulai dari pukul 09.00 WIB hingga Bada Dhuhur, ditutup dengan tausyah, syukuran bubur sumsum dan sega gurih, sebagai wujud syukur atas berkah Allah SWT, senantiasa diberikan kepada hambanya, yang hadir dalam acara wilujengan ini.***