Tuntutan renovasi secara masif itu diajukan mengingat kondisi gedung yang sudah tidak layak pakai. Bahkan tak hanya gedung yang sudah tidak layak, fasilitas dalam kelas juga tidak bisa sepenuhnya nikmati oleh para mahasiswa.
"Fasilitas kelas seperti proyektor, pendingin ruangan, dan kipas angin juga sebenarnya ada, tapi rata-rata sudah nggak bisa digunakan," keluh Berliana Aurora Oktavianingrum, mahasiswa PGSD, saat ditemui dalam aksi tersebut.
Adib Saifun Nu'man selaku koordinator lapangan (korlap) dalam aksi tersebut mengaku terkejut saat kali pertama mendengar kabar tentang ambrolnya plafon kampus PGSD tersebut.
Janjikan 20 Komputer
Ia menuturkan, masalah yang terjadi di kampus PGSD Ngaliyan itu juga menjadi masalah bersama seluruh mahasiswa Unnes di kampus Sekaran.
Baca Juga: Tetap di Rumah, Goyangkan Jemarimu, dan Raih Penghasilan Fantastis dari Aplikasi TikTok Shop
"Karena kita ini jadi satu bagian dari Unnes. PGSD itu Unnes dan saya juga Unnes. Artinya, kita sama-sama perlu menggalang kekuatan, perlu menggalang solidaritas yang memang sama supaya bagaimana caranya kita golkan satu pembangunan di PGSD Ngaliyan," ujar Adib.
Saat menemui massa aksi itu, Prof Heri Yanto juga mengatakan, dalam waktu dekat akan ada penambahan sarana penunjang perkuliahan, seperti komputer.
Hal itu dilakukan setelah dia berkunjung ke kampus PGSD Ngaliyan dan melihat sendiri hampir semua unit komputer di satu laboratorium tidak berfungsi dengan baik.