Transportasi Umum Dalam Kondisi Tak Laik, Masyarakat Maluku Harapkan Hal Ini

22 Oktober 2023, 16:15 WIB
Masyarakat Maluku yang hendak naik transportasi umum bus perintis. (Dok. Perum. Damri Cabang Ambon) /

PORTALPEKALONGAN.COM – Kereta cepat WHOOSH rute Jakarta-Bandung baru-baru ini resmi dioperasikan.

Pengoperasian salah satu transportasi modern itu tentu menimbulkan pandangan terkait kesenjangan pelayanan transportasi umum di Indonesia.

Seperti di Provinsi Maluku, yang juga merupakan bagian wilayah di Indonesia tentu ingin menikmati fasilitas yang sama dengan daerah di Pulau Jawa.

Djoko Setijowarno, Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata mengungkap kondisi transportasi di Maluku masih jauh dari kata layak meski tersedia bus perintis sebagai angkutan umumnya.

“Transportasi bus yang tersedia di Maluku kondisinya masih terbilang tidak laik,” kata Djoko dalam keterangan tertulisnya.

Bus perintis di Maluku yang hendak melalui kubangan jalan saat mengangkut penumpang. (Dok. Perum. Damri Cabang Ambon)

Untuk diketahui, Maluku memang memiliki transportasi umum yakni jaringan angkutan bus perintis terpanjang di Indonesia.

Rutenya yaitu Ambon – Masiwang – Totok Tolu sejauh 593 km yang ditempuh lebih kurang 33 jam.

Kehadiran bus perintis di Provinsi Maluku pun sangat membantu peningkatan perekonomian warga, baik pergerakan penumpang dan barang.

Akan tetapi, memang kondisi bus perintis yang tersedia masih jauh dari kata layak untuk dioperasikan.

Baca Juga: Dampak Kekeringan, Lonjakan Harga Beras Terjadi di Sejumlah Pasar di Kabupaten Semarang

Mengingat kondisi armada bus terakhir merupakan buatan tahun 2016, bahkan ada bus buatan tahun 2012 yang masih dioperasikan.

“Sudah selayaknya semua armada bus yang beroperasi di Provinsi Maluku dapat diganti dengan armada baru. Sedangkan armada lama masih dapat digunakan sebagai angkutan logistik,” ungkapnya.

“Potensi angkutan logistik yang menghubungkan Pulau Ambon dengan Pulau Seram sangat tinggi. Dua sampai tiga baris kursi di dalam bus perintis dipenuhi barang milik penumpang,” lanjutnya.

Di Provinsi Maluku terdapat 17 rute angkutan bus perintis yang menyebar di lima pulau, yaitu Pulau Ambon, Pulau Seram, Pulau Buru, Pulau Tanimbar dan Pulau Kei.

Panjang jaringan jalan yang dilayani 2.869 km. Rute angkutan bus perintis terpanjang di Indonesia berada di Provinsi Maluku, yaitu rute Ambon – Masiwang – Totok Tolu sepanjang 598 km dengan lama perjalanan mencapai 33 jam.

Namun, nyatanya masih banyaknya kondisi jalan yang rusak menyebabkan waktu perjalanan menjadi lebih lama.

Berdasarkan data Perum Damri tahun 2021, jalan rusak yang dilewati angkutan bus perintis di Provinsi Maluku mencapai 304 km atau 10,5 persen.

Sementara di Pulau Buru ada 5 rute dilayani 5 unit bus, yaitu Namlea – Namrole sejauh 136 km, Namlea – Masarete (94 km), Namlea – Teluk Bara (134 km), Namlea – Lala (10 km) dan Namlea – Savana Jaya (25 km).

Sedangkan Pulau Ambon dan Pulau Seram dihubungkan 6 rute angkutan bus perintis.

Keenam rute itu menggunakan kapal penyeberangan menghubungkan Pelabuhan Penyeberangan Hunimua (Kab. Maluku Tengah, Pulau Ambon) – Pelabuhan Penyeberangan Waipirit (Kab. Maluku Tengah, Pulau Seram).

Pelabuhan penyeberangan ini cukup tinggi aktivitas penyeberangannya.

Aktivitas mobilitas penyeberangan dimulai jam 05.30 WIT hingga jam 21.00 WIT dilayani 6 kapal penyeberangan. Kedua Pelabuhan penyeberangan ini dikelola PT ASDP Ferry.

Sementara itu, rute bus perintis terdiri dari rute Ambon – Masiwang – Totok Tolu sejauh 593 km (urte terpanjang), Ambon – Alune (215 km), Ambon – Warasiwa (250 km), Ambon – Laimu (330 km), Ambon - Saka – Pasanea (215 km), Ambon – Namto (387 km).

Armada yang dapat dioperasikan sebanyak 12 unit bus sedang. Penumpang berangkat dari Kota Ambon jam 08.00 menuju 6 rute itu setiap hari.

Lantaran keterbatasan jumlah bus, beberapa rute terjauh seminggu hanya dilayani 3 kali keberangkatan dari pool di Kota Ambon.

Bahkan untuk mengejar jam keberangkatan, penumpang sudah mulai berdatangan sejak pukul 07.00 WIT.

Di masa tertentu, para calon penumpang bahkan ada yang rela menginap di Kantor Damri Ambon, ketimbang membayar di penginapan.

Untuk rute panjang dari Kota Ambon ke Pulau Seram, awak kendaraan (pengemudi dan knek) beristirahat dan bermalam di rumah penduduk yang disediakan warga setempat dengan gratis.

