Tragedi Oktober Kanjuruhan, Jumlah Korban Terbesar Sepanjang Sejarah Pertandingan Bola Dunia, 13 Mobil Rusak

- 2 Oktober 2022, 08:58 WIB
Dr Dhimam Abror Djurai, Wakil Ketua Dewan Pakar Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Pusat
Dr Dhimam Abror Djurai, Wakil Ketua Dewan Pakar Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Pusat /

Organisasi suporter di seluruh Eropa berbenah dengan memperbaiki manajemen dan memberikan edukasi terhadap suporter-suporter yang menjadi anggota.

Sanksi keras yang dijatuhkan oleh UEFA membawa efek jera yang kongkret.

Di Inggris suporter Hooligan yang terkenal fanatik dan beringas akhirnya bisa memperbaiki diri.

Baca Juga: Kronologi Kerusuhan Kanjuruhan Malang: Kata-Kata Makian, Amarah, Batu, Batako, Besi, dan Bambu Berterbangan

Mereka kemudian berubah menjadi kelompok suporter yang punya fanatisme tinggi tapi tidak lagi beringas dan anarkis.

Demikian halnya dengan kelompok suporter garis keras klub-klub Italia yang dikenal sebagai "ultras".

Mereka berbenah dan memperbaiki manajemen, sehingga berhasil menjadi kelompok suporter yang militan tapi tidak brutal.

Di Indonesia tragedi kematian suporter sangat sering terjadi, baik akibat perkelahian antar-suporter maupun karena kecelakaan di dalam atau di luar stadion.

Baca Juga: 100 Orang Lebih Tewas, Update Kerusuhan Arema FC vs Persebaya, Tragedi Kanjuran Malang Terbesar di Dunia?

Tapi, sampai sejauh ini sanski yang dijatuhkan oleh PSSI, sebagai otoritas tertinggi sepak bola Indonesia, tidak memberikan efek jera yang bisa membawa reformasi total dalam pengelolaan suporter di Indonesia.

Halaman:

Editor: Ali A

Sumber: Rilis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x