Portal Pekalongan – Ega Renanda Kresnabayu, mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang menjuarai Kompetisi Film Pendek Animasi Islami tingkat Provinsi Jateng.
Pengumuman pemenang lomba disampaikan Kepala Bidang Penerangan Agama Islam dan Pemberdayaan Zakat Wakaf (Bidpenaiszawa) selaku Ketua Dewan Yuri, Ahyani di Hotel Grand Candi jalan Sisingamangaraja Semarang, Kamis 5 Agustus 2021.
Juara 1, 2, dan 3 yaitu Ega Renanda Kresnabayu dari Udinus Semarang, Nurul Aini dari MAN I Klaten, dan M Rosyid Sulaiman dari MAN Purworejo.
Baca Juga: Cerita Arsya Hermansyah, Putra Anang Hermansyah Saat Positif Covid-19: Virus Corona Berwarna Hijau
Sedang Fina Lutfiya dari Kabupaten Sragen sebagai juara harapan.
Dewan juri terdiri Ahyani, Agus Fathuddin Yusuf, Niam Syukri, Jalal, Wahid dan Khafizh Hastuti.
‘’Para yuri berasal dari berbagai institusi sesuai bidang keahlian masing-masing,’’ kata Nining Indrawati, Kasi Seni Budaya Islam, MTQ Bidpenaiszawa.
Menurutnya juara I mendapat hadiah uang pembinaan Rp 6 juta dan piala, juara II Rp 4,5 juta dan juara III Rp 3 juta.
Sedang uang pembinaan juara harapan sebesar Rp 1 juta. Juara 1, 2, dan 3 akan dipersiapkan untuk mengikuti kompetisi tingkat nasional di Jakarta.
Baca Juga: Warga Isoman Ingin Konsultasi Gratis? Inilah Inisiatif Satgas Covid-19 Kembaran Gandeng Dokter Relawan
Dakwah Milenial
Kepala Bidang Penerangan Agama Islam dan Pemberdayaan Zakat Wakaf (Bidpenaiszawa) Ahyani, ketika menutup kompetisi tersebut mengatakan, lomba tersebut diselenggarakan dalam rangka menjaring kader-kader yang mempunyai minat dan bakat menyampaikan pesan dakwah melalui teknologi informasi.
‘’Menghadapi generasi milenial yang semua informasi diakses dari genggaman tangan melalui ponsel, maka pesan-pesan dakwah juga tidak boleh ketinggalan zaman. Pesan dakwah dikemas dalam film pendek, animasi yang bisa dengan mudah dibaca dan ditonton melalui handphone,’’ kaya Ahyani.
Baca Juga: Disinyalir Langgar PPKM Darurat, Tim Satgas Covid-19 Akhirnya Bubarkan Hajatan Warga
Kanwil Kementerian Agama saat ini mempunyai 500 penyuluh agama ASN dan 4.000 lebih penyuluh agama nonASN.
‘’Apabila mereka digerakkan untuk menyampaikan dakwah melalui media sosial, menyampaikan nilai-nilai positif pasti hoaks atau berita bohong akan hilang dengan sendirinya,’’ tegas Ahyani.
Menurutnya, mengemas pesan dakwah menggunakan teknologi informasi memang dibutuhkan, keahlian dan keseriusan dalam penggarapannya.
Karena itu dia mengajak generasi muda untuk meningkatkan keterampilan dalam teknologi informasi sehingga pada saatnya pesan-pesan dakwah bisa disampaikan kepada public dengan cepat, ramah dan murah.***