Gus Yahya: Posisi Strategis Indonesia Harus Dikelola untuk Wujudkan Stabilitas Dunia

- 10 November 2021, 20:59 WIB
Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf bincang-bincang dengan Wakil Rektor II Universitas Pertahanan (Unhan) Mayjen TNI Lasmono, Warek IV Ir Ir Tristan Sumardjono, Warek III Laksda TNI Dr Ir Suhirwan, usai memberi kuliah umum di Universitas Pertahanan (Unhan), Sentul, Bogor, Jawa Barat, Rabu 10 November 2021.
Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf bincang-bincang dengan Wakil Rektor II Universitas Pertahanan (Unhan) Mayjen TNI Lasmono, Warek IV Ir Ir Tristan Sumardjono, Warek III Laksda TNI Dr Ir Suhirwan, usai memberi kuliah umum di Universitas Pertahanan (Unhan), Sentul, Bogor, Jawa Barat, Rabu 10 November 2021. /Dok PBNU


PORTAL PEKALONGAN - KH Yahya Cholil Staquf, Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) atau biasa disapa Gus Yahya menilai, Indonesia memiliki posisi yang sangat strategis dalam upaya membentuk stabilitas dan tatanan dunia ke depan.

Gus Yahya mengungkapkan, sudah saatnya posisi strategis Indonesia disadari dan dikelola dengan baik agar Indonesia bisa semakin kuat di mata dunia internasional.

Hal tersebut disampaikan Gus Yahya saat memberi kuliah umum bertema "Kontribusi Perjuangan Pahlawan Santri Ditinjau dari Perspektif Sosio-Cultural dan Kontekstualisasi Semangat Persatuan dan Rela Berkorban di Era Digital" di Universitas Pertahanan (Unhan), Sentul, Bogor, Jawa Barat, Rabu 10 November 2021.

Baca Juga: Rachel Vennya Ditetapkan sebagai Tersangka Tapi Tidak Ditahan, Apa Alasannya?

Menurut Gus Yahya, di tengah memanasnya hubungan antarsejumlah negara di kawasan saat ini, tatanan dunia sejatinya tengah menuju titik keseimbangan (equilibrium) baru.

“Karena letaknya yang sangat strategis dalam menjaga stabilitas, maka dunia internasional menginginkan Indonesia menjadi negara yang kuat, bukan hanya di regional tapi juga di kawasan Indo-Pasifik,” kata kandidat Ketua Umum PBNU itu.

Dalam kaitan itu, maka dunia internasional pun sangat berkepentingan dengan Indonesia agar menjadi negara kuat dan stabil, serta jauh dari gejolak.

Tatanan dunia saat ini, ujar Gus Yahya, belum bisa disebut stabil apalagi kokoh. Indikasinya gejolak secara sporadis masih mudah terjadi di sejumlah negara. Pemicunya pun susah untuk dijelaskan. Gejolak-gejolak itu akan terus terjadi karena tatanan dunia saat ini memang baru dibangun.

Baca Juga: 10 November 2021, Hujan Disertai Petir dan Angin Kencang Landa Beberapa Wilayah Jateng, Harap Waspada!

“Hingga sejumlah bangsa mulai muak dengan penjajahan dalam segala bentuknya. Mereka mulai berani berteriak, melawan ketidakadilan dan ketidaksetaraan. Perlawanan itu perlahan tapi pasti muncul di sejumlah negara jajahan. Termasuk bangsa Indonesia kala akhirnya merdeka pada 1945 lalu," kata mantan anggota Wantimpres itu.

Bahkan para pendiri bangsa tidak hanya menginginkan Indonesia merdeka. Tetapi lebih dari itu adalah seluruh bangsa di dunia harus merdeka dari kolonialisme dan imperialisme. Cita dan wawasan internasional soal kemerdekaan dan kedaulatan ini, jelas Gus Yahya, antara lain disuarakan oleh para ulama dan santri pada era itu.

Baca Juga: SIKAT! Kode Redeem ML Mobile Legends Kamis 11 November 2021 Masih Aktif, Ada Hero Fragment dan Diamond Gratis

“Berpijak keberhasilan Indonesia lepas dari cengkeraman penjajah, bangsa-bangsa lain juga melakukan perlawanan untuk merebut kedaulatannya. Peran strategis inilah perlu terus dikelola untuk menuju peradaban dan tatanan dunia menjadi lebih baik,” terangnya.***

Editor: Ali A

Sumber: PBNU


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah