Sejarah Hari Buruh di Indonesia, Sejak Kapan Mulai Jadi Hari Libur Nasional?

1 Mei 2023, 21:25 WIB
Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Abdul Muhaimin Iskandar /ANTARA/HO-DPR/

PORTAL PEKALONGAN - Banyak orang bertanya-tanya, sejak kapan tanggal 1 Mei dijadikan Hari Buruh di Indonesia? Dan sejak kapan pula 1 Mei sebagai Hari Buruh jadi hari libur nasional?

Sejarah Hari Buruh di Indonesia sebenarnya mengacu pada sejarah Hari Buruh Internasional yang kemudian disebut sebagai May Day.

Ada perjuangan panjang para buruh atau pekerja di Amerika dan Eropa dalam memperjuangkan hak-hak mereka, terutama soal jam kerja dari 16 jam menjadi 8 jam per hari.

Baca Juga: Tema, Logo, dan Pedoman Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2023

Hingga pada 1 Mei 1886, pecahalah sebuah insiden saat para buruh mogok kerja untuk menuntut pembenahan jam kerja tersebut.

Dalam peristiwa itu tercatat empat orang pekerja dan tujuh orang polisi tewas, hingga peristiwa tersebut selalu diperingati para buruh dari berbagai federasi dan serikat pekerja di dunia untuk mengenang perjuangan mereka.

Di Indonesia, sebenarnya Hari Buruh Internasional tersebut pertama kali diperingati pada 1 Mei 1920.

Baca Juga: Ribuan Pekerja Ikuti Jalan Sehat Peringatan Hari Buruh di Temanggung

Saat itu, serikat-serikat buruh dan pekerja melakukan demonstrasi dan mogok kerja untuk memperjuangkan hak-hak mereka, mengingat mereka bekerja di perkebunan milik penjajah Belanda dengan upah yang sangat rendah dan selalu dalam tekanan.

Namun peringatan Hari Buruh tersebut sering tidak bisa dilakukan akibat adanya tekanan dari pemerintah kolonial Belanda.

Bahkan selama Orde Baru berkuasa, peringatan Hari Buruh Internasional tidak pernah bisa dirayakan.

Perjuangan Hari Buruh

Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar mengaku, saat dirinya menjabat Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (2009-2914), dia selalu memperjuangkan agar Hari Buruh (May Day) pada 1 Mei di Indonesia dijadikan hari libur nasional.

Bagi Cak Imin, sapaan akrab Muhaimin Iskandar, Hari Buruh selalu istimewa karena kesolidan para pekerja yang selalu kompak memperjuangkan hak-hak mereka.

Baca Juga: Hari Buruh 2023, Puan Maharani: Saya Berharap Teman-Teman Buruh Makin Sejahtera

"May Day ini selalu istimewa di mata saya. Bagi saya, kaum buruh itu bukan saja sebagai pekerja, tetapi entitas sosial yang solid dan punya solidaritas tinggi. Itu mengapa ketika saya menjadi Menaker (Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi), saya berjuang meliburkan May Day untuk buruh," jelas Cak Imin, Senin 1 Mei 2023.

Akhirnya, terjadilah peristiwa bersejarah, pada 1 Mei 2013, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan May Day atau Hari Buruh Internasional itu sebagai hari libur nasional ‎melalui Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2013.
Keputusan itu disambut baik oleh kalangan pekerja dengan menggelar sejumlah kegiatan, baik bersifat sosial maupun aksi demonstrasi di berbagai wilayah.

Menurut Cak Imin, dengan menjadikan May Day sebagai hari libur merupakan tanda bahwa buruh menjadi prioritas nasional sekaligus bentuk kehadiran negara di tengah mereka.

Baca Juga: Rekayasa One Way Selesai 30 April 2023, Masih Dilanjutkan karena Volume Kendaraan Meningkat

"Negara memberikan kehormatan pada buruh, makanya May Day selalu libur sekarang," tuturnya.


Untuk itu, ia mendorong para buruh untuk memanfaatkan May Day sebaik mungkin dengan aksi-aksi sosial yang bermanfaat.

"Peringatan May Day harus dimanfaatkan dengan aksi-aksi sosial, juga yang nggak kalah penting membangun kebersamaan hubungan industrial agar lebih harmonis secara nasional dan menguntungkan semua pihak terkait," ujar Cak Imin.

Baca Juga: Transjawa Tol arah Jakarta Kembali Lakukan Penutupan Contraflow

Cak Imin mengapresiasi kesolidan buruh untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Ia menilai aksi demonstrasi yang digelar para buruh secara rutin setiap 1 Mei tak lain adalah sebagai wujud solidaritas buruh memperjuangkan kesejahteraan bersama.

"Pada dasarnya peringatan 1 Mei boleh saja dilaksanakan tiap tahun, dilaksanakan dengan berbagai variasi. Ada yang syukuran, ada yang demo. Itu sah saja dilakukan karena memang mereka solid memperjuangkan kesejahteraan bersama," imbuh dia. ***

Editor: Ali A

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler