Memperkokoh Cinta Rasulullah SAW, Prof Ahmad Rofiq: Lantunan Shalawat Diba’an, Barzanji, dan Simthu d-Durar

- 17 September 2023, 16:35 WIB
Prof Ahmad Rofiq
Prof Ahmad Rofiq /Dwi Widiyastuti/


PORTALPEKALONGAN.COM - Alunan suara shalawat Diba’an, Barzanji, dan Simthu d-Durar dikumandangkan bersahut-sahutan dengan berbagai irama dan lagu yang sangat indah di masjid-masjid, mushala, langgar, dan surau.

Ya, hari ini, Ahad, 17 September 2023 M adalah 1 Rabi’ul Awwal 1445 H. Maka di berbagai masjid dan mushala, mulai tadi malam hingga 12 Rabiul Awal atau 28 September 2023, kita mendengar alunan suara shalawat Diba’an, Barzanji, dan Simthu d-Durar bersahut-sauhatan memenuhi malam-malam kita .

Tentu ini bagi mereka yang di dalam hati dan fikirannya, tersimpan semacam chip benih iman dan cinta seorang hamba kepada Allah, dan seorang umat pengikut Nabi Muhammad saw yang didaulat menjadi utusan (Rasul)-Nya, untuk membawa ajaran Islam yang misi utamanya adalah rahmatan lil ‘alamin atau kasih sayang berbasis akhlak mulia.


Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya aku diutus adalah untuk menyempurnakan akhlak yang yang mulia” (Riwayat Al-Baihaqy). Karena dengan akhlak Rasulullah saw, yang sering disebut dengan berakhlak al-Qur’an, Allah memposisikan beliau sebagai uswatun hasanah atau teladan yang baik bagi hamba yang mengharapkan Ridha Allah, kebahagiaan hari akhir, dan senantiasa ingat kepada-Nya (QS. Al-Ahzab: 21 dan Al-Mumtahinah: 6)”.

Tampaknya masih ada sebagian pengikut beliau yang mengatakan bahwa even pengumandangan bacaan shalawat secara massif, dinyatakan bid’ah. Karena pada masa Rasulullah saw masih hidup, belum ada tradisi shalawatan. Padahal sebenarnya sangat sederhana, bahwa bershalawat dan mendoakan keselamatan tegas disebutkan dalam QS. Al-Ahzab: 56 bahwa “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”.

Baca Juga: Shalat Istikharah saja, jika Ragu dengan Ritual Acara Rabu Wekasan

Ayat tersebut menegaskan bahwa Allah dan para Malaikat saja senantiasa bershalawat untuk Nabi, karena itulah umat Islam yang menjadi para pengikutnya, diperintahkan untuk senantiasa bershalawat untuk beliau. Karena figur Muhammad saw adalah utusan yang diperintah membawa risalah atau wahyu terakhir, untuk menyempurnakan ajaran-Nya yang sudah diturunkan dalam bebragai kitab suci Zabur untuk Nabi Dawud as, Taurat untuk Nabi Musa as, dan Injil untuk Nabi Isa as.

Rasulullah Muhammad saw ini bahkan sudah dipersiapkan dan diinformasikan pada kitab suci sebelumnya.

Martin Lings (Abu Bakr Siraj al-Din) dalam buku Muhammad: Kisah Hidup Nabi Berdasarkan Sumber Klasik (Cet. V, 2022, 34) mengutip penuturan Halimah, seorang Perempuan yang menyusui Muhammad kecil: “Saat kami memutuskan untuk meninggalkan Mekah, aku bilang kepada suamiku. “Aku enggan Kembali ke rombongan teman-teman kita tanpa mendapatkan seorang bayi untuk disusui. Aku akan Kembali kea nak yatim itu dan aku akan membawanya”. “Terserah engkaulah” , "kata suamiku.

Halaman:

Editor: Ali A

Sumber: Prof Ahmad Rofiq


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x