IPHI Jateng Deklarasi Perkuat Jogo Tonggo, Gubernur Ganjar Pranowo Minta Warga di Zona Merah Dibantu

7 Juli 2021, 17:16 WIB
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat menjadi pembicara kunci webinar dan deklarasi IPHI Jateng Peduli Jogo Tonggo /Screenshoot Zoom Meeting/Portal Pekalongan/


Portal Pekalongan – Ketua Pengurus Wilayah Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia  (PW IPHI) Jawa Tengah, H Harsono MBA, mendekalarasikan penguatan Jonggo Tonggo. Program Jogo Tonggo diinisiasi oleh Gubernur Ganjar Pranowo.

Program penguatan Jogo Tonggo yang diinisiasi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dideklarasikan Ketua Pengurus Wilayah Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia  (PW IPHI) Jawa Tengah, H Harsono MBA.

Dalam rangka membantu pemerintah, Ketua Pengurus Wilayah Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia  (PW IPHI) Jawa Tengah, H Harsono MBA, mendekalarasikan penguatan Jonggo Tonggo, yang diinisiasi oleh Gubernur Jawa tengah Ganjar Pranowo.

Baca Juga: Mengapa Alat Kontrasepsi Mantap Pria di Karanganyar selama Pandemi Meningkat Tajam? Ini Alasannya

"Deklarasi ini dalam rangka membantu pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat 3-20 Juli 2021," kata Harsono.

Deklarasi dibacakan bersamaan dengan webinar yang diselenggarakan oleh Ketua Biro Kesehatan dan Lingkungan Hidup IPHI Jateng.


"Ini adalah salah satu bentuk ikhtiar kami membantu atau berpartisipasi dalam menanggulangi Covid-19. Kami pengurus dan anggota IPHI Jawa Tengah berkomitmen untuk ikut berkontribusi, berkolaborasi, berkoordinasi dan bersinergis dengan program pemerintah, Dinas Kesehatan, dan Satgas Jogo Tonggo,’’ kata Harsono.


Langkah-langkah yang dilakukan IPHI Jateng yaitu berkoordinasi dan berkolaborasi dengan Satgas Jogo Tonggo dan Puskesmas dalam upaya penanganan isolasi penderita Covid-19 tanpa gejala dan gejala ringan.


Selain itu juga memberikan panduan bagi orang yang sedang menjalani isolasi di rumah dan keluarga yang tinggal satu rumah. IPHI juga membantu orang yang sedang menjalani isolasi mandiri tercukupi kebutuhan logistiknya.


"Kami menginventarisasi anggota IPHI yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan baik dokter atau perawat agar bisa berkolaborasi dengan puskesmas dalam penanganan Covid-19 di rumah isolasi,’’ katanya.


Webinar via zoom meeting itu dimoderatori Dirut Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) yang juga Sekretaris Biro Kesehatan dan Lingkungan Hidup IPHI Jateng Dr dr  Sutopo Patria Jati MM MKes.

Pembicaranya adalah Dirut RSI Sultan Agung Semarang sekaligus Ketua Biro Kesehatan dan Lingkungan Hidup IPHI Jateng dr H Masyhudi AM MKes dan Rektor UIN Walisongo yang juga Wakil Ketua I IPHI Jateng, Prof  Dr H Imam Taufiq MAg.  

Dirut RSI Sultan Agung Dr Masyhudi MKes mengatakan, menyikapi Covid-19, ada kelompok esktrem kiri dan kanan. "Ekstrem kiri menganggap Covid tidak ada. Dia bebas keluar rumah, kemana-mana tanpa memakai masker, berkerumun, sering makan bersama, bertemu teman berangkulan, cipika-cipiki dan lain-lain. Sikap ini sangat membahayakan untuk diri sendiri dan orang lain," tegasnya.

Adapum ekstrem kanan menyikapi Covid dengan ketakutan dan kepanikan yang luar biasa. Mereka hanya berdiam di rumah, bahkan hanya di dalam kamar.

"Tidak berani ketemu siapapun, tidak berani bekerja. Sikap ini sangat membahayahan terutama untuk diri sendiri," katanya.

Baca Juga: Ini Penyebab Setahun Lebih Tak Ada yang Berani Pasang Kontrasepsi, Program KB Jadi Amburadul

Masyhudi mengajak warga bersikap tenang tidak panik tetapi jangan menggampangkan.


Rektor UIN Walisongo Prof Dr Imam Taufiq mengatakan, para ulama klasik dari berbagai disiplin ilmu khususnya kedokteran telah berbicara panjang mengenai thaun dan waba’ sejenis wabah virus.

"Ibnu Sina di dalam Kitab AlQanun fi al-Thibb, para pakar Hadist juga panjang lebar menjelaskan pandemi dengan kata kunci Thaun dan Waba’. Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqallani misalnya menulis Badzlu alma’un fi fadl al-Tha’un. Al-Hafidz Jalal al-Din al-Suyuthi juga panjang lebar menjelaskan pandemi dalam kitabnya Ma Rawa (hu) alWa’un fi Akhbar al-Tha’un. Dalam kitab tersebut al-Suyuthi misalnya dengan jelas menjelaskan urgensi karantina. Bahkan Khalifah Umar Bin Abdul Aziz juga punya pengalaman menghadapi wabah penyakit," kata Imam Taufiq.

Wakil Ketua IPHI Jateng Drs Nur Fauzan Ahmad MA menyampaikan sosialisai gerakan IPHI peduli penanggulangan Covid-19. IPHI Jateng juga menerbitkan buku panduan IPHI Jogo Tonggo, Menurut Fauzan, buku tersebut disusun oleh Dr dr Sutopo Patria Jati MM MKes, dr Ratnawati MKes, dr Masyhudi AM MKes dan Dr Mardliyah SKM MKes dengan pengarah Drs HM Fauzan Nur Ahmad MA. Dia berharap buku tersebut bermanfaat sebagai panduan warga menghadapi PPKM Darurat.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dalam pidato kuncinya mengharapkan anggota IPHI membantu pemerintah daerah, khususnya yang berada pada zona merah.

"Lakukan edukasi kepada masyarakat terkait Covid-19. Biasanya kalau yang ngomong itu pemerintah rak digugu, tapi kalau yang ngomong itu kiai, ulama dan tokoh agama, masyarakat akan banyak yang ngikut," katanya.


Ganjar Pranowo juga minta IPHI menyosialisasikan disiplin protokol kesehatan dalam beraktivitas dan ikut sukseskan program vaksinasi Covid-19.

"Semoga melalui ikhtiar kita ini, Covid-19 segera sirna dari bumi Indonesia. Mari kita kembali tingkatkan kewaspadaan. Terus terapkan protokol kesehatan dimanapun kita berada sembari permohon kepada Allah Swt agar pandemi ini segera berlalu."

Demikian berita mengenai Ketua Pengurus Wilayah Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia  (PW IPHI) Jawa Tengah, H Harsono MBA, mendekalarasikan penguatan Jonggo Tonggo. Program Jogo Tonggo diinisiasi oleh Gubernur Ganjar Pranowo.***

Editor: Ali A

Sumber: Portal Pekalongan

Tags

Terkini

Terpopuler