MasyaAllah! 2 Tahun Menjelang 1 Abad, Tahun Pelajaran 2023-2024 TBS Kudus Mengasuh 5.488 Santri

- 21 Desember 2023, 12:53 WIB
Prof Ahmad Rofiq alumnus MI, MTs, dan MA TBS Kudus 1978/1979
Prof Ahmad Rofiq alumnus MI, MTs, dan MA TBS Kudus 1978/1979 /Ali Arifin Muhlis/

PORTALPEKALONGAN.COM - KUDUS - MasyaAllah! Apa yang dikehendaki oleh Allah, maka itulah yang akan terjadi. Yayasan TBS (Tasywiquth Thullab Salafiyah) Kudus tahun 2023 ini genap berusia 98 tahun. Sebuah usia yang cukup tua, sebab dua tahun lagi masuk usia satu abad atau 100 tahun.

Di laman Yayasan TBS Kudus yakni yayasan https://yayasantbskudus.com/ disebutkan bahwa Madrasah TBS Kudus berdiri tanggal 7 Jumadal Akhirah 1347 H (tahun Alif) bertepatan dengan tanggal 21 Nopember 1928 M, pada masa penjajahan Belanda dan dua tahun setelah berdirinya Jam’iyyah Nahdlotul Ulama’ (NU), dengan nama: TASYWIQUTH THULLAB (TB) yang artinya “Gairah / Kecintaan yang amat sangat para siswa (terhadap ilmu pengetahuan)”.

Perjalanan Panjang yang mengalami masa-masa penjajahan, kemerdekaan, perjuangan mempertahankan kemerdekaan, Orde Lama, Orde Baru, reformasi dan pasca reformasi, tentu banyak makan asam garam bagaimana mengelola Lembaga Pendidikan salafiyah, yang sudah barang tentu harus responsive menghadapi perubahan, kemajuan teknologi, terutama era digital.

Baca Juga: Burger Carl's Jr Tak Lagi Layani Konsumen Indonesia Mulai 31 Desember 2023

Humas TBS, Rosidi (Eros) menyatakan pada saat peringatan ulang tahun ke-98, TBS pada tahun Pelajaran 2023-2024 mengasuh 5.488 santri dan santriyah.

Rinciannya: PAUD/KB/TK sebanyak 275 santri, SD Putri 56 santriyah, MI 851 santri, RTQ-MIQ 619 santri/santriyah, MPTs 150 santri, MTs 1.588 santri, MPA/MA 1.587 santri, SMP TBS baru mendapatkan izin, jadi baru akan menerima pendaftaran santriyah, SMA TBS 31 santri, Madipu 176 santriyah, Pondok Ath-THullab 40 santri, dan Ma’had ‘Aly 115 santri.

Ptrof Ahmad Rofiq, pengawas Yayasan TBS Kudus menyatakan bahwa tentu usia 98 tahun (Hijriyah, kira-kira 95 tahun Miladiyah), usia yang cukup tua.

"Dua tahun lagi memasuki satu abad. Namun perkembangannya cukup dahsyat, karena madrasah yang waktu saya menjadi santri/muridnya, masih segar di ingatan dan bahkan terngiang, santri tidak diperkanankan mengenakan pakaian yang bisa difahami sebagai tasyabbuh (menyerupakan diri) pada busana orang kafir, sekarang ini sudah banyak sekali mengalami perubahan," kenang Prof Ahmad Rofiq yang kini menjabat sebagai Ketua Bidang Pendidikan Pelaksana Pengelola Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Semarang masa khidmat 2023-2027.

Baca Juga: Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 5 SD Unit 6 Halaman 66 Bagian 2: Activity with Parents, Kurikulum Merdeka

Halaman:

Editor: Ali A

Sumber: Prof Ahmad Rofiq yayasantbskudus.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x