"Nah, anak-anak yang sudah teredukasi oleh IIDI untuk tidak segera menikah setelah lulus SMP, maka keinginan mereka untuk melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi sangatlah besar. Setelah mereka duduk di tingkat sekolah menengah atas (SMA/MA/SMK) maka pola pikir mereka akan berubah, dari yang ingin segera menikah menjadi ingin berkarir dulu," tandasnya.
Dalam melakukan kampanye bahaya HIV/AIDS dan pencegahan pernikahan dini, kata Haslinda, IIDI menggunakan jurus bahwa pernikahan dini itu sangat berbahaya karena organ reproduksi wanita belum sempurna atau belum matang.
"Satu lagi program unggulan IIDI adalah ketahanan keluarga. Misalnya, kami mengedukasi keluarga agar tidak memusuhi atau mengucilkan anak-anak yang kecanduan narkoba. Justru keluarga harus merangkul. Itulah mengapa IIDI dibentuk. IIDI ini adalah mitra domestik IDI. Kami ini hanya pendamping IDI, jadi nggak ada politiknya sama sekali," kata Haslinda.
Pada pertemuan konsolidasi yang dihadiri sekitar 120 peserta dari Forkom Jateng Wilayah I dan III, diberikan juga pengetahuan tentang Pelatihan Kepemimpinan dengan tema Kepemimpinan Akar Kesuksesan dengan menghadirkan narasumber dr Abidinsyah Siregar DHSM MBA Mkes, pendiri dan inisiator GOlansia.com alumnus FK USU ke 1771 tahun 1984.***