"Namun setelah hijrah, setelah Beliau meletakkan fondasi akidah melalui pembangunan Masjid Quba, Rosul Saw membangun Masjid Nabawi asy-Syarif. Dari sinilah Beliau mengendalikan satu komunitas yang satu (ummatan wahidatan) yang bermetamorfosis dan mengejawantah menjadi suatu negara-bangsa (nation-state)," jelas Koordinator Wilayah Indonesia Tengah MES Pusat ini.
Prof Ahmad Rofiq yang juga Ketua DPS Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang ini menegaskan, sebagai dasar konstitusi untuk mengawal kehidupan masyarakat Madinah, dengan tatanan yang baru, Rosul Saw menyiapkan Dustur atau Mitsaq atau Risalah Madinah atau Piagam Madinah.
Ada 47 poin dalam Piagam Madinah yang hingga sekarang ini bisa dikaji, dianalisis, dan diambil pelajaran penting di dalamnya di dalam mengawal tata kelola pemerintahan yang mengintegrasikan antara urusan menjaga agama (hirasah al-din) dan mengatur urusan dunia (siyasah al-dunya).
Menurut beberapa sumber, Madinah memiliki kelebihan dan keutamaan.
Di antaranya:
Pertama, Madinah adalah tempat kota hijrah Nabi Muhammad Saw dari Kota Makkah;
Kedua, Madinah adalah Tanah Haram dan tempat yang aman. Dajjal pun tidak masuk ke dalamnya;
Ketiga, Rasulullah banyak mendoakan Madinah. Terdapat banyak berkah yang berlipat ganda seperti yang terdapat di Makkah;
Keempat, Madinah dan Makkah dapat menggantikan posisi Masjid Al-Aqsha bagi orang yang bernadzar untuk melaksanaan shalat atau itikaf di Masjidil Aqsha. Tidak ada yang dapat menggantikan selain Masjidil Haram dan Masjid Nabawi;