Temuan itu juga juga memperlihatkan kesenjangan pendidikan yang curam di antarwilayah dan kelompok sosial di Indonesia.
Merebaknya pandemi Covid-19 memperparah keadaan ini. Berdasarkan riset yang telah dilakukan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), pandemi Covid-19 telah menimbulkan kehilangan pembelajaran (learning loss) literasi dan numerasi yang signifikan.
Diperlukan perubahan yang sistemik, salah satunya melalui kurikulum untuk dapat mengatasi krisis dan berbagai tantangan tersebut.
Kurikulum Merdeka dirancang untuk dapat menentukan materi yang diajarkan di kelas. Sehingga akan berpengaruh pada kecepatan dan metode mengajar yang digunakan guru untuk memenuhi kebutuhan peserta didik.
Baca Juga: Prof Martono Calon Terkuat Rektor Unnes Periode 2022-2026, Tinggal Diajukan ke Kemendikbudristek
Oleh karena itu terobosan diambil oleh Kemendikbudristek untuk mengembangkan Kurikulum Merdeka sebagai bagian penting dalam upaya memulihkan pembelajaran dari krisis yang sudah lama dialami pendidikan di Indonesia.
Dilansir dari sumber lain yaitu akun Instagram @pskp.kemdikbudristek, Mendikbudristek Nadiem Makarim juga menyampaikan beberapa keunggulan dari Kurikulum Merdeka, di antaranya:
1. Lebih Sederhana dan Mendalam
Karena Kurikulum Merdeka lebih fokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya.
2. Lebih Merdeka