Silaturahmi dan Dialog Tim PWNU DIY - Mbah Benu soal Teleponan Sama Allah Ta'ala, Ini hasilnya

8 April 2024, 11:00 WIB
Imam Masjid Aolia, KH Ibnu Hajar Sholeh Pranolo atau yang lebih akrab disapa Mbah Benu saat berbicara kepada media terkait dia bersama Jemaahnya lebaran Idul Fitri lebih awal /Instagram @terangmedia/

PORTAL PEKALONGAN - GUNUNGKIDUL - YOGYAKARTA - Diawali dengan rapat Gabungan PWNU DIY, akhirnya dikirim tim untuk bertemu dan berdialog dengan tujuan pembinaan kepada Imam Masjid Aolia KH Raden Ibnu Hajar Sholeh Pranolo atau lebih akrab dipanggil Mbah Benu.

Sebagaimana dilansir dari ANTARA, Ketua PWNU DIY Ahmad Zuhdi Muhdlor mengatakan dikirimkannya surat tersebut dimaksudkan untuk mengajak dialog pimpinan jemaah Aolia yang akrab dipanggil Mbah Benu.

"Kedatangan kita (tim) sambil juga untuk dialog, ada sesuatu yang harus diluruskan," kata dia, dalam keterangannya, Minggu (7/4/2024). Tujuan surat yang bersisi ajakan dialog itu juga sebagai upaya PWNU DIY untuk mencegah terjadinya persekusi di masyarakat.

Baca Juga: Nasi Uduk Simple dengan Kobe: Resep Cepat dan Mudah

Berikut ini reportase yang disampaikan salah satu anggota tim, Kiai Fajar Abdul Bashir, sebagaimana sudah dishare di grup-grup WA dan medsos.

Hasil Silaturrahim dengan Mbah Ibnu Hajar (Mbah Benu)

Alhamdulillah, sekitar jam 11.00 WIB kami bersama tim telah selesai bersikaturrahim kepada Mbah Ibnu Hajar (Mbah benu). Hasilnya demikian :

1. Bahwa Mbah Ibnu Hajar telah menjelaskan penentuan awal dan akhir Ramadhan memakai metodologi "kontak" batin dengan Allah.

Baca Juga: Mengapa Doctor Prisoner Layak untuk Ditonton: Kombinasi Drama Medis dan Kejahatan

2. "Kontak" batin itu kemudian dia menyebutkan sebagai derajad wusul ilallah. Wusul ilallah yg difahami Mbah Ibnu Hajar adalah bisa berkomunikasi dengan Allah.

3. Derajat wusul ilallah versi Mbah Ibnu Hajar dimulai pada tanggal 21 November 2021 saat ziarah di makam Syech Jumadil Kubro.

Dia mengatakan bisa komunikasi dengan Syech Jumadil Kubro dan dinyatakan telah sampai ke derajat wusul.

Derajad wusul ilallah menurut Mbah Ibnu Hajar semakin kuat ketika berkomunikasi dengan Syech Assmarqandi yeng menyuruhnya menikah lagi.

Baca Juga: Resep Mudah dan Praktis Ayam Saus Padang untuk Berbuka Puasa

Dari apa yang disampaikan Mbah Ibnu Hajar, dapat kami fahami bahwa metodologi yg dipakai sudah tidak sesuai dengan syariat.

Maka dalam hal ini saya menyampaikan kepada Mbah Ibnu sebagai berikut:


1. Mbah Ibnu, metodologi penentuan awal dan akhir Ramadhan yang Mbah Ibnu Hajar pakai sudah tidak sesuai dengan aturan syariat.

2. Aturan syariat yang didawuhkan Allah dan Nabi Muhammad SAW tidak melalui "kontak" batin, akan tetapi melalui ru'yatul hilal atau tafsir lain wujudul hilal.

3. Mbah Ibnu, Nabi Muhammad tidak hanya seorang Nabi, tapi sekaligus Rasul. Dimana tingkat wusul-nya Nabi Muhammad kepada Allah tentunya tidak ada yang menandingi. Toh beliau tetap perintah kepada para sahabat untuk melakukan ru'yatul hilal.

Baca Juga: Mengapa GoPay adalah Pilihan Utama untuk Transaksi via QRIS

Artinya, Nabi Muhammad yang tingkat wusulnya melebihi siapapun, tetap melaksanakan penetapan awal dan akhir Ramadhan memakai metode ru'yatul hilal atau wujudul hilal, bukan memakai "kontak".

Kemudian saya menyampaiakn beberapa ayat Al-Qur'an dan hadits tentang penetapan awal dan akhir Ramadhan.

Meskipun tidak 100% bisa difahami oleh Mbah Ibnu Hajar, karena faktor usia dan sudah berkurang pendengarannya, alhamdulillah dia agak sedikit taslim. Meskipun menurut saya ini harus dilakukan beberapa kali agar beliau benar-benar bisa memahami.

Mbah Ibnu sosok yang baik, supel, suka bergurau, dan sangat welcome terbuka adanya pendapat lain. Sangat jarang orang yang sudah punya pendirian seperti itu mau diajak berdialog. Biasanya mau benarnya sendiri. Tapi lain dengan Mbah Ibnu, sangat welcome.

Baca Juga: Puasa Ramadhan dan Idul Fitri serta Usulan Prof Ahmad Rofiq kepada MUI Yogyakarta terkait Mbah Benu

Sebelum mengakhiri, ada hal-hal yg disepakati bahwa, yaitu:

1. Jika kelak dalam penentian awal dan akhir Ramadhan Mbah Ibnu Hajar tetap meyakini "kontak" itu sebagai sebuah keyakinan dan tidak bisa dirubah, kita sarankan agar dipakai sendiri dan tidak mempublikasikan dan tidak mengajak-ajak masyarakat.

2. Jika ada masyarakat atau jamaah yang bertanya, kita sarankan agar Mbah Ibnu menganjurkan jamaahnya mengikuti NU atau pemerintah.

Demikan, semoga kita semua mendapatkan petunjuk Allah SWT.


Demikian artikel mengenai diawali dengan rapat Gabungan PWNU DIY, akhirnya dikirim tim untuk bertemu dan berdialog dengan tujuan pembinaan kepada Imam Masjid Aolia KH Raden Ibnu Hajar Sholeh Pranolo atau lebih akrab dipanggil Mbah Benu. Semoga bermanfaat.***

Editor: Ali A

Sumber: ANTARA medsos

Tags

Terkini

Terpopuler