Network
PORTAL PEKALONGAN – Rafael Alun Trisambodo selama berkarir di Ditjen Pajak telah menempati posisi penting. Di tahun 2013, ia menjabat sebagai Kepala Bidang Pemeriksanaan Penyidikan dan Penagihan Pajak Kanwil DJP Jawa Tengah. Pada 2015, ia menjadi Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
Rafael lalu menjadi Kepala Bidang Pemeriksaan Penyidikan dan Penagihan Kanwil DPJ Jawa Timur I. Disinilah Rafael memiliki posisi strategis karena memburu dan mengusut wajib pajak yang bandel membayar pajak.
Ia kemudian menjadi Kepala Kantor Pelayanan Pajak Modal Asing II pada 2018 dan kemudian dipromosikan ke jabatannya sebelum dicopot hari ini, yakni Kabag Umum Kanwil DJP Jakarta Selatan II.
Baca Juga: Kekayaan Rafael Alun Trisambodo Beda Tipis dengan Menteri Hampir Tiga Periode, Ini Profil Hartanya
Sebagaimana diketahui bersama bahwa, Rafael Alun Trisambodo menjadi perbincangan di media massa usai anaknya, Mario Dandy Satriyo, terlibat kasus penganiayaan. Persoalan ini pun berbuntut panjang hingga menyeret harta kekayaan Rafael yang mencapai Rp56 miliar.
Namun, dibalik aksi sadis yang dilakukan oleh Mario Dandy Satriyo putra Rafael Alun Trisambodo ,terungkap sejumlah fakta menarik.
Melansir dari Portal Pekalongan.com dari Teras Gorontalo, berikut adalah fakta menarik dibalik kasus penganiayaan yang dilakukan oleh Mario Dandy Satriyo putra Rafael Alun Trisambodo.
Pertama soal mobil Jeep Rubicon bernopol B-120-DEN yang dipakai Dandy saat menganiaya David.
Diketahui, nopol B-120-DEN yang terpasang di Jeep Rubicon Mario Dandy bukan pelat aslinya alias bodong. Jeep Rubicon tersebut aslinya adalah B-2571-PBP.
Fakta lainya ternyata Rafael Alun punya rumah mewah di Kelurahan Kleak, Lingkungan 5, kota Manado, provinsi Sulawesi Utara.
"Ya benar ini rumah milik Rafael Alun, tapi menggunakan nama istri saat membeli," kata Donvito Fourzany, Lurah Kelurahan Kleak, Senin (27/02/2023).
Yang menarik, ternyata pajak rumah mewah berharga miliaran rupiah milik pejabat Ditjen Pajak RI Rafael Alun dengan jabatan terakhir sebelum di hentikan adalah Kabag Umum Kanwil DJP Jakarta Selatan II, hanya sebesar Rp.300.000 perbulannya
Menurut Lurah Kelurahan Kleak Donvito Fourzany, hal itu disebabkan belum diadakannya pergantian nama antara pemilik lama dan baru.
"Akibatnya pemilik baru membayar dengan nilai sesuai ukuran rumah lama," katanya
Menurut taksirannya, nilai pajak rumah itu lebih tinggi dari 300 ribu. Namun ia enggan membeberkan jumlah pastinya.
Baca Juga: Kunjungi Jepang Saat Musim Sakura, Rencanakan dari Sekarang dan Ini Caranya
"Untuk jumlah pastinya harus ada taksirannya dari Bapenda," katanya.
Sementara itu Deasy Siwu ketua lingkungan V menuturkan, rumah tersebut tercatat atas nama Ernie Torondek. Sedang pemilik lama bernama Rasid.
Dikatakannya, keluarga Rafael membeli rumah itu 2009, membangunnya dan rampung pada sekira 2011.
"Seingat saya rumah penghuni sebelumnya juga besar tapi tak semewah saat ini," kata dia.
Ia menuturkan, rumah itu hanya dijaga oleh dua orang dari Jawa. Ernie jarang di sana. Seorang saudara Ernie pernah menginap di sana.
Baca Juga: Ramadhan 2023 Semakin Dekat: Simak 3 Tujuan Hadirnya Bulan Ramadhan!
"Sepengetahuan saya hanya sekali Ernie datang yakni saat naik rumah baru," kata dia
Sebutnya, orang yang menjaga rumah Ernie sangat rajin bayar uang sampah.
"Kalau mau bayar biasanya mereka telepon ke kantor dan dari kantor transfer ke mereka," kata dia.***
