Istirahatkan Dirimu dari Kesibukan Duniawi, Prof Ahmad Rofiq: Manusia berencana Allah yang Menentukan

1 Oktober 2021, 08:45 WIB
Prof Ahmad Rofiq /Ali A/

PORTAL PEKALONGAN - Judul tulisan ini, kata Prof Ahmad Rofiq, dia ambil dari judul buku terjemahan dari Kitab At-Tanwīr fī Isqāth at-Tadbīr karangan Syeikh Ibnu ‘Athāillāh As-Sakandary (1260-1309 M) yang karya sangat terkenal dan dibaca di pesantren-pesantren di Indonesia, Kitab al-Hikam. 

Dalam judul buku, ada tambahan “Apa yang Telah Diatur Allah, Tak Perlu Kau Sibuk Ikut Campur”.

Buku yang ditahqiq oleh Muhammad Abdurrahman Asy-Syaghul ini diterjemahkan oleh Zulfahani Hasyim, Lc., dan diterbitkan oleh Turos Pustaka (Cet. I, Oktober 2021). Tetapi sudah beredar di bulan September.

Baca Juga: Sinopsis Film Man Of Tai Chi yang Akan Tayang Di GTV Malam Ini

"Bagi sebagian orang yang sangat menyadari akan arti kehidupan yang abadi, yang dapat dipastikan lebih baik dan lebih mulia, kehadiran buku tersebut menarik untuk ditelaah dan sekaligus diikuti dalam mengisi sisa-sisa umur, agar lebih berguna dan bernilai tambah dalam menambah bekal keimanan, ketaqwaan, dan keihsanan dalam prosesi persowanan agung menghadap Allah ‘Azza wa Jalla," tandas Prof Ahmad Rofiq.

Buku ini disusun dalam 21 Bab, dengan sistematika

1). Berserah diri dan tidak ikut mengatur (Tadbir);

2). Kepasrahan total;

3). Ragam Maqam Yakin;

4). Cara tidak ikut mengatur urusan Allah SWT;

5). Tidak ikut mengatur rencana Allah SWT adalah Hakikat Karamah;

6). Berserah diri pada KetetapanNya;

7). Jenis-jenis Pengaturan;

8). Maqam Asbāb dan Tajrīd;

Baca Juga: Jadwal Acara SCTV Hari Ini Jumat 1 Oktober 2021, Ada Dari Jendela SMP hingga Buku Harian Seorang Istri

9). Manusia berencana Allah yang Menentukan;

10). Pengaturan Rizki;

11). Rahasia di Balik Penciptaan Jin dan manusia;

12). Jaminan rizki Allah untuk Hamba-Nya;

13). Mengapa Penciptaan dan Rizki disebut bersamaan?;

14). Tugas memerintahkan keluarga untuk Shalat;

15). Allah bertanggung jawab menyediakan rizki bagi makhluk-Nya;

16). Sifat-sifat Rizki;

17). Hikmah di Balik Ikhtiar mencari rizki;

18). Ikhtiar sembari Tawakkal;

19). Ibrah dari Syeikh Abu al-Abbas al-Mursi;

20). Perumpamaan Orang yang Ikut mengatur Rencana Allah;

dan

21). Panggilan Allah kepada hamba-Nya. Buku ini diakhiri dengan biografi singkat Syeikh Ibnu ‘Athaillah As-Sakandari.

Baca Juga: Jadwal Acara RCTI Hari Ini Jumat 1 Oktober 2021, Ada Si Doel Anak Sekolahan hingga Tukang Ojek Pengkolan


Manusia diberi kesempatan hidup di dunia ini, diperintah oleh Allah untuk beribadah kepada-Nya (QS. Al-Anbiya’: 107).

"Dunia ini adalah tempat dan kesempatan untuk menabur benih, supaya bisa segera memanen," kata Prof Ahmad Rofiq.

Ada yang memanennya menunggu di akhirat, namun tidak sedikit Allah beri kesempatan memanen kala masih di dunia ini.

Seperti “man yarham yurham” artinya “Barang siapa menabur benih kasih sayang, maka ia akan segera memanen kasih sayang dari orang lain”.

"Sebaliknya barang siapa menabur angin, pasti ia akan menuai badai. Itulah Sunnatullah," kata Prof Ahmad Rofiq.

Apa yang kita rencanakan sebagai manusia, angankan atau cita-citakan, tidak selalu bisa terwujud dalam kenyataan. Allah menciptakan mati dan hidup memang untuk berkontestasi untuk menguji kita mana yang paling baik amalannya (QS. Al-Mulk: 2).

Di satu sisi Allah memerintahkan kita bekerja dan berusaha, karena tanpa kerja dan usaha, berarti kita tidak mau mengubah keadaan dan nasib diri kita, tentu Allah tidak akan merubah keadaan kita (QS. Ar-Ra’d: 11).

Baca Juga: Bek Kiri PSIS Semarang Pratama Arhan Perkuat Timnas Indonesia untuk Laga Internasional

Lalu apa maksud statemen Syeikh Ibnu ‘Athaillah As-Sakandari dalam kitab Al-Hikam: “istirahatkan dirimu dari kesibukan mengurusi dunia.

Urusan yang telah diatur oleh Allah tak perlu kau sibuk ikut campur” yang dalam Arabnya “arih nafsaka min at-tadbīr fa mā qama bihi ghairuka ‘anka lā taqum bihi li nafsika”?

"Tentu kita perlu cerdas menangkap pesan ini, dan jangan sampai salah," Jelas Prof Ahmad Rofiq.

Secara sederhana, seperti prolog Ayang Utriza Yakin, makna pesan “istirahatkan dirimu dari kesibukan mengurusi dunia” adalah “usaha dan pasrah” (As-Sakanadari, 2021: h. xvii).

Riwayat Siti ‘Aisyah ra mengatakan, bahwa Nabi saw bersabda: “Berangkatlah pagi-pagi untuk mencari rizki dan kebutuhan hidup, karena pergi pagi-pagi itu penuh dengan keberkahan dan keberhasilan” (Riwayat Ad-Dailami, 2080).

Baca Juga: Jadwal Acara GTV Hari ini Jumat 1 Oktober 2021, Ada Tom & Jerry, SpongeBob SquarePants, hingga Man of Tai Chi

Menurut Prof ahmad Rofiq, dengan kata lain, orang hidup di dunia ini jika ingin sukses, maka harus bekerja keras.

"Karena itulah, Rasulullah saw memerintahkan untuk berangkat pagi-pagi. Karena itu tanda kesungguhan bekerja. Namun demikian, usaha kita sebagai manusia jangan membuat kita stres, tertekan, khawatir, dan gelisah akan kehidupan yang kita jalani," ujar Prof ahmad Rofiq.

Di sinilah pentingnya sikap tawakkal, sikap pasrah kepada Allah setelah kita berusaha (QS. Ali ‘Imran: 159).

Sikap tawakkal atau pasrah ini yang membuat jiwa kita tenang dan terhindar dari stress, cemas, gelisah dan sedih manakala gagal (ibid., h. xx).

Baca Juga: Jadwal Acara Trans 7 Hari Ini Jumat 1 Oktober 2021, Ada Makan Receh, Opera Van Java, hingga Lapor Pak!

Tawakkal adalah instrument dan sikap penting pengendali stress dan sekaligus alarm menjaga kesombongan, keangkuhan, dan ketakabburan, yang oleh As-Sakandari disebut sebagai indikasi sikap syirik kepada Allah, karena telah mengagumi dan merasa hebat atas dirinya sendiri. Na’ûdzu biLlāh.

Allah mengingatkan, jangan pernah iri pada rizki orang lain, karena Allah telah membagi-bagi rahmat-Nya.

“Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan duniam dan kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebahagian yang lain beberapa derajat, agar sebahian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan” (QS. Az-Zukhruf: 32).

Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 3 Kelas 3 Halaman 171, 172: Pasangkanlah Jam dengan Waktu yang Sesuai!

"Rizki kita tidak bakalan ketukar. Yakinlah itu. Tetapi usaha atau ikhtiar tetap wajib kita lakukan, selebihnya pasrah dan tawakkallah kepada Allah," kata Prof Ahmad Rofiq.

“Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, maka Allah akan menjaminnya” atau “wa man yatawakkal ‘alā Allāhi fahuwa hasbuhu” (QS. Ath-Thalaq: 3). Allah a’lam bi sh-shawab.    

Baca Juga: Keadaaan Darurat Sudah Ditetapkan oleh Presiden Ekuador, Kendali Atas Sistem Penjara Telah Diambil Alih Penuh


Prof Dr Ahmad Rofiq MA adalah Guru Besar Hukum Islam Pascasarjana UIN Walisongo Semarang, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Tengah, Direktur LPPOM-MUI Jawa Tengah, Anggota Dewan Pakar Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Pusat, Anggota Dewan Penasehat Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) Pusat, dan Ketua DPS Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung (SA) Semarang.*** 

Editor: Ali A

Sumber: Prof Ahmad Rofiq

Tags

Terkini

Terpopuler