Asal Usul Manusia, Dulurku Papat Kelimo Pancer, Begini Penjelasan Lengkap Suhu Padepokan Carang Seket

9 September 2021, 08:11 WIB
Ilustrasi janin- Asal Usul Manusia, Dulurku Papat Kelimo Pancer, Begini Penjelasan Lengkap Suhu Padepokan Carang Seket /Pixabay/

PORTAL PEKALONGAN - Kali ini Den Juneng, Suhu Padepokan Carang Seket akan menjelaskan mengenai asal usul manusia, dulurku papat kelimo pancer.

Sedulur papat kelimo pancer, kakang kawah adi ari-ari, tentunya masyarakat jawa sudah tidak asing dengan kata-kata tersebut.

Penjelasan lengkap mengenai asal usul manusia, sedulur papat kelimo pancer, kakang kawah adi ari-ari, kita rangkum pada artikel ini, versi Padepokan Carang Seket.

Baca Juga: Mitologi Dewi Parvati, Versi Padepokan Carang Seket

Tidak ada yang Bisa dibantah bahwa manusia itu ada karena keberadaan bapak dan ibu.

Karena pertemuan sel telur dan sperma dalam sebuah tempat yang disebut gua garba atau rahim.

Tapi lantas, bagaimanakah sesuatu yang saling bertemu itu bisa berubah menjadi sesosok manusia, sepeti saya, kamu, kita semua? Bisa cantik, jelek, hitam, putih, abu-abu.

Baca Juga: Wong Jawa Harus Tahu Ini: Kakang Kawah Adi Ari-ari Sedulur Papat Lima Pancer, Apaan Tuh!

Manusia atau Manungsa dalam bahasa Jawa, dikatakan memiliki 4 komponen yang menjadikannya "ada".

Merekalah yang bersama kita sejak kita ada di dalam rahim Ibunda, dan mengawal kita setelah kita ada di dunia ini (alam madya).

Kakang kawah (air ketuban), Adi ari - ari (plasenta), Getih (Darah), Puser (Pusar).

Keempat komponen itulah yang menjadikan Pancer (diri kita) ada dan di akui keberadaanya

Air ketuban disebut kakang kawah merupakan bagian yang sangat penting dalam proses pembentukan manusia.

Air ketuban bertugas melindungi kita saat berada dalam rahim, menjaga dari goncangan dan perubahan suhu.

Ia diciptakan untuk memastikan kita nyaman sebelum dilahirkan ke dunia.

Baca Juga: Simak Mengapa Wong Jawa Nylameti Weton Kelahiran, Ini Alasan Beserta Doanya

Pecahnya air ketuban menandakan awal kelahiran seorang anak ke jagad mayapada.

Dan setelah lahir, kakang kawah dipercaya menjelma menjadi sesosok yang sama persis seperti kita.

Menjadi satu dari sedulur papat yang sangat berperan menjaga serta mengawal kita dalam menjalankan tugas-tugas kita di alam madya ini.

Adi ari-ari atau plasenta.

Plasenta atau ari-ari inilah yang menjamin ketersediaan makanan kita ketika masih sebagai janin di dalam kandungan.

Sumber makanan dari tubuh ibu disimpan dalam plasenta dan kita cerna melalui tali pusar.

Ia ikut terlahir setelah kita keluar dari gua garba sang ibu.

Masyarakat Jawa percaya, bahwa ari-ari adalah saudara kita kembar kita juga.

Baca Juga: Weton Senin Pon Dalam Primbon Jawa, Peruntungan Watak, Jodoh, hingga Rezeki

Karenanya harus dikuburkan dengan segala pernak pernik sesuai jenis kelamin jabang bayi.

Bayi yang masih dalam usia muda, katanya bisa melihat salah satu sedulur papatnya yang berasal dari ari-ari ini.

Dialah yang mengemong dan mengajak bermain seorang bayi yang belum mengerti apapun di dunia.

Maka sering kita lihat sang Jabang bayi tersenyum sendiri, padahal tidak sedang kita godain.

Saat itulah dia sedang bermain dengan adi ari-arinya.

 Baca Juga: Bolehkah Memilih Hari Pernikahan Menggunakan Perhitungan Weton? Simak Penjelasan Buya Yahya

Getih alias darah

Darah adalah salah satu komponen utama penunjang kehidupan seorang manusia.

Tanpa darah, pasokan oksigen tidak akan bisa diangkut ke seluruh tubuh.

Tanpa darah, asupan nutrisi tidak akan bisa diserap oleh tubuh. Tanpa darah, tidak akan ada kehidupan.

Darah atau getih menjadi bagian dari diri manusia seumur hidupnya. Ia akan terus ada hingga kematian menjemput.

Darah adalah bagian yang tak terpisahkan dan menjadi hutang terbesar, yang tidak akan mampu kita bayar, kepada orang tua kita.

Dalam darah pula, bukti tak terbantahkan dari siapa kita diciptakan dan dilahirkan tersimpan.

Baca Juga: Pertama Kali di Jawa Tengah, Penyandang Thalasemia Terima Vaksinasi Covid-19

Puser atau Tali Pusar

Ia menjadi bukti otentik bahwa kita pernah terhubung dengan ibu dan mendapatkan asupan makanan selama 9 bulan dalam kandungan melalui ibu.

Sebagaimana dengan Darah, Puser juga menjadi bukti tak terbantahkan bahwa kita ada dan dilahirkan oleh seorang perempuan yang disebut Ibu.

Dari puser inilah, keterikatan batin antara anak dan ibu tidak akan bisa dihapuskan.

Ia menjadi memori tentang pengorbanan seorang ibu dalam menjalani proses kehamilan dan kelahiran.

Baca Juga: Inilah Manfaat Lain Tepung Irut yang Harus Anda Ketahui

Keempat komponen di atas menyatu dalam diri kita atau yang disebut dengan pancer.

Ya, kita adalah pancer, Pusat.

Pusat dari keberadaan keempat komponen itu tadi.

Diri seorang manusia ada bersama dengan keempat komponen di atas, tak akan bisa dipisahkan.

Sedulur papat dilahirkan bersama dengan kita. Mereka ada karena kita ada. Kita ada karena mereka ada.

Oleh sebab itu, keberadaan sedulur papat sangat dihargai dalam masyarakat tradisional, salah satunya dalam kebudayaan Jawa.

Baca Juga: Ingin Berwisata ke Banyumas, Buka Aplikasi 'Dolan Mas', Lengkap Sajikan Informasi Kepariwisataan

Untuk menghargai dan menghormati keberadaan sedulur papat yang dipercaya selalu mendampingi kita dalam kehidupan ini, di hari-hari tertentu seperti hari kelahiran (weton).

Dibuatkanlah bubur abang, bubur lima warna, dikhususkan untuk keempat saudara tersebut, agar hubungan Kita dengan sedulur papat kita harmonis, sehingga mereka terus mengawal kita di kehidupan ini.

Sedulur papat limo pancer. Mereka bukan supranatural karena keberadaan mereka nyata adanya.

Bisakah kita terlahir ke dunia tanpa salah satu dari mereka? Jawabnya : Tentu Tidak Bisa.***

Editor: Dimas Diyan Pradikta

Sumber: Padepokan Carang Seket

Tags

Terkini

Terpopuler