Pakar Transportasi Indonesia Djoko Setijowarno:TransJabodetabek Premium, Angkutan Umum Jadi Pilihan Utama

28 Januari 2024, 08:16 WIB
Usulan Rute Terbaru 2024 /Ali A/

PORTAL PEKALONGAN - Pakar transportasi Indonesia Djoko Setijowarno menyatakan bahwa JR Connexion (JRC) yang telah melayani 23 permukiman di kawasan Bodetabek bisa mengubah mindset bahwa angkutan umum kini sudah menjadi pilihan utama semua kalangan.

"Jadi tidak ada lagi paradigma bahwa angkutan umum untuk kalangabn menengah ke bawah. Citranya kini sudah naik. Angkutan umum adalah pilihan utama semua kalangan," jelas Djoko Setijowarno kepada portalpekalongan.com, Minggu, 28 Januari 2024.

Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat menambahkan, bahwa pengembangan atau peningkatan layanan angkutan umum merupakan kata kunci mengalihkan penggunan kendaraan pribadi menggunakan angkutan umum. Di Jabodetabek, penggunaan angkutan umum ditarget mencapai 60 persen di tahun 2029.

Menurut akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata Semarang ini, sejak diluncurkan tahun 2017, JR Connexion (JRC) telah melayani 23 permukiman di kawasan Bodetabek.

Saat ini, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan berencana menyediakan bus JR Connexion di 117 titik kawasan permukiman di Jabodetabek.

Baca Juga: Ini Dia Rekomendasi Drakor Bulan Januari 2024 dengan Rating Tertinggi

Tahun ini ditargetkan ada 40 titik yang terlayani (Kompas, 27 Januari 2024).

Sejumlah operator bus turut serta, seperti Perum Damri, PT Eka Sari Lorena Transport, PT Sinar Jaya, PT Transportasi Jakarta, PT Royal Wisata Nusantara, Alfa Omega Sehati.

"Keberadaan JRC diharapkan bisa mengubah citra pengguna angkutan umum, dari yang dianggap untuk kaum menengah ke bawah menjadi pilihan utama masyarakat semua kalangan," katanya.

Mengubah pandangan dinilai penting untuk menambah jumlah keterisian penumpang. Selain itu, subsidi terhadap penumpang juga diperlukan (Darmaningtyas, 2024).

Ketua Kelompok Keahlian Pengelolaan Udara dan Limbah Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Puji Lestari mengatakan, berdasarkan hasil inventarisasi emisi sektor transportasi pada 2023, penyumbang terbesar emisi PM2.5 dan Black Carbon ialah Heavy-Duty Vehicle atau kendaraan berat, seperti truk dan kendaraan penumpang berbahan bakar diesel, dengan kontribusi masing-masing 28,6 persen untuk PM2.5 dan 38,9 persen untuk Black Carbon.

Sementara itu, penyumbang tertinggi untuk gas rumah kaca (GRK), karbon monoksida (CO), dan volatile organic compounds (VOC) adalah kendaraan berbahan bakar bensin, sepeda motor, dan mobil penumpang (Kompas.id, 22 Januari 2024)

Baca Juga: Drakor Terbaru 2024, Ini Sinopsis Drakor My Happy Ending: Bertutur tentang Pengkhianatan

Merujuk pada Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2018 tentang Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ), ada delapan hal yang harus dibangun BPTJ dalam penyelenggaraan transportasi di Jabodetabek.

Pertama, penggunaan angkutan umum harus mencapai 60 persen dari total pergerakan orang.

Kedua, waktu tempuh maksimal angkutan umum dari tempat asal ke tujuan adalah 1 jam 30 menit saat jam sibuk.

Ketiga, kecepatan minimal angkutan umum pada jam sibuk adalah 30 kilometer per jam.

Keempat, layanan angkutan umum mencapai 80 persen dari total panjang jalan. 

Kelima, akses jalan kaki maksimal menuju angkutan umum adalah 500 meter.

Keenam, adanya jaringan transportasi pengumpan (feeder) di setiap daerah, yang terintegrasi dengan jaringan utama melalui satu simpul transportasi perkotaan.

Ketujuh, simpul transportasi memiliki fasilitas jalan kaki dan parkir, dengan jarak maksimal perpindahan antarmoda berada di angka 500 meter.

Adapun yang terakhir (kedelapan) adalah perpindahan moda dalam satu kali perjalanan, yang berada di batas maksimal tiga kali.

Menurut Badan Pusat Statistik Tahun 2022, jumlah penduduk di Jabodetabek sebesar 31.684.645 jiwa.

Hasil analisis BPTJ (2023), potensi jumlah penduduk terlayani angkutan umum (jika tersedia halte/bus stop kurang dari 500 m dari lokasi berangkat) sebanyak 7.977.987 jiwa atau 25,18 persen.

Mengacu ketersediaan halte/bus stop kurang dari 500 m dari lokasi memulai perjalanan, ada tiga wilayah tertinggi di Jabodetabek yang potensi jumlah penduduk terlayani angkutan umum, yaitu Kota Administrasi Jakarta Pusat sebesar 88,5 persen, Kota Administrasi Jakarta Selatan (70,84 persen) dan Kota Administrasi Jakarta Timur (64,09 persen). Sementara itu, ada tuga wilayah terendah, yaitu Kabupaten Bekasi sebesar 0,84 persen, Kabupaten Tangerang (0,76 persen) dan Kabupaten Bogor (0,67 persen).

Baca Juga: Drakor Terbaru 2024! Sinopsis The Story of Park's Marriage Contract, Takdir yang Terulang Kembali

Mengutip hasil Studi Capaian IKU Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ) yang diselenggarakan BPTJ tahun 2023, diestimasi terdapat total lebih 75 juta pergerakan antar kecamatan di Jabodetabek setiap harinya.

Bangkitan perjalanan (trip production) terbesar berada di Kecamatan Kelapa Gading, Kecamatan Cengkareng, Kecamatan Cakung, Tambun Selatan, Kecamatan Duren Sawit, Kecamatan Kalideres, dan Kecamatan Tanjung Priok. Sementara tarikan perjalanan (trip attraction) terbesar berada di Kecamatan Gambir, Kecamatan Menteng, Kecamatan Pademangan, Kecamatan Sawah Besar, Kecamatan Senen, Kecamatan Setia Budi, dan Kecamatan Tanah Abang.

Lalu, rata-rata waktu perjalanan 41,09 menit, rata-rata kecepatan 23,61 km/jam. Rata-rata perpindahan moda 1,14 kali, rata-rata perpindahan moda di dalam simpul transportasi 124,50 meter, Rata-rata jarak berjalan kaki ke angkutan umum 249,74 meter, konektivitas trunk dan feeder 94 persen, dan cakupan pelayanan angkutan umum sudah mencapai 54,30 persen.

Terdapat 9 jenis layanan angkutan umum massal di Jabodetabek yang terbagi menjadi angkutan berbasis jalan dan berbasis rel. Jumlah penumpang terbesar adalah BRT Transjakarta (1,1 juta penumpang/hari) dan KRL Commuter Line (952 ribu penumpang/hari) di tahun 2023. Modal share transportasi publik sebesar 19,43 persen, micro/transportasi lokal 9,53 persen, sepeda motor 56,11 persen, mobil 10,33 persen, pejalan kaki 9,44 persen, dan sepeda 3,28 persen.

Baca Juga: Musim Hujan, Jalan Kabupaten di Majatengah, Banjarnegara Rusak Parah, Hanya Bisa Dilewati Motor

Jumlah penumpang

Jumlah penumpang eksisting untuk Transjakarta sebanyak 1,17 juta penumpang/hari (2023), Commuter Line Jabodetabek 952.000 penumpang/hari (2023), MRT 40 ribu penumpang/hari (2022), LRT Jabodebek 54.117 penumpang/hari (September 2023), LRT Jakarta 2.800 penumpang/hari (2023), TransJabo 55.442 penumpang/hari (2022), Jabodetabek Regency Connection (JRC) 6.948 penumpang/hari (2022), dan Jabodetabek Airport Connection (JAC) 842 penumpang/hari (2022). Total terdapat 2,28 juta penumpang/hari.

Sudah 7,3 juta jiwa (lebih 65 % warga) penduduk Provinsi DKI Jakarta dilayani oleh angkutan umum eksisting.

Hanya 656 ribu jiwa penduduk Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Bodetabek) yang dilayani (kurang 5 persen) oleh angkutan umum eksisting.

Baca Juga: Sederet Hal Penting Seputar Bitcoin dan Apa yang Membedakan dengan Cryptocurrency? Simak Penjelasannya

Berdasarkan cakupan layanan 500 m dari titik simpul, angkutan umum massal eksisting berpotensi melayani 7,97 juta (25,18 persen) penduduk Jabodetabek

Jika 1 penumpang sama dengan 2 perjalanan (trip), maka total penduduk yang menggunakan angkutan umum 1,14 juta penduduk.

Terdapat kesenjangan (gap) 7,97 juta penduduk dikurangi 1,14 juta penduduk, yaitu 6,83 juta penduduk (7,97 juta penduduk – 1,14 juta penduduk).

Baca Juga: 17 Orang Lebih Jadi Korban Modus Penipuan Kencan Online, Pelaku Pasangan Suami-Istri

 

Demikian artikel mengenai keberadaan JRC diharapkan bisa mengubah citra pengguna angkutan umum, dari yang dianggap untuk kaum menengah ke bawah menjadi pilihan utama masyarakat semua kalangan. Sebagaimana diungkapkan oleh Djoko Setijowarno Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat.***

Editor: Ali A

Sumber: Djoko Setijowarno

Tags

Terkini

Terpopuler