Selain itu, ada angkutan bus perintis di Pulau Tanimbar (Kab. Kepulauan Tanimbar) dioperasikan 5 rute dengan 6 unit bus.

Adapun kelima rute itu adalah rute Saumlak – Batu Putih sepanjang 51 km, Saumlaki – Latdalam (38 km), Saumlaki – Larat (145 km), Saumlaki – Arma – Watmuri (112 km).

Jumlah bus yang beroperasi masih kurang dari kebutuhan, perlu penambahan hingga sekitar 6 armada bus.

Sedangkan di Pulau Kei (Kab. Maluku Tenggara) hanya satu rute bus perintis, yaitu Langgur – Sathen – Danar – Madwaer – Tetoad sepanjang 80 km dengan 1 unit bus.

Sementara itu, untuk mendapatkan kelayakan transportasi di Maluku, perlu adanya perbaikan diberbagai lini.

Perlunya mengatur jumlah penumpang yang ingin naik bus. Kemudian perlunya memberlakukan aturan terkait barang bawaan penumpang. Sebab, selama ini tempat duduk sering digunakan penumpang untuk meletakan barang.

Bahkan ke depan perlu dibatasinya barang yang boleh dibawa penumpang, misalnya maksimal 1 kopor dan sejumlah barang yang dapat dibawa tangan.

Selain itu, perbaikan armada bus juga wajib dilakukan seperti penggantian pendingin yang rusak akibat sering terhalang dahan pohon.

Jika diberikan pendingin, maka perlunya perawatan di antaranya memangkas dahan pohon yang melintang jalan agar tidak mengakibatkan kerusakan pada bus.

“Sudah saatnya, pembaharuan armada bus perintis di Provinsi Maluku. Armada yang sekarang dioperasikan, rata-rata sudah tidak laik operasi,” kata Djoko.

Bus Perintis yang hendak melewati jalan rusak saat tengah beroperasi. (Perum. Damri Cabang Ambon)

Tak hanya pembaharuan armada, kata Djoko, perlunya perbaikan jaringan jalan yang dilewati bus.

Pasalnya, jaringan jalan yang dilewati bus tidak semulus jalan-jalan di Pulau Jawa, berlubang bahkan berkubang.

Jalan rusak ini sudah lama terjadi dan dibiarkan tidak diperbaiki, sehingga menjadikan waktu perjalanan menjadi lebih lama.

Hal itu kemudian yang mempengaruhi kondisi kendaraan cepat rusak.

Kondisi jalan seperti ini, sebaiknya dimasukkan dalam Program Inpres Pembangunan Jalan Daerah.

Baca Juga: Inilah Alasan Hari Santri Diperingati Setiap 22 Oktober

Memang harus diakui bahwa masih rendahnya perhatian pemerintah untuk pembangunan infrastruktur di wilayah kepulauan apalagi di wilayah timur Indonesia.

Oleh karena itu, Djoko berharap bahwa ada tindakan nyata yang seharusnya dilakukan untuk memperbaiki layanan transportasi umum di Maluku.

“Armada penumpang yang beroperasi sekarang segera diganti dengan yang baru. Tidak perlu menggunakan pendingin, seperti angkutan umum di Jakarta. Yang penting layanan standar dengan waktu pelayanan prima sudah cukup. Barang penumpang dibatasi yang dapat dimasukkan dalam bus. Kelebihan barang diminta membayar sebagai angkut barang. Armada lama masih dapat dioperasikan untuk angkutan barang yang merupakan potensi pendapatan di Damri Wilayah Maluku,” ungkap Djoko.

Sementara itu, wilayah Maluku yang menjadi penyumbang devisa negara dengan sumber daya alam yang dimiliki tentu sangat perlu mendapatkan perhatian penuh dari pemerintah.

Wilayah yang sumber daya alamnya dieksplorasi, minimal perhatian kebutuhan transportasi diperhatikan. Untuk transportasi darat diperbanyak bantuan bus perintis di pulau-pulau.

Pemda yang mendapatkan dana bagi hasil, dapat menyisihkan sebagian APBD untuk memberikan perhatian pada kebutuhan warganya bermobilitas menggunakan angkutan umum.

“Sekarang sudah ada PP No. 35 Tahun 2023 tentang Ketentuan Umum Pajak Daerah dan Retribusi Daerah pasal 25, menyebutkan paling sedikit 10 persen untuk pembangunan dan/atau pemeliharaan jalan serta peningkatan moda dan sarana transportasi umum. Saatnya lebih memperhatikan layanan bus perintis di daerah 3TP (Terdepan, Tertinggal, Terluar dan Perbatasan) agar kesenjangan layanan transportasi umum tidak semakin melebar,” kata Djoko.

“Menambah jaringan dan memperluas layanan jaringan bus perintis dapat dilakukan. Serta menambah anggaran operasional,” imbuhnya.

Sebagai informasi, untuk operasional Bus Perintis di Provinsi Maluku tahun 2023 mendapat bantuan anggaran sebesar Rp 8.248.631.780,00.

Anggaran keseluruhan operasi bus perintis seluruh Indonesia sekitar Rp 177,42 miliar (327 rute). Bandingkan dengan dengan PSO KRL Jabodetabek sebesar Rp 1,6 triliun.***

Editor: Ali A

Sumber: Perum. Damri Cabang Ambon (2023)

Tags

Terkini

Terpopuler