Ganjar Minta Warga Kurangi Mobilitas di Luar Rumah, Polisi Tambah Titik Lokasi Penyekatan Jalan

12 Juli 2021, 17:02 WIB
Ganjar Ungkap Virus Covid Varian Delta Sudah Menyebar Banyak di Jateng /Foto Humas Pemprov Jateng

Portal Pekalongan –  Selama PPKM Darurat Gubernur Jateng Ganjar Pranowo minta agar warga mengurangi mobilitas di luar rumah. Lebih baik di rumah saja. Agar ini berhasil, polisi akan menambah titik lokasi penyekatan jalan.

Upaya polisi menambah titik lokasi penyekatan jalan adalah upaya untuk mengurangi warga melakukan mobilitas di luar rumah. Ganjar Pranowo minta warga Jateng mentaati aturan itu sebagai upaya mencegah penyebaran virus corona.

Ganjar minta kesadaran warga Jawa Tengah masyarakat mengurangi mobilitas. Sebab sampai saat ini, mobilitas masyarakat Jateng masih cukup tinggi. Polisi juga sudah menyatakan akan menambah titik penyekatan jalan.

Baca Juga: Ganjar Ungkap Virus Covid Varian Delta Sudah Menyebar Banyak di Jateng, Berikut Data Kota dan Kabupaten Itu

"Maka Kepolisian tadi mengatakan akan menambah lokasi-lokasi penyekatan jalan. Saya minta antar Bupati/Wali Kota melakukan kebijakan seragam. Industri juga saya minta patuh betul pada aturan yang berlaku, yang kritikal esensial harus mengikuti ketentuan, tidak boleh ada kerumunan," kata Gubernur Gubernur Ganjar Pranowo usai memimpin rapat evaluasi penanganan Covid-19 di kantornya, Senin, 12 Juli 2021.

Ganjar Pranowo juga meminta jajarannya dari level atas sampai tingkat desa dan kecamatan untuk terus melakukan komunikasi dan edukasi pada masyarakat agar mereka sadar, mau mengurangi mobilitas di luar rumah. Memang  semuanya harus bergandengan tangan untuk melawan pandemi ini.

"Masyarakat bisa diedukasi untuk tidak keluar dari wilayah itu. Sehingga tidak banyak yang turun ke jalan. Sebab kalau sudah turun ke jalan, pergi ke kota, ini kan terjadi mobilitas tinggi. Dan dari data google, mobilitas warga di Jateng masih tinggi," katanya.

Dikatakan Ganjar, mengurangi mobilitas di luar rumah adalah cara yang bagus untuk mencegah penyebaran Covid-19, selain dengan taat protokol kesehatan. Apalagi, virus varian baru, varian Delta ternyata juga sudah menyebar luas di Jawa Tengah. Hal itu terlihat dari hasil sampel yang telah uji genome sequencing.

Adanya varian baru Covid-19 yakni variaN delta yang sudah menyebar di banyak daerah daerah di Jateng ini Ganjar Pranowo meminta agar warga lebih waspada dan tetap jaga prokes.

 “Sejumlah daerah yang mengirimkan sampel untuk uji genome sequencing, hasilnya menyatakan varian delta ada di sana. Hampir seluruh sampel kemarin yang kita kumpulkan dari beberapa Kabupaten/Kota, ternyata hampir semuanya varian delta. Kalau sudah begini, ini alert buat kita untuk semakin waspada," kata Ganjar Pranowo.

Baca Juga: MUI dan PWI Jateng Gelar Webanar Soal Penulisan Konten Berita Bernarasi Positif Saat Pandemi Covid-19

Ganjar menerangkan, ada 106 sampel dari beberapa Kabupaten/Kota yang dites genome sequencing. Dari jumlah itu, 95 sampel positif varian delta. Artinya, dari sampel itu, sebanyak 89,6 persen adalah varian delta.

“Bahayanya lagi, varian ini juga menyerang anak-anak di bawah usia 17 tahun. Sebanyak 23 sampel varian delta adalah sampel anak-anak, sementara sisanya dewasa," jelasnya.

Beberapa daerah yang sampelnya menunjukkan varian delta diantaranya Kudus, Salatiga, Jepara, Grobogan, Magelang, Kota Magelang, Karanganyar dan Solo.

Rinciannya, dari 72 sampel asal Kudus, 62 diantaranya positif varian delta. Salatiga ada 6 yang dites, hasilnya 5 varian delta. Jepara ada tiga, semuanya varian delta. Grobogan dua sampel, semuanya varian delta. Magelang dua sampel, dua-duanya varian delta. Koa Magelang dan Karanganyar masing-masing tiga sampel, semuanya varian delta. Dan terakhir Solo dengan 16 sampel, semuanya varian delta.

“Prosentase varian delta di Jateng cukup tinggi. Hal itulah yang diduga menjadi penyebab tingginya angka penularan kasus di Jateng akhir-akhir ini. Kami minta pergerakan masyarakat dikurangi. Masyarakat harus lebih tahu soal ini. Memang tidak enak, tidak nyaman. Tapi kita harus melakukan itu, sebab kalau tidak, ini akan membahayakan semuanya," tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, Yulianto Prabowo menambahkan, belum ada varian berbahaya lain selain varian delta di Jateng. Meski begitu, varian delta juga menjadi ancaman karena penularan dan fatalitasnya sangat tinggi.

"Selain varian delta belum ada, tapi itu saja sudah sangat berbahaya. Dari laporan genome sequencing, hampir semuanya varian delta. Dari Kudus, Jepara, Salatiga, Magelang, Kota Magelang, Karanganyar dan Solo," jelasnya.

Baca Juga: Kapolres Sebut Korban Kecelakaan Tol Pemalang Sebanyak 8 Orang, Hari Ini Dilakukan Olah TKP

Varian ini lanjut Yulianto sangat cepat penularannya bahkan juga menyerang anak-anak. Dari data yang ada, sampel dari anak-anak semuanya menunjukkan varian delta.

 "Ada bayi yang usianya baru 6 bulan, positif varian delta. Ada yang balita, ada yang remaja. Di bawah 17 tahun cukup banyak, dari sampel yang kami ambil, semuanya delta," pungkasnya.***

Editor: A Zuhri

Tags

Terkini

Terpopuler