BRIN Diminta Tindak Tegas AP Hasanuddin dan Thomas Djamaluddin, Keduanya Merusak Semangat Toleransi

- 25 April 2023, 23:24 WIB
ARSIP - Zainuddin Maliki
ARSIP - Zainuddin Maliki / ANTARA/Agus Setiawan/

PORTAL PEKALONGAN - Pimpinan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) diminta menindak tegas penelitinya, yaitu AP Hasanuddin dan Thomas Djamaluddin karena keduanya dianggap telah merusak semangat toleransi yang sudah dibangun di media sosial selama ini.

Lewat media sosial juga, keduanya telah mengumbar sebuah ancaman pembunuhan terhadap warga Muhammadiyah.

Permintaan tersebut disampaikan oleh anggota Komisi X DPR RI Zainuddin Maliki, karena apa yang dilakukan kedua peneliti BRIN itu adalah sebuah tindakan yang sangat tidak layak sebagai seorang peneliti.

Baca Juga: H+2 Lebaran, 40.000 Penumpang Kereta Api Tiba di Jakarta, PT KAI Siapkan Fasilitas Tambahan

"Yang bersangkutan sudah meminta maaf, tetapi saya mengharap BRIN tetap memberi edukasi dan mengambil langkah tegas kepada penelitinya agar tidak merusak semangat toleransi yang sedang dibangun bersama dengan susah payah," kata Zainuddin, dalam keterangan tertulis yang disampaiakn di Jakarta, Selasa 25 April 2023.

Zainuddin mengatakan, sangat tidak layak seorang peneliti di sebuah lembaga riset nasional tapi tidak siap menerima perbedaan. Apalagi sampai mengeluarkan ancaman pembunuhan.

Jadi, lanjut Zainuddin, tidak hanya AP Hasanuddin saja yang harus didisplinkan, tetapi Thomas Djamaluddin juga perlu didisiplinkan karena sumbernya justru dari Thomas Djamaluddin.

Baca Juga: Ini 9 Tips Menghadapi Cuaca Panas Tak Biasa dari Kemenkes

"Justru komentar Prof Thomas di Facebook sebagai sumber AP Hasanuddin mengeluarkan ancaman pembunuhan, juga harus diberi sanksi, bahkan lebih berat," ujarnya.

Manusai Terdidik dan Berkeadaban

Zainuddin Maliki yang juga mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya itu juga mengungkapkan, saat ini bangsa Indonesia tengah mendambakan tumbuhnya manusia-manusia terdidik dan berkeadaban, bukan manusia yang berpikir dangkal.

"Tetapi sedih sekali, yang dijumpai seorang peneliti lembaga riset nasional berpikir dangkal dan pongah dalam menyikapi perbedaan," ujarnya.

Menurutnya, rendahnya keadaban dari kedua peneliti tersebut sama sekali tidak mencerminkan bahwa mereka adalah seorang peneliti.

"Sama sekali tidak mencerminkan kapasitasnya sebagai intelektual dalam bermedia sosial, telah menodai BRIN," tegasnya.

Komentar ancaman kepada warga Muhammadiyah itu diunggah oleh Andi Pangeran Hasanuddin dengan nama akun AP Hasanuddin yang diketahui sebagai seorang peneliti astronomi di BRIN.

AP Hasanuddin memberikan komentar pada tautan yang diunggah peneliti lain BRIN bernama Thomas Jamaluddin soal perbedaan metode penetapan hari Lebaran 2023 atau 1 Syawal.

Baca Juga: Transjawa Tol 73 Ribu Kendaraan Menuju Jakarta, Waspadai Puncak Arus Balik

Baca Juga: Penundaan Halalbihalal Bukan Larangan, Ini Penjelasan Mahfud MD

Awalnya, Thomas berkomentar bahwa Muhammadiyah sudah tidak taat pada keputusan pemerintah karena menetapkan Idulfitri 1444 H berbeda dengan yang ditetapkan pemerintah, lalu komentar Thomas itu dibalas oleh akun AP Hasanuddin.

"Saya tak segan-segan membungkam kalian Muhammadiyah yang masih egosentris. Udah disentil sama Pak Thomas, Pak Marufin, dkk, kok masih gak mempan," tulis akun AP Hasanuddin.

Kemudian, AP Hasanuddin juga menulis komentar balasan atas unggahan akun Ahmad Fuazan S.

"Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan!!! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian!!!" tulis AP Hasanuddin dengan huruf besar semua. ***

Editor: Ali A

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah