Hari Pertama Pembelajaran Tatap Muka di Jateng, Ganjar Sidak ke Sekolah-sekolah

30 Agustus 2021, 11:56 WIB
Sejumlah Sekolah di Jateng mulai PTM, Ganjar segera bikin aturan seragam soal PTM.   /Humas Pemprov Jateng/Foto Humas Pemprov Jateng

PORTAL PEKALONGAN - Pembelajaran tatap muka (PTM) mulai dilaksanakan di Jateng. Pada pelaksanaan hari pertama PTM di Jateng pada Senin 30 Agustus 2021, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo langsung sidak ke sekolah-sekolah.

Tujuan Ganjar langsung sidak ke sekolah-sekolah untuk memastikan protokol kesehatan benar-benar dipatuhi di sekolah-sekolah yang menyelenggarakan pembelajaran tatap muka atau PTM.

Sambil gowes pagi, Ganjar keliling Kota Semarang untuk mengecek proses pelaksanaan PTM itu.

Beberapa sekolah yang dilewati dan dipantau, namun karena belum ada aktivitas karena masih pagi, Ganjar hanya melintas dan tidak berhenti.

Baca Juga: Ganjar Jadi Ketua Umum Persada.id, Pengelola Radio Daerah Diajak Terus Berinovasi

Saat tiba di depan SMPN 13 Kota Semarang, Ganjar melihat aktivitas siswa sudah mulai ramai. Ia pun berhenti dan masuk ke sekolah untuk melakukan pengecekan.

Ganjar dengan teliti melihat penerapan prokes saat pelaksanaan PTM di sekolah itu. Mulai dari siswa datang, dicek suhu, cuci tangan dan masuk ke dalam kelas. Saat melihat proses itu, Ganjar menemukan masih ada hal yang harus dievaluasi, yakni siswa berkerumun untuk cuci tangan.

"Ayo antre, jaga jarak ya. Jangan berkerumun. Pak yang seperti ini harus dievaluasi. Kalau bisa tempat cuci tangannya ditambah, jaraknya diatur ya," pinta Ganjar.

Tak hanya melihat di luar sekolah, Ganjar juga masuk ke dalam untuk mengecek kondisi kelas. Di dalam kelas, Ganjar senang karena penataan ruangan sudah dilakukan, dengan meja siswa berjarak dan diberi sekat-sekat dari plastik.

"Ini bagus, jaraknya jauh dan ada sekatnya," imbuhnya.

Baca Juga: Ganjar Bubarkan Konvoi Sepeda di Mranggena Demak Tidak Patuh Prokes

Ganjar meminta pihak sekolah memastikan betul pelaksanaan protokol kesehatan selama PTM. Tidak hanya di sekolah, tapi memastikan prokes dilakukan siswa sejak berangkat hingga pulang ke rumah.

"Anak-anak mesti dicek sejak awal, siapa yang ngantar dan pulangnya bagaimana. Saran saya yang mengantar adalah orang tuanya, sehingga bisa menjamin mereka sehat. Itu yang penting," ucapnya.

Dari sisi protokol kesehatan, Ganjar melihat persiapan sekolah sudah bagus. Hanya memang perbaikan saat anak-anak antre harus dilakukan.

"Anak-anak belum biasa mengantre. Jadi kalau mau cuci tangan, mereka berebut di wastafel sehingga terjadi potensi kontak. Maka saya minta dievaluasi, dibuatkan garis-garis dan diatur di setiap titik yang dipakai antre. Misalnya di tempat cuci tangan, masuk kelas dan lainnya," jelasnya.

Baca Juga: PPKM Level 3 Pemkot Pekalongan Siap Gelar Uji Coba PTM, Cek Waktunya dan Begini Ketentuannya

Dari sisi kelas, Ganjar melihat konsepnya sudah bagus. Ada jarak yang dibuat dan disekat menggunakan plastik. Jam pelajaran juga dibatasi dengan jumlah siswa yang hanya separuh.

"Polanya sudah bagus, tinggal evaluasi antrean saja untuk perbaikan," ucapnya.

Ganjar meminta semua sekolah yang menggelar PTM di Jateng benar-benar melaksanakan protokol kesehatan. Tidak boleh ada yang abai terkait hal itu karena ini menyangkut keselamatan siswa.

Sementara itu, Plt Kepala Sekolah SMPN 13 Semarang, Joko Winarno mengatakan, PTM di sekolahnya digelar dengan protokol kesehatan ketat. Siswa yang masuk dibatasi 50 persen dan jam belajar dibatasi hanya dua jam per hari.

Baca Juga: Yoyok Sukawi Minta Sekolah Jangan Buru-buru Gelar PTM, Guru dan Murid Belum Semua Vaksin  

"Setiap kelas itu maksimal 50 persen dari total rombongan belajar. Kalau satu rombel itu ada 32 siswa, maka yang masuk sekolah hanya 16 siswa, sisanya tetap belajar dari rumah," ucapnya.

Joko mengatakan, dalam sehari siswa hanya akan belajar 4 mata pelajaran dengan estimasi waktu maksimal 30 menit per mata pelajaran. Dalam seminggu, pihaknya akan menggelar PTM selama 4 hari.

Sidak dilakukan untuk memastikan protokol kesehatan di sekolah berjalan.

Sambil gowes pagi, Ganjar keliling Kota Semarang untuk mengecek proses pelaksanaan PTM itu. Beberapa sekolah yang dilewati dipantau, namun karena belum ada aktivitas karena masih pagi, Ganjar hanya melintas dan tidak berhenti.

Baca Juga: Banyak Sekolah di Jateng Ingin Gelar PTM, Ganjar Minta Jangan Sembarangan

Saat tiba di depan SMPN 13 Kota Semarang, Ganjar melihat aktivitas siswa sudah mulai ramai. Ia pun berhenti dan masuk ke sekolah untuk melakukan pengecekan.

Ganjar dengan teliti melihat penerapan prokes saat pelaksanaan PTM di sekolah itu. Mulai dari siswa datang, dicek suhu, cuci tangan dan masuk ke dalam kelas. Saat melihat proses itu, Ganjar menemukan masih ada hal yang harus dievaluasi, yakni siswa berkerumun untuk cuci tangan.

"Ayo antre, jaga jarak ya. Jangan berkerumun. Pak yang seperti ini harus dievaluasi. Kalau bisa tempat cuci tangannya ditambah, jaraknya diatur ya," pinta Ganjar.

Baca Juga: Sejumlah Daerah Masuk PPKM Level 3 dan 2, Ganjar Masih Belum Izinkan Jateng Gelar PTM

Tak hanya melihat di luar sekolah, Ganjar juga masuk ke dalam untuk mengecek kondisi kelas. Di dalam kelas, Ganjar senang karena penataan ruangan sudah dilakukan, dengan meja siswa berjarak dan diberi sekat-sekat dari plastik.

"Ini bagus, jaraknya jauh dan ada sekatnya," imbuhnya.

Ganjar meminta pihak sekolah memastikan betul pelaksanaan protokol kesehatan selama PTM. Tidak hanya di sekolah, tapi memastikan prokes dilakukan siswa sejak berangkat hingga pulang ke rumah.

"Anak-anak mesti dicek sejak awal, siapa yang ngantar dan pulangnya bagaimana. Saran saya yang mengantar adalah orang tuanya, sehingga bisa menjamin mereka sehat. Itu yang penting," ucapnya.

Baca Juga: Utamakan Keselamatan Peserta Didik, PTM di Kota Pekalongan Terancam Ditunda

Dari sisi protokol kesehatan, Ganjar melihat persiapan sekolah sudah bagus. Hanya memang perbaikan saat anak-anak antre harus dilakukan.

"Anak-anak belum biasa mengantre. Jadi kalau mau cuci tangan, mereka berebut di wastafel sehingga terjadi potensi kontak. Maka saya minta dievaluasi, dibuatkan garis-garis dan diatur di setiap titik yang dipakai antre. Misalnya di tempat cuci tangan, masuk kelas dan lainnya," jelasnya.

Dari sisi kelas, Ganjar melihat konsepnya sudah bagus. Ada jarak yang dibuat dan disekat menggunakan plastik. Jam pelajaran juga dibatasi dengan jumlah siswa yang hanya separuh.

"Polanya sudah bagus, tinggal evaluasi antrean saja untuk perbaikan," ucapnya.

Ganjar meminta semua sekolah yang menggelar PTM di Jateng benar-benar melaksanakan protokol kesehatan. Tidak boleh ada yang abai terkait hal itu karena ini menyangkut keselamatan siswa.

Sementara itu, Plt Kepala Sekolah SMPN 13 Semarang, Joko Winarno mengatakan, PTM di sekolahnya digelar dengan protokol kesehatan ketat. Siswa yang masuk dibatasi 50 persen dan jam belajar dibatasi hanya dua jam perhari.

Baca Juga: KPK Tangkap Tangan Terduga Korupsi Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari dan Suaminya

"Setiap kelas itu maksimal 50 persen dari total rombongan belajar. Kalai satu rombel itu ada 32 siswa, maka yang masuk sekolah hanya 16 siswa, sisanya tetap belajar dari rumah," ucapnya.

Joko mengatakan, dalam sehari siswa hanya akan belajar 4 mata pelajaran dengan estimasi waktu maksimal 30 menit per mata pelajaran. Dalam seminggu, pihaknya akan menggelar PTM selama 4 hati.***

Editor: Ali A

Sumber: Humas Pemprov Jateng

Tags

Terkini

Terpopuler