PORTAL PEKALONGAN – Sebanyak 1.491 rumah di tujuh desa dari dua kecamatan di Kabupaten Grobogan terdampak banjir akibat meluapnya Sungai Tuntang sejak Selasa 28 Maret 2023 malam.
Hingga Rabu 29 Maret 2023 pagi, limpasan air Sungai Tuntang itu belum juga surut. Sungai tersebut meluap setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah hulu sungai tersebut, yaitu Kota Salatiga, Kabupaten Semarang dan wilayah Kedungjati.
Akibat dari limpasan air Sungai Tuntang, lalu lintas dari Semarang ke Grobogan dan sebaliknya mengalami ketersendatan parah.
Adapun perincian rumah dan desa yang tergenang adalah sebagai berikut. Di Kecamatan Kedungjati ada enam desa terdampak, yakni Desa Kedungjati (81 rumah), Klitikan (93 rumah), Deras (150 rumah), Kalimaro (90 rumah), Jumo (147 rumah), dan Wates (900 rumah).
Selain itu, di satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Gubug, yakni Desa Penadaran, juga dilaporkan terdapat 30 rumah tergenang.
Kepala Pelaksana BPBD Grobogan Endang Sulistyoningsih mengatakan, kedalaman banjir di rumah warga rata-rata 50 cm, dan yang paling dalam mencapai satu meter.
Endang mengungkapkan, saat ini semua genangan banjir yang masuk ke rumah-rumah warga itu sudah sepenuhnya surut. "Kira-kira sudah hilang, sudah tidak ada yang tergenang," kata Endang, Rabu 29 Maret 2023 siang.
Genangi Jalan Purwodadai-Semarang
Endang menuturkan, selain menggenangi rumah warga, banjir juga sempat menggenangi Jalan Raya Purwodadi-Semarang, tepatnya di sekitar Jembatan Sungai Tuntang dan Bundaran Gubug.
Di jalan raya itu, lanjut Endang, kedalaman banjir tersebut sempat mencapai 70 cm. Namun dia memastikan, saat ini kondisinya sudah surut sepenuhnya.
"Kedalaman air di Pertigaan Gubug sekitar 30-70 cm pada tadi pagi. Tapi ini sudah hilang, arus lalu lintas sudah kembali normal," imbuhnya.
Baca Juga: Respons Laporan Jalan Rusak Sekaligus Hadapi Arus Mudik, Ganjar Langsung Perintahkan Hal Ini
Baca Juga: Ngabuburit, Ganjar Gowes ke Panti Asuhan untuk Menyapa Anak Panti sambil Berbagi Ini
Sebelumnya diberitakan, hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi di Kota Salatiga, Kabupaten Semarang hingga Kedungjati itu mengakibatkan air Sungai Tuntang meluap hingga menggenangi permukiman warga.***