Siapakah Roehana Koeddoes? Kenali Lebih Jauh Sosok Wartawati Pertama di Indonesia Ini

- 9 November 2021, 14:31 WIB
Doodle Google menampilkan Roehana Koeddoes , wartawati pertama Indonesia yang diangkat menjadi pahlawan nasional.
Doodle Google menampilkan Roehana Koeddoes , wartawati pertama Indonesia yang diangkat menjadi pahlawan nasional. /Tangkapan layar Google Doodle

 

PORTAL PEKALONGAN - Senin 8 November 2021 sosok Roehana Koeddoes (Ruhana Kuddus) muncul di Google Doodle. Hal ini membuat profil Roehana Koeddoes dicari-cari publik. Siapa Roehana Koeddoes sebenarnya?

Nama Roehana Koeddoes atau Ruhana Kuddus sebelumnya disetujui sebagai pahlawan nasional dalam pertemuan gelar dewan, tanda jasa, dan tanda kehormatan oleh Presiden Joko Widodo pada 7 November 2019. Roehana Koeddoes yang lahir pada 20 Desember 1884 di Koto Gadang, Sumatera Barat, dibesarkan selama era ketika perempuan Indonesia umumnya tidak mendapat pendidikan formal.

Namun, Roehana Koeddoes mengembangkan kecintaan pada membaca dengan membaca halaman surat kabar lokal dan berbagai berita lokal dengan teman-temannya pada usia tujuh tahun.

Baca Juga: Sindir Puan Maharani 'Gimana Mau Jadi Capres', Anggota Fraksi PKS Minta Maaf

Pada 1911, ia meresmikan kariernya di bidang pendidikan dengan mendirikan sekolah pertama di Indonesia yang khusus
diperuntukkan bagi perempuan.

Didirikan di kota kelahirannya, sekolah Koeddoes memberdayakan perempuan melalui berbagai program, mulai dari pengajaran literasi bahasa Arab hingga moralitas.

Roehana Koeddoes memperluas pengaruhnya setelah pindah ke Bukittinggi, dengan menjadi salah satu jurnalis perempuan pertama di Indonesia.

Di sini, ia memainkan peran kunci dalam perintis surat kabar perempuan Soenting Melajoe. Sebagai yang pertama di Indonesia, publikasi ini secara langsung menginspirasi perkembangan beberapa surat kabar perempuan Indonesia yang berpengaruh lainnya.

Baca Juga: Lagu Trending 'Mletre' Denny Caknan feat Young Lex, Berikut Lirik serta Chord Gitar Sederhana dan Mudah

"Sepanjang kariernya, Koeddoes terus menulis artikel yang mendorong perempuan untuk membela kesetaraan dan melawan

kolonialisme, dengan beberapa mencapai pengakuan nasional," tulis Google dalam laman resmi Doodle.

Berkat perintis seperti Roehana Koeddoes, banyak yang menganggap perempuan dalam jurnalisme Indonesia lebih kritis dan berani dari sebelumnya.

Tak hanya sebagai Pahlawan Nasional, Roehana Koeddoes juga menerima penghargaan sebagai Wartawati Pertama Indonesia (1974) pada Hari Pers Nasional ke-3 9 Februari 1987.

Kala itu, Menteri Penerangan Harmoko menganugerahinya sebagai Perintis Pers Indonesia.

Sebelum meninggal pada 17 Agustus 1972, Roehana Koeddoes masih terus berjuang dengan memimpin surat kabar Perempuan Bergerak.

Baca Juga: Inilah Alasan Tujuh Pemain Persib Bandung Belum Mendapat Kesempatan Tampil di BRI Liga 1 2021

Saat Belanda meningkatkan tekanan dan serangan terhadap kaum pribumi, Roehana Koeddoes juga membantu pergerakan politik lewat tulisannya yang membakar semangat juang para pemuda.

Ia juga mempelopori berdirinya dapur umum dan badan sosial untuk membantu para gerilyawan. Tak hanya itu, Roehana Koeddoes pun yang mencetuskan ide dalam penyelundupan senjata dari Kota Gadang ke Bukittinggi melalui
Ngarai Sianok. Caranya, menyembunyikannya dalam sayuran dan buah-buahan yang kemudian dibawa ke Payakumbuh dengan kereta api.

Google Doodle ini hanya muncul di halaman awal pencarian di Indonesia.

Seperti diketahui, pengguna dapat menemukan berbagai berita mengenai Roehana Koeddoes hanya dengan mengklik ikon doodle yang terpampang di halaman awal pencarian.

Roehana Koeddoes juga jurnalis perempuan pertama di Indonesia yang dianugerahi gelar pahlawan nasional oleh Presiden Jokowi pada 7 November 2019 di Istana Negara yang diwakilkan oleh sang cucu, Janeyd.

Baca Juga: Tujuh Pemain Persib Bandung ini Belum Dapat Kesempatan Tampil di BRI Liga 1 2021, Salah Satunya I Made Wirawan

Banyak yang penasaran dengan profil Roehana Koeddoes.

Roehana Koeddoes adalah kakak tiri dari Sutan Sjahrir, perdana menteri Indonesia pertama. Ia juga bibi dari Chairil Anwar, penyair legendaris Indonesia.

Keluarga Roehana Koeddoes bisa dibilang dipenuhi dengan banyak tokoh penting. Sebab, dirinya juga merupakan sepupu dari H Agus Salim yang hidup pada zaman yang sama dengan RA Kartini, ketika akses perempuan untuk mendapatkan pendidikan dibatasi.

Berikut ini rangkuman biodata Roehana Koeddoes, jurnalis perempuan pertama Indonesia di Google Doodle yang menarik untuk disimak.

Biodata Roehana Koeddoes

Nama lengkap: Roehana Koeddoes

Nama EBI: Ruhana Kuddus

Baca Juga: Bersiap Melawan 8 Tim, PSIS Semarang Mengejar Asa pada Seri Ketiga BRI Liga 1 2021-2022

Tempat lahir: Koto Gadang, Agam, Sumatra Barat

Tanggal lahir: 20 Desember 1884

Meninggal: 17 Agustus 1972 (umur 88 tahun)

Suami: Abdoel Koeddoes

Orang tua: Mohamad Rasjad Maharadja Soetan (ayah) dan Kiam (ibu)

Saudara: Soetan Noeralamsjah Soetan Sjahrir (adik tiri), Agoes Salim (sepupu), Chairil Anwar (keponakan).

Berikut ini ada rangkuman fakta menarik dari Roehana Koeddoes, jurnalis perempuan pertama Indonesia yang wajahnya tampil di Google Doodle.

Baca Juga: Sinopsis Bepannah Drama India ANTV Episode 16 Hari Ini: Aditya dan Zoya Terkena Perangkap Maahi

Awal Karier Roehana Koeddoes

Roehana Koeddoes tidak bisa mendapatkan pendidikan secara formal. Namun dirinya rajin belajar dengan ayahnya, seorang pegawai pemerintah Belanda yang selalu membawakan bahan bacaan dari kantor.

Roehana Koeddoes gemar membaca majalah terbitan Belanda. Majalah itu memuat berbagai macam berita politik, gaya hidup, dan juga pendidikan di Eropa. Hobi membaca majalah ini berlangsung saat sang ayah ditugaskan ke Alahan Panjang.

Pada 11 Februari 1911, Roehana Koeddoes berhasil mendirikan sebuah Sekolah Kerajinan Amai Setia yang diakui oleh pemerintah Hindia Belanda pada 13 Januari 1915. Sekolah Kerajinan Amai Setia tersebut mengajarkan berbagai keterampilan untuk perempuan, seperti mengelola keuangan, tulis-baca, budi pekerti, pendidikan agama dan Bahasa Belanda.

Namun pada 22 Oktober 1916, seorang muridnya menjatuhkannya dari jabatan Direktris dan Penningmeester karena tuduhan penyelewengan penggunaan keuangan. Roehana Koeddoes lalu mengajar di sekolah Dharma Putra yang isinya tidak hanya perempuan tetapi ada juga laki-laki.

Baca Juga: 'Goodbye' Lagu Vanessa Angel Ciptaan Musisi Kondang Alam Urbach Bertema Perpisahan untuk Gala Sky ArdiansyahBaca Juga: 'Goodbye' Lagu Vanessa Angel Ciptaan Musisi Kondang Alam Urbach Bertema Perpisahan untuk Gala Sky Ardiansyah

Roehana Koeddoes pernah menerima sebuah penghargaan sebagai Wartawati Pertama Indonesia 1974 pada Hari Pers Nasional ke-3. Kemudian pada 9 Februari 1987, Menteri Penerangan Harmoko menganugerahi Roehana sebagai Perintis Pers Indonesia.

Selain itu, dirinya juga dianugerahi Bintang Jasa Utama pada 6 November 2007 oleh pemerintah Indonesia.

Itulah ulasan singkat seputar profil Roehana Koeddoes, seorang jurnalis perempuan pertama Indonesia yang menarik untuk diketahui.***

Editor: Ali A

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah