“Muassasah sebenarnya tidak berkeinginan menaikkan harga layanan Masyair, tetapi karena saat ini ada kenaikan pajak dari 5% menjadi 15%, hal tersebut sulit untuk dihindarkan. Selain itu, di Arab Saudi juga terdapat kenaikan barang kebutuhan pokok dan upah tenaga kerja,” terang Abdullah di hadapan perwakilan dari Kementerian Agama.
“Namun begitu kami tetap mengupayakan agar kenaikan biaya dilakukan secara wajar dan diikuti dengan peningkatan kualitas pelayanan kepada jemaah haji. Kami tetap memberikan prioritas untuk memberikan pelayanan terbaik kepada jemaah haji Indonesia. Mohon bersabar dalam 2-3 hari ke depan harga resmi dari Kementerian Haji dan Umrah akan diumumkan,” ujar Abdurrahman.
Baca Juga: Kemenkominfo : Hati-Hati Terjebak Akun Bank Bodong di Media Sosial, Inilah Tips Jitu Menghindarinya
Pertemuan tersebut juga membahas maktab yang akan digunakan oleh jamaah haji khusus asal Indonesia. Abdurrahman menjelaskan bahwa akan ada empat maktab yang disiapkan untuk jamaah haji khusus. Selain itu juga disiapkan satu maktab tambahan untuk jamaah haji mujammalah Indonesia.
“Maktab yang kami sediakan khusus untuk jamaah haji khusus asal Indonesia. Jamaah tidak akan bercampur dengan jamaah asal negara lain,” tegas Abdurrahman.
Abdurrahman juga menekankan bahwa kenaikan biaya Masyair akan diikuti dengan peningkatan fasilitas bagi jamaah haji khusus.
“Semua bentuk fasilitas haji khusus Indonesia akan muncul di e-hajj,” tandasnya.
Pada akhir pertemuan, Nur Arifin kembali menyampaikan harapan agar kenaikan biaya Masyair oleh Muassasah Asia Tenggara dilakukan secara wajar.
Baca Juga: Bikin Filter Nangis Mewek dengan Aplikasi Snapchat yang Gampang dan Simple