Gempa 5,3 SR Guncang Gunungkidul, Yogyakarta; BMKG Tegaskan Tak Terkait Aktivitas Gunung Merapi

- 28 Juni 2021, 08:56 WIB
Ilustrasi gempa bumi.
Ilustrasi gempa bumi. /Pixabay/RoadLight /

Portal Pekalongan - Gempa Magnitudo berkekuatan 5,3 SR mengguncang Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, dan sekitarnya, Senin 28 Juni 2021 pagi. BMKG atau Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika menegaskan bahwa gempa tak terkait dengan aktivitas Gunung Merapi.

Gempa berkekuatan 5,3 SR, Senin 28 Juni 2021 pag, mengguncang Kabupaten Gunungkidul, warga Yogyakarta berhamburan panik. Namun, BMKG atau Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika menegaskan bahwa gempa tak terkait dengan aktivitas Gunung Merapi.

BMKG atau Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika menegaskan bahwa gempa Magnitudo berkekuatan 5,3 SR mengguncang Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, dan sekitarnya, Senin 28 Juni 2021 pagi tak terkait dengan aktivitas Gunung Merapi.

Baca Juga: Inilah Profil Bupati Pekalongan Fadia A Rafiq, Dulu Pernah Bertarung dengan Riswandi

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono saat menjawab pertanyaan netizen lewat media sosial Twitter pribadinya, Senin (28/6/2021) menegaskan, bahwa gempa Magnitudo 5,3 SR yang mengguncang DI Yogyakarta dan sekitarnya pagi ini tidak ada hubungan dengan aktivitas vulkanik Gunung Merapi.

"Tidak ada, Kak,” tegas Daryono menjawab pertanyaan netizen lewat media sosial Twitter pribadinya, Senin (28/6/2021).

Pasalnya, gempa di Yogyakarta ini pukul 05.15 WIB yakni empat menit setelah Gunung Merapi mengeluarkan awan panas guguran atau dikenal dengan wedus gembel pada pukul 05.11 WIB.

Daryono menegaskan, gempa di Yogyakarta pagi ini bukan gempa megathrust. Gempa selatan Yogyakarta magnitudo 5,1 pagi ini bukan gempa megathrust, karena tidak bersumber di bidang kontak antar-Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia (subduksi landai-dangkal), tapi hiposenternya agak dalam sedikit memasuki Zona Benioff (subduksi mulai menukik).

Daryono mengatakan BMKG menduga gempa tersebut adalah gempa intraslab atau yang bersumber dari lempeng Indo-Australia, dan mirip gempa yang mengguncang Malang pada 10 April dan 21 Mei 2021.

"Dugaan kami gempa magnitudo 5,1 Selatan Yogyakarta adalah "gempa intraslab" atau gempa yang bersumber dalam lempeng (Indo-Australia) tampaknya terbukti dengan sayatan melintang seismisitas Pulau Jawa dlm arah utara selatan. Gempa ini mirip gempa di Malang 10 April & 21 Mei 2021," jelasnya.

Baca Juga: Kabar Duka, Ketua KONI Jateng Subroto Meninggal Dunia

Warga Gunungkidul dan Yogyakarta dan sekitarnya, Senin (28/6) pukul 05.15 dikejutkan dengan gempa bumi Magnitudo (M) dengan kekuatan 5,3 Skala Richter (SR). Gempa tersebut sempat membuat warga panik, dan berhamburan lari keluar rumah.

Berdasarkan catatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa berada di laut 55 km Baratdaya Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan kedalaman 48 km.

Berdasarkan permodelan yang dibuat BMKG, gempabumi ini tidak berpotensi tsunami. Hingga pukul 05:50 WIB pagi ini (28/6), hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock) di selatan Yogyakarta.

Guncangan gempa dirasakan masyarakat di beberapa daerah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah dari tiga Kabupaten melaporkan kondisi saat gempa terjadi.

Guncangan gempa dirasakan selama kurang lebih dua detik oleh masyarakat Gunungkidul. BPBD Kabupaten Gunungkidul melaporkan masyarakat tidak panik saat gempa terjadi karena berlangsung cepat.

BPBD Kabupaten Pacitan melaporkan guncangan gempa dirasakan sedang, sebagian warga keluar rumah namun tidak menimbulkan kepanikan. Sementara dari BPBD Kabupaten Bantul juga melaporkan hal serupa, warga tidak panik dan hanya keluar rumah untuk menghindari dampak gempa susulan.

Hingga berita ini dirilis, belum ada laporan kerusakan maupun korban jiwa dari BPBD Kabupaten Gunungkidul, Pacitan maupun Bantul. Namun petugas masih melakukan monitoring dan siap siaga jika terjadi gempa susulan.

Berdasarkan data BMKG, intensitas gempa yang diukur dengan skala Modified Mercalli Intensity atau MMI menunjukkan skala III-IV MMI di Kota Bantul dan Gunungkidul. Skala III MMI di wilayah Purworejo, Trenggalek, Tulung Agung, Blitar dan Nganjuk. Lalu di wilayah Sleman dan Yogyakarta II-III MMI, lalu Klaten, Banjarnegara, Malang dan Solo II MMI. Skala III MMI mendeskripsikan getaran dirasakan nyata dalam rumah dan seakan-akan ada truk berlalu.

Sementara menurut kajian InaRISK, wilayah Kabupaten Gunungkidul memiliki risiko bencana gempabumi sedang hingga tinggi dengan luas risiko 147.211 atau sekitar 18 kecamatan terpapar.

Masyarakat diimbau untuk waspada terhadap potensi gempa susulan. Gempa dapat terjadi setiap saat dan belum ada teknologi yang dapat memprediksi terjadinya gempa.

Untuk mengurangi dampak gempa hindari bangunan yang rentan guncangan, korban dapat terjadi biasanya disebabkan tertimpa reruntuhan bangunan dan bukan gempanya. Demikian informasi mengenai gempa magnitudo berkuatan 5,3 SR yang mengguncang Yogyakarta, dan BMKG langsung menegaskan bahwa gempa itu tak terkait aktivitas Gunung Merapi.*** 

Editor: Ali A

Sumber: BMKG


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah