Buku Bahasa Inggris SD My Next Words Bikin Repot Guru, Ini Penjelasan Daviq Rizal

18 Oktober 2023, 21:21 WIB
Buku My Next Words untuk SD bikin pusing /Ali A/

PORTALPEKALONGAN.COM - Buku bahasa Inggris, My Next Words, untuk SD atau sekolah dasar yang diterbitkan oleh Kemdikbud belum sepenuhnya memenuhi sejumlah kriteria yang diharapkan. Isi buku itu seharusnya memuat isi yang sesuai umur anak, instruksi soal yang jelas, kegiatan interaktif dan beragam, kegiatan yang gradual dari yang paling mudah ke yang paling sulit, media visual, pengabungan empat keterampilan berbahasa, bahan ajar yang otentik, dan soal-soal asesmen yang valid dan juga reliabel.

"Memang sih, isi buku bahasa Inggris tersebut bisa dikatakan sudah sesuai dengan umur anak-anak. Namun, buku tersebut belum memberikan instruksi soal atau kegiatan yang jelas dan padat terkait kegiatan-kegiatan apa saja yang dapat siswa lakukan pada proses pembelajaran tersebut," jelas Daviq Rizal MPd, mahasiswa S3 Ilmu Pendidikan Bahasa Universitas Negeri Semarang (Unnes).

Daviq Rizal

Dalam buku itu belum adanya kegiatan yang bisa menggabungkan kegiatan menyimak, berbicara, membaca dan menulis akan membuat pembelajaran bahasa Inggris menjadi kurang lengkap dan berat sebelah.

"Di samping itu, My Next Words juga belum menerapkan prinsip mengajar dari yang paling mudah ke yang paling sulit."

Baca Juga: KOTA SEMARANG Masih Dilanda Kekeringan, PMI Bantu Air Bersih

Ada materi-materi yang tahu-tahu sulit dan belum pernah diajarkan keterampilan transisi sebelum mencapai materi tersebut.

Karena lompatan materi ke menengah atau sangat sulit, guru perlu memberikan instruksi yang lebih jelas atau memberikan pelajaran transisi tambahan agar siswa mampu mengembangkan keterampilan berbahasa Inggris dengan lebih optimal.

Daviq yang juga dosen Pendidikan Bahasa Inggris, UIN Walisongo Semarang ini menambahkan, kendati sudah ada kegiatan siswa di dalam buku My Next Words, namun kegiatan-kegiatan siswa dinilai masih belum memadahi untuk mengoptimalkan bakat dan minat siswa terhadap bahasa Inggris.

"Guru harus membuat kegiatan-kegiatan siswa sendiri. Hal ini tentu membuat guru lebih repot dalam mengajar bahasa Inggris di kelas."

Baca Juga: CEK FAKTA! Beredar Draft Surat Suara dengan Tiga Pasangan Capres dan Cawapres, Bentuk Penolakan Gibran?

Dia menyayangkan, Kemdikbud ternyata juga tidak menerbitkan buku kegiatan siswa (activity book). Alasannya, guru bisa membuat activity book sendiri. Alih-alih membuat activity book sendiri, para guru bahasa Inggris SD lebih memilih membeli buku LKS.

Menurut Daviq, mengajarkan mata pelajaran terutama bahasa Inggris sejak dini sangat bermanfaat untuk meningkatkan fondasi dasar anak yang kuat.

Dalam mengajarkan bahasa Inggris, guru seharusnya menggunakan buku ajar siswa (student book) dan buku kegiatan siswa (activity book) yang baik.

Terkait visualisasi buku, lanjut Daviq, buku bahasa Inggris tersebut memang sudah memuat banyak media visual yang menarik, karakter yang kuat pada gambar dan layout, yang tentunya menarik perhatian anak-anak SD dan membuat pengalaman belajar siswa menjadi lebih menyenangkan.

"Namun, media visual ini sekadar media visual saja tanpa sentuhan instruksi soal keterampilan berbahasa Inggris yang bisa menggabungkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis," tandasnya.

Materi Otentik

Menurut dia, buku bahasa Inggris tersebut juga belum memuat materi yang otentik seperti lagu-lagu yang sudah terkenal di kalangan anak-anak di negara asal bahasa Inggris yakni Amerika, Inggris, atau Australia.

Antara lain, lagu the alphabet song, heads, shoulders, knees, and toes, the wheels on the bus, if you’re happy and you know it, Old MacDonald had a farm, twinkle, twinkle, little star, five little ducks, bingo, five little monkeys jumping on the bed, dan masih banyak lagu-lagu lain yang bisa diajarkan dan dinyanyikan untuk anak-anak SD.

Baca Juga: Bangun Kepedulian Pelaku Usaha Industri, BPS Kabupaten Kendal Lakukan Hal Ini

"Buku My Next Words belum memiliki asesmen dan penilaian yang bagus untuk tiap bab atau gabungan beberapa babnya. Idealnya, buku bahasa Inggris harus memuat asesmen dan tes periodik untuk mengetahui pemahaman dan keterampilan siswa pada level apa setelah mengikuti pelajaran pada bab-bab tertentu. Asesmen ini sangat membantu siswa dan guru juga untuk memonitor perkembangan dan level bahasa Inggris siswa tersebut."

Daviq mempertanyakan, apakah para guru bahasa Inggris SD dan para murid SD akan terus-menerus menggunakan buku bahasa Inggris yang belum memiliki kriteria-kriteria sebagai buku yang baik?

"Sampai kapan kita seperti ini?" tanyanya.

Baca Juga: Jangan Lewat Agus Salim, Ada Pembongkaran! Ini Penjelasan KAI soal Keberatan Pemilik Ruko Jurnatan Semarang

Menurut Daviq, penulis buku siswa (student book) atau buku kegiatan siswa (activity book) sebaiknya memperhatikan keragaman dan interaktivitas kegiatan atau latihan soal, instruksi soal yang jelas pada semua kegiatan, adanya tes untuk asesmen siswa, mencari umpan balik serta revisi buku ajar, dan memberikan kunci jawaban soal atau kegiatan untuk guru dan orang tua bila sewaktu-waktu siswa mau belajar mandiri di rumah masing-masing.

Demikian artikel mengenai keprihatinan Daviq Rizal MPd, mahasiswa S3 Ilmu Pendidikan Bahasa, Universitas Negeri Semarang dan Dosen Pendidikan Bahasa Inggris, UIN Walisongo Semarang terhadap buku bahasa Inggris SD My Next Words yang dinilai merepotkan para guru saat mengajar di kelas.***

Editor: Ali A

Sumber: Daviq Rizal

Tags

Terkini

Terpopuler