Wali Paidi Episode 31 Tauziah Jumat di Pabrik, Ngaji Laku Padepokan Carang Seket

12 Januari 2022, 18:05 WIB
Ilustrasi pengajian - Wali Paidi Episode 31 Tauziah Jumat di Pabrik, Ngaji Laku Padepokan Carang Seket /Instagram.com/@pkkmakassar//

PORTAL PEKALONGAN - Pada sesi Ngaji Laku kali ini Den Juneng suhu Padepokan Carang Seket akan menceritakan kisah Wali Paidi tentang tausiah Jumat di pabrik.

Kisah Wali Paidi ini sudah memasuki episode 31 pada sesi Ngaji Laku Padepokan Carang Seket, kali ini akan mengisahkan cerita tentang tausiah Jumat di babrik yang akan diceritakan oleh Den Juneng.

Den Juneng Suhu Padepokan Carang Seket menceritakan kisah Wali Paidi mengenai tausiah Jumat di pabrik pada episode 31 sesi Ngaji Laku Padepokan Carang Seket yang terangkum dalam artikel ini.

Baca Juga: Wali Paidi Episode 23 Kisah Sesepuh dan Santri Thoriqoh, Ngaji Laku Padepokan Carang Seket

Tidak seperti biasanya Wali Paidi di minta mengisi kultum (tausiah) di sebuah pabrik wig.

Wali Paidi ternyata tidak mengisi pengajian, tetapi malah mencoba teknik psikologinya, yang pernah ia dapat di bangku kuliah di Yogyakarta.

“Bu, bagaimana perasaan ibu dengan kondisi ibu bekerja saat ini, lebih merasa cukup dengan suami saja yang bekerja atau merasa lebih cukup dengan ibu ikut bekerja?,"

90 persen perempuan yang bekerja menjawab, “Saya merasa cukup dengan hanya suami saja yang bekerja ketimbang saat ini saya ikut bekerja,”

Para istri itu mengaku justru dengan dirinya bekerja, utang keluarga justru bertambah, padahal niat awalnya agar utang suami tidak bertambah parah.

Dulu semua yang diinginkan selalu bisa terpenuhi tapi dengan ikut bekerja justru malah menjadi selalu kurang, tidak ada yang cukup.

Setelah para istri ini curhat tentang kondisinya, lalu Wali Paidi bertanya kepadanya.

“Ibu tahu tidak penyebab mengapa dulu saat suami ibu yang bekerja semuanya tercukupi dan sekarang ibu bekerja justru selalu kurang?,”

Ibu ibu itu menggeleng, mereka hanya heran harusnya dengan ikut bekerja kebutuhan rumah tangga menjadi lebih dari cukup.

Baca Juga: Wali Paidi Episode 22 Ibarat Semak Belukar dan Pohon, Ngaji Laku Padepokan Carang Seket

Wali Paidi sampaikan begini kepada ibu ibu itu, keberkahan rezeki ibu telah hilang, ibu ibu tahu mengapa hilang?

Begini, dulu saat suami ibu saja yang bekerja ibu masih sempat mengurus anak anak berangkat sekolah.

Ibu masih sempat membangunkan suami untuk shalat malam, ibu masih sempat membuatkan sarapan untuknya.

Dan ketika suami ibu pulang kerja, ibu sudah cantik berdandan rapi untuk menghilangkan kelelahan suami ibu sore itu.

Ibu masak yang terenak untuk suami, dan masih sempat membacakan dongeng untuk anak anak ketika akan tidur, dan masih “fresh” saat suami ibu mengajak bercinta.

Tapi saat ibu bekerja saat ini, ibu lebih awal kan berangkat dari suami? karena ibu masuk jam 07.00 pagi, karena khawatir terlambat dan jarak yang jauh ibu berangkat jam 5.30.

"Padahal barangkali suami baru saja mandi, anak anak belum terurus baju sekolahnya, bahkan bisa saja di antara mereka nggak ada yang sarapan karena ibu lupa menyediakan. iya kan bu?," Kata Wali Paidi kepada mereka.

Diantara ibu ibu yang bekerja ini mulai menangis, Wali Paidi meminta izin untuk meneruskan tausiah nya.

“Dan ketika suami ibu pulang, ibu belum pulang kan karena ibu diminta lembur oleh boss ibu di pabrik,"

Ketika suami sudah ada di rumah jam 5 sore, ibu masih berkutat dengan pekerjaan sampai jam 8 malam, suami ibu bingung ke mana dia mengadukan ceritanya hari itu dia mencari nafkah.

Baca Juga: Wali Paidi Episode 21 Lapisan Ozon dan Keimanan Manusia, Ngaji Laku Padepokan Carang Seket

Anak anak ibu belum mandi bahkan bisa saja di antara mereka ada yang tidak shalat Maghrib, karena tidak ada yang mengingatkannya.

Kemudian ketika mau makan akhirnya makan seadanya, hanya masak mie dan telur karena hanya itu yang mereka mampu masak.

Suami ibu hanya makan itu bahkan hampir tiap malam, sedangkan ibu baru pulang jam 9 sampai di rumah di saat anak anak ibu sudah lelah karena banyak bermain, bahkan di antara mereka masih ada yang bau karena nggak mandi.

"Suami ibu terkapar tertidur karena kelelahan, karena suami ibu menunggu kedatangan ibu, kondisi ibu juga lelah, sangat lelah bahkan, ibu bahkan berbulan bulan tidak bisa berhubungan intim dengan suami karena kelelahan,”

Ibu bekerja untuk menambah keuangan keluarga tapi ibu kehilangan banyak hal.

Hal hal yang pokok menjadi tidak selesai, hal hal yang ibu kerjakan di pabrik juga tidak maksimal karena hati ibu sedih tidak punya kesempatan mengurus suami dan anak anak.

Pakaian suami dan anak anak kumal, kuku anak anak panjang, rambut anak anak gondrong dan tak terurus.

Ibu ibu itu semakin kencang menangisnya, di antara mereka mengatakan.

“Hentikan, aku tak tahan lagi, hentikan,” sang ibu itu memeluk teman yang di sebelahnya dan menangis.

Baca Juga: Wali Paidi Episode 20 Belajar Selama 10 Tahun, Ngaji Laku Padepokan Carang Seket

Di penutup pembicaraan Wali Paidi menyampaikan.

“Tidak ada larangan buat ibu bekerja, dengan satu syarat, tugas pokok ibu tidak ada masalah, tidak ada hak hak suami dan anak anak yang berkurang yang dapat menyebabkan ketidak berkahan uang yang ibu dapatkan dari bekerja, pastikan itu semua tidak ada masalah dan bekerjalah setelah itu.”

Kumandang ayat Al Qur'an dari beberapa masjid terdengar bersautan tanda sebentar lagi shalat Jumat.

Sebagai tanda Wali Paidi mengakiri cerita, di susul tangis wanita wanita setengah baya, mungkin mereka merasa bersalah sama anak istrinya, bahkan ada gadis muda menangis sangat keras, ternyata dia baru bercerai dengan suaminya akibat dia sibuk bekerja.

Jadilah wayang yang tidak protes sama dalang, Bersambung.

Itulah kisah Wali Paidi episode 31 tausiah Jumat di pabrik yang diceritakan oleh Den Juneng Suhu Padepokan Carang Seket. Semoga bermanfaat.***

Editor: Dimas Diyan Pradikta

Sumber: Padepokan Carang Seket

Tags

Terkini

Terpopuler