Penyerapan Tenaga Kerja Naik 3,02 Juta Orang, Pengangguran Turun 0,38 Persen, Tingkat Kesejahteraan?

- 5 Mei 2023, 22:32 WIB
Ilustrasi. Dua orang bekerja di sebuah pabrik.
Ilustrasi. Dua orang bekerja di sebuah pabrik. /K Jusyak/

PORTAL PEKALONGAN - Dalam setahun terakhir, yakni dari Februari 2022 hingga Februari 2023, penyerapan tenaga kerja Indonesia mencapai naik hingga 3,02 juta orang. Sesuai dengan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), dengan naiknya penyerapan tenaga kerja, angka pengangguran pun menurun hingga 0,38 persen.

Kenaikan tingkat penyerapan tenaga jerja tersebut terjadi siring dengan pulihnya berbagai sektor setelah dilanda pandemi Covid-19.

"Terjadi penyerapan tenaga kerja sebanyak 3,02 juta orang dalam setahun. Artinya, penduduk yang bekerja pada posisi Februari 2023 sebanyak 138,63 juta orang,” kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Edy Mahmud di Jakarta, Jumat 5 Mei 2023.

Baca Juga: Cek ke Pasar Natar Kabupaten Lampung Selatan, Jokowi: Harga Sejumlah Komoditas Masih Terkendali

Edy menjelaskan, total jumlah penduduk yang bekerja itu terdiri atas pekerja penuh waktu sebanyak 92,16 juta orang, pekerja paruh waktu 36,88 juta orang, dan setengah pengangguran 9,59 juta orang.

Menurut Edy, tren penyerapan tenaga kerja itu juga menunjukkan tren positif setiap tahunnya.

Tak hanya itu, proporsi pekerja penuh waktu juga terus meningkat dari tahun ke tahun dengan capaian tahun ini sebesar 66,48 persen.

Baca Juga: FANTASTIS! Laba Bersih PLN Tembus Rp14,4 Triliun pada Tahun 2022

Sebelumnya, lanjut Edy, proporsi pekerja penuh waktu tercatat sebesar 64,20 persen pada Februari 2021 dan 65,20 persen pada Februari 2022.

Selanjutnya dari segi sektor pekerjaan, penyerapan tenaga kerja tertinggi terjadi pada penyediaan akomodasi dan makan minum serta aktivitas jasa lainnya yang masing-masing menyerap 0,51 juta orang.

Adapun jasa lainnya itu, menurut Edy, mencakup aktivitas kesenian, hiburan, rekreasi, hingga konsumsi barang dan jasa.

Baca Juga: HEBOH! Eiger Label Made In China, Produk Abal-abal? Simak Penjelasan Perusahaan

"Hal itu sejalan dengan makin pulihnya kegiatan pariwisata dan aktivitas rumah tangga pemberi kerja," papar Edy.

Sektor Pertanian Tertinggi

Edy Mahmud juga mengungkapkan, dari segi distribusi penduduk bekerja, sebaran tertinggi terjadi pada sektor pertanian.

Sektor berikutnya adalah sektor perdagangan disusul sektor industri pengolahan.

Dalam persentase, sektor pertanian mencapai 29,36 persen, sektor perdagangan 18,93 persen, dan sektor industri pengolahan 13,58 persen.

Baca Juga: BPOM RI Pastikan Indomie Rasa Ayam Spesial di Indonesia Aman Dikonsumsi

Menurut Edy, dari catatannya itu, proporsi penduduk yang bekerja pada kegiatan informal terus meningkat. Pada Februari 2022, persentase pekerja informal tercatat sebesar 59,97 persen, sedangkan pekerja formal sebesar 40,03 persen.

Selanjutnya, persentasenya pun berubah menjadi 60,12 persen untuk pekerja informal dan 39,88 persen pekerja formal pada Februari 2023.

Edy menilai, pertumbuhan pekerja sektor informal itu didorong oleh meningkatnya pekerja dengan status berusaha sendiri sebesar 0,83 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Baca Juga: Ajukan Pinjaman KUR BRI Rp50 Juta, Angsuran Ringan Usaha Berkembang, Simak Syaratnya

Baca Juga: Kartu Prakerja Gelombang 51 Dibuka, Catat Syarat dan Tahapannya

Artinya, sebaran pekerja pada bidang berusaha sendiri tercatat mencapai 20,67 persen, menempati urutan kedua setelah pekerja buruh/karyawan/pegawai yang sebesar 36,34 persen.

Adapun soal tingkat kesejahteraan, dengan makin banyaknya penduduk yang terserap oleh dunia kerja, baik di sektor forml maupun informal, secara otomatis tingkat kesejahteraannya juga akan meningkat. ***

Editor: Ali A

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x