Para Tokoh Begitu Akrab dalam Doa dan Puisi Merdeka dari Corona

- 14 Agustus 2021, 14:09 WIB
Sejumlah tokoh nasional dan Jawa Tengah dari berbagai kalangan, berakrab-akrab dalam acara Doa dan Puisi
Sejumlah tokoh nasional dan Jawa Tengah dari berbagai kalangan, berakrab-akrab dalam acara Doa dan Puisi /Ali A/

Baca Juga: Jadwal Liga Spanyol Malam Ini Minggu 15 Agustus 2021, Real Madrid Tantang Deportivo Alaves

Ketua PWI Jateng itu baru saja menerbitkan antologi puisinya yang ketiga, "Kematian, Setiap Kali".

Amir menyajikan puisi "Kami Tak Henti Menatap Langit" dalam acara berdurasi lebih dari satu jam itu.

Sebagian tokoh dengan bercanda mengaku gemetar karena baru pertama kali membaca puisi.

Sementara Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi memilih membaca "Jutaan Mata Virus" karena puisinya pendek.

Rektor Udinus Prof Dr Ir Edi Noersasongko M Kom yang membacakan “Azan Mengudara Sempurna” mengisahkan harus lebih dahulu berlatih membaca sajak di depan istri.

Baca Juga: Spoiler Nevertheless Episode 9: Park Jae-Eon Putus Asa Menunggu Yu Na Bi di Tengah Hujan

Kiai Darodji mengulas, puisi "Sunyi Silaturahim" yang dia baca cocok sebagai penggambaran nyata kondisi pandemi Covid-19.

Walaupun menyatakan sebagai pengalaman baru, ketiga akademisi, Ahmad Rofiq, Made, dan Wilsa tampil prima.

Ahmad Rofiq khusuk membacakan “Dalam Longgar Putaran Tawaf”, Made sangat menjiwai saat membawakan “Cinta Tak Bisa Dikarantina, dan Wilsa begitu menyentuh saat melafalkan “Kau Tentu Tak Ingin Menjernihkan Bumi dengan Kematian”.

Halaman:

Editor: Ali A

Sumber: Zoom Webinar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